ಠಿ⁠_⁠ಠ Empat

240 37 0
                                    

✧༺••༻✧

Masih di hari yang sama, Junkyu kini ada di dapurnya, berpikir tentang kejadian tadi.

Pertemanan mereka yang mula-mula berjalan sangat baik, kini perlahan retak dan hancur, entah kenapa sifat mereka semua menjadi berbeda 180°, dari mulai Haruto yang awalnya sangat sayang kepada Mashiho, kini malah berbanding terbalik, ia malah acuh tak acuh dengan Mashiho.

Apalagi Jaehyuk yang juga ikut-ikutan menjadi anak yang sedikit cerewet dan sombong.

Junkyu yang sedang membuat makanan di dapur tiba-tiba terkejut dengan suara pecahan kaca dari luar balkonnya, sontak saja ia berlari kearah balkon dan melihat serpihan-serpihan kaca yang jatuh dari atas.

"Kenapa ya?" Junkyu kemudian menuju balkonnya, ia berlari ke ujung balkon, sembari menghindar dari pecahan kaca yang masih berjatuhan dari atas.

"Eih? Kaca balkon Jihoon pecah?" Ia kemudian melihat kebawah kakinya.

"Batu?" Terlintas dipikirannya, kalau batu ini lah yang memecahkan jendela balkon milik Jihoon. Junkyu kemudian mengambil batu tersebut sembari melihat-lihatnya.

"Iseng banget mecahin kaca orang? Jihoon punya musuh kah?" Junkyu kemudian melemparkan batu tersebut kebawah, niatnya membuang batu tersebut tapi malah menyangkut di lantai balkon yang 2 lantai di bawah samping kanannya, kamar Doyoung. Posisi apartemen ini membentuk huruf U dan kamar apartemen Junkyu ada di bagian tengah.

Ponselnya tiba-tiba berdering, sebuah telfon masuk dan memunculkan nama Jihoon.

"KELUAR!"

Hanya satu kata itu saja yang terucap oleh Jihoon dari seberang sana, Junkyu kemudian berjalan keluar dari kamar apartemennya.

CEKLEK!

BUGH!!

"NGAPAIN LO MECAHIN KACA BALKON GUE PAKEK BATU HAH?!!"

Tiba-tiba saja Jihoon menonjok wajah Junkyu, sesaat setelah ia membukakan pintu apartemennya.

"Apa-apaan sih ini?!" Junkyu kebingungan, kenapa malah dia yang di tuduh?.

"Gak usah pura-pura bego deh, gue lihat lo megang batu di balkon lo kan? Jangan kira gue nggak tau!"

Jihoon kemudian mencengkeram kerah baju Junkyu dan sedikit menaikkan tubuhnya.

"Bukan gue! Gue tadi tuh megang HP, terus tiba-tiba lo nelfon! Mata lo katarak kah?!" Junkyu menaikkan nada bicaranya.

"Gue nggak salah lihat, Kim Junkyu! Jelas-jelas lo megang batu, bukan HP! Udah deh nggak usah ngelak, emang lo punya dendam apa sama gue hah?!!" Jihoon tetap keras kepala, ia terus menuduh Junkyu yang memecahkan kaca balkonnya.

"Bukan gue ya bukan gue bangsat! Doyoung noh pelakunya!"

Entah kenapa tiba-tiba ia menyebut dan menuduh Doyoung sebagai pelakunya.

"Gue tadi ke balkon karena nge denger suara kaca pecah, dan pecahannya jatuh ke balkon gue, gue lihat ada batu juga di depan balkon kamarnya Doyoung!" Junkyu dengan paksa melepaskan cengkraman tangan Jihoon yang ada di kerah bajunya.

"Ayo kalau nggak percaya, ikut gue ke kamar Doyoung aja!" Junkyu kemudian berjalan ke arah lift, Jihoon mengekori Junkyu.

Wajahnya nampak bingung, dari atas balkonnya, ia melihat Junkyu yang tengah melihat-lihat batu yang dia bawa, namun kenapa Junkyu bilang ia tidak membawa batu, namun ponselnya, dan ia juga bilang bahwa Doyoung lah pelakunya, bukan Junkyu.

"DOY!"

TOK!

TOK!

TOK!

Junkyu mengetuk pintu kamar Doyoung dengan tidak sabaran, terdengar sahutan dari dalam, lantas pintu terbuka dan menampilkan Doyoung yang sepertinya sedang makan, terlihat dari mulutnya yang berusaha mengunyah dan menelan makanannya.

"Lho! Lho! Kemana Kak?" Doyoung terkejut, tatkala Junkyu tiba-tiba masuk ke kamar apartemennya dan berjalan cepat menuju balkon.

"Noh, lo liat! Batu itu di balkon kamar Doyoung!"

Junkyu menunjuk batu yang memang benar ada di atas lantai balkon kamar Doyoung, denagn segera Jihoon membuka pintu balkon dan mengambil batu tersebut.

"Jadi, lo yang mecahin kaca balkon gue pakai batu, Doy?" Tanya Jihoon sembari menatap Doyoung yang tidak tahu apa-apa.

"Lho? Kenapa nuduh gue? Emang kaca balkon Kak Jihoon pecah dari kapan? Nggak denger tuh suara kaca pecah!" Doyoung kemudian berjalan kearah balkonnya dan melihat balkon kamar Jihoon yang bisa terlihat jelas dari tempatnya berdiri.

Terlihat juga kaca balkonnya yang pecah dan berlubang dibagian tengah, ia menatap kedua temannya heran.

"Kok bisa-bisanya kalian nuduh gue?" Tanya Doyoung.

"Gue awalnya nuduh Junkyu, karena gue lihat dia bawa batu pas dia di balkon, tapi kata dia, dia lagi pegang HP, terus dia nuduh lo karena batu ini ada di balkon lo!" Jihoon menjelaskan semuanya, Doyoung nampak menatap Junkyu dengan tatapan tidak percaya.

"Lo kok nuduh gue, Kak? Gue lagi makan tadi, mana mungkin gue iseng banget mecahin kaca Kak Jihoon?!" Doyoung tidak terima dengan tuduhan yang tiba-tiba saja ia dapatkan.

"Tapi, Doy. Kalau dipikir-pikir lagi, Junkyu nggak mungkin ngelempar batu ini dari balkonnya, posisinya gak pas buat bisa ngelempar batu ke balkon gue, ya kalau bisa palingan cuman sampai di lantai balkon, nggak bisa sampai mecahin kaca gue!" Jihoon kembali berbicara dengan logikanya.

"Terus, gue gitu yang paling pas posisinya buat ngelempar kaca lo pakai batu gitu, hah?!"

Jihoon terdiam, ia ingin berkata iya, karena memang bisa saja Doyoung melempar batu ke arah kaca balkon Jihoon.

"Denger ya kak, gue punya dendam apa sama lo buat bisa ngelakuin hal gak jelas kayak itu? Dan lo kak Junkyu, bisa-bisanya lo nuduh gue tanpa bukti yang jelas, bukan karena ada batu di balkon gue, lo bisa nuduh gue seenaknya ya!" Doyoung meninggikan suaranya, ia benar-benar kesal karena di tuduh melakukan hal yang sebenarnya tidak ia lakukan.

"Ck, berhasil juga lo memanipulasi Kak Jihoon, ternyata sifat asli lo tuh ini, Kak? Haha!" Doyoung tertawa sebentar, kemudian diam sembari memandang Junkyu lekat.

"Kalian berdua mending pergi dari kamar gue!"

»»——⍟——««

Apartment ~ [Treasure]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang