3 - Tidak Ingin Melihatmu

871 123 0
                                    

Hitori no Yoru - Tomorrow x Together
00:00●━━━━━━━03:38
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Sudah beberapa minggu, Reki lebih banyak menghabiskan banyak waktu di rumah sampai-sampai membuat ibu dan adiknya terheran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa minggu, Reki lebih banyak menghabiskan banyak waktu di rumah sampai-sampai membuat ibu dan adiknya terheran. Padahal biasanya Reki selalu bersemangat dalam menekuni skeatboar, tapi sekarang benda kesayangan itu telah tergeletak dalam keadaan rusak. Sang Pemilik seakan enggan untuk memegangnya lagi.

“Kakak kapan kamu akan mengajariku bermain skeatboar?” tanya adik perempuan Reki.

“Belajar saja sendiri, aku sedang malas.” Lelaki itu tetap fokus menonton televisi yang menampilkan seorang pengrajin sepatu bola yang ternyata mantan atlet sepak bola.

Semakin Reki menyimak arah pembicaraan wartawan dengan lelaki itu, ia mulai paham jika seseorang yang tidak memiliki bakat akan kesulitan sekalipun tidak kalah bekerja keras. Kalaupun ingin bergelut di bidang yang sama, menjadi orang di balik layar adalah solusi terbaik. Seketika ia berpikir menjadi seorang pembuat skeatboar, ia membantu Langa membuat skeatboar tetapi sayangnya ia bahkan tidak ikut bertanding menggunakan skeatboar buatannya. Jujur saja, itu terlalu menyakitkan karena impiannya bukan hanya sekedar itu saja.

Karena bosan, Reki kembali ke kamar. Ia membaringkan tubuhnya di kasur sambil mengecek ponselnya yang sudah lama ia matikan. Ada banyak notifikasi pesan dari Miya juga Shadow. Namun, hanya satu pesan dari Langa yang sama sekali tidak ingin Reki buka.

Pesan Miya kebanyakan ajakan dan makian karena ia sudah tidak pernah datang ke Dunia S sedangkan pesan dari Shadow hanya memberitahu daftar orang-orang yang telah berhasil masuk babak kualifikasi kompetisi Dunia S—ada nama Langa juga.

Tidak ingin membuat Miya semakin marah, Reki membalas dengan alasan belajar karena sebentar lagi akan menghadapi ujian.

Semenjak hari itu Reki benar-benar serius dalam belajar, menjadikan belajar sebagai tameng untuk melupakan hobi dan juga Langa. Karena itu juga, ia punya alasan untuk tidak menatap wajah Langa, berbicara dengan Langa dan hal lainnya yang berhubungan dengan lelaki berambut baby blue itu.

Namun, sesuatu hal yang membuat Reki kesal adalah Langa sama sekali tidak terlihat merasa bersalah, lelaki dengan wajah datar itu sama sekali tidak mencoba memperbaiki hubungan ketika Reki marah. Persetan! Lagipula Reki juga sudah amat kecewa dengan Langa karena telah mengingkari janji.

Ia sudah menduga, bagi Langa ia bukanlah apa-apa sehingga mudah bagi lelaki itu melupakan janji yang diucapkan pada Reki.

Sementara itu Langa hanya menatap datar layar yang menampilkan pertandingan sengit antara Adam dan Cherry. Entah mengapa semakin lama Reki menjauh darinya, semakin membuat Langa kebingungan juga merasa sedih. Ia ingin segera berbaikan dengan Reki, tapi apa yang harus ia lakukan?

“Apa Cherry baik-baik saja?” komentar Miya ketika melihat posisi lelaki itu mulai terlihat oleng.

Dengan keyakinan penuh Joe berkata, “Tidak apa-apa, Cherry sudah mempersiapkan hal ini sedari lama. Sudah bertahun-tahun kami berusaha ingin melawan Adam. Lagipula aku yakin Adam tidak pernah serius ketika bertanding dengan kami,” jawab Joe. “Aku yakin, Adam masih memikirkan kami sehingga dia tidak pernah tertarik bertanding dengan kami. Mungkin takut menyakiti?” terka Joe di dalam hatinya.

Ketika semua orang masih tertarik dengan pertandingan, Langa sudah berkali-kali melihat layar ponsel. Pesan yang ia kirimkan tempo hari belum juga dibalas, bahkan dibaca saja tidak padahal ia dengan jelas melihat Miya saling berbalas pesan dengan Reki.

“Miya, apa Reki mengatakan sesuatu tentangku?” tanya Langa penasaran.

Miya menggeleng. “Tidak, Reki hanya membalas kalau dia saat ini sibuk belajar.”

“Ah ... benar, sebentar lagi akan ada ujian. Beberapa hari ini memang Reki terlihat serius dalam belajar.”

“Malas sekali dengan ujian, aku lebih suka bermain skeatboar daripada harus mengerjakan lembaran soal yang membosankan.” Miya meregangkan ototnya, merasa lelah memikirkan ujian. “Tapi, enaknya setelah ujian selesai. Waktu libur sekolah benar-benar surga bagi pelajar.”

Setelah ujian dan liburan sekolah. Seketika Langa terdiam, ia merasa seperti melupakan sesuatu, tapi apa?

Fokus kembali pada pertandingan Adam dan Cherry—mereka mengira Adam benar-benar akan kalah dari Cherry karena tidak kunjung juga memberikan perlawanan atau bahkan berusaha keras melajukan kecepatannya, bahkan ketika di lintasan turunan—tidak menggunakan teknik yang selalu membuat lawannya kewalahan.

Namun, tanpa diduga setelah lama saling melepaskan emosi dengan Cherry, lelaki yang selalu berkata suka menari itu mempercepat lajunya di jalanan lurus. Tidak ada yang pernah menduga bahwa teknik Adam bisa dilakukan di jalanan lurus. Karena tindakan Adam yang tiba-tiba membuat Cherry limbung, parahnya Adam menabraknya papan skeatboar nya langsung mengenai wajah Cherry sehingga lelaki berambut panjang itu jatuh terguling tidak sadarkan diri.

Semua orang terkejut. Tidak terkecuali dengan Joe yang benar-benar tidak habis pikir, Adam tega menyakiti Cherry seakan lupa dengan hal-hal yang pernah mereka bertiga lalui bersama. Kini Adam benar-benar bukanlah orang yang sama. Ya, seharusnya Joe sadar sudah sedari lama Adam berubah semenjak gila akan skeatboar.

Cherry dilarikan ke rumah sakit. Pertandingan berhenti, dan akan dilanjutkan esok.

“Lelaki itu benar-benar gila,” komentar Shadow mengingat ketika Adam dengan sengaja ingin membuat Cherry terluka. Ia masih menyetir dengan kecepatan cepat membawa Cherry yang tidak sadarkan diri di pangkuan Joe.

Miya yang duduk di bangku samping dekat Shadow terus-terusan menunjuk-nunjuk jalan agar Shadow mempercepat mobilnya.

Sedangkan Langa masih memperhatikan Cherry yang tampak terluka parah. Itu mengingatkannya pada Reki. Seketika ia ingat apa yang dikatakan Reki di bawah guyuran hujan-perkataan Reki yang belum usai diucapkan. Kini Langa sadar, Reki melarangnya bertanding dengan Adam bukan tanpa sebab melainkan mengkhawatirkannya.

Mengapa?

Mengapa ia baru menyadarinya?

Menyadari bahwa sebetulnya Reki benar-benar peduli padanya. Lelaki itu benar, Langa tidaklah mengerti. Tidak pernah mempunyai teman sebelumnya membuat ia pasif dalam bersikap dengan Reki. Selalu, dan selalu Reki yang menjadi orang pertama berinisiatif melakukan sesuatu padanya. Tapi di saat Reki terlihat memiiliki masalah, bahkan Langa membiarkannya.

Setelah tiba di rumah sakit, Cherry segera mendapat penanganan intensif. Mereka yang mengantar duduk di ruang tunggu. Tiba-tiba Langa mendekati Miya. “Bisakah aku meminjam ponselmu untuk menghubungi Reki?”

Tanpa penolakan, anak lelaki itu menyerahkannya.

Benar saja, jika menggunakan ponsel Miya lelaki berambut merah itu menjawab telpon.

[Iya Miya, ini denganku.”]

“Reki,” panggil Langa pelan.

Tahu jika suara itu bukanlah milik Miya melainkan Langa, Reki berniat untuk menutup telpon tetapi dengan cepat Langa kembali berucap, “Reki tunggu! Aku hanya ingin memberitahu jika Cherry masuk rumah sakit.”

[“Kenapa Cherry masuk rumah sakit?”] tanya Reki khawatir bahkan melupakan niatnya untuk menutup telpon.

“Cherry terluka karena bertanding dengan Adam.”

Hening kembali, tidak ada jawaban dari Reki membuat Langa kembali berkata, “Reki, aku minta maaf. Apa kamu masih marah denganku?”

Lama terdiam, Langa pikir Reki sudah menutup sambungan telpon. Namun, saat memeriksanya telpon mereka masih tersambung.

[Aku tidak ingin berbicara dengamu lagi. Aku tidak ingin melihatmu, Langa.”]

Sambungan telpon diputuskan oleh Reki. Ucapan Reki di balik telpon dengan suara lirih tentu membuat Langa diam mematung. Reki benar-benar marah padanya. Apa hubungan pertemanan mereka kini berakhir?

***

To Be Continued

With Or Without | ReNga ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang