12 - Selalu Menunggu

464 87 0
                                    

Anti Romantic - Tomorrow x Together
00:00●━━━━━━━03:35
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Anti Romantic - Tomorrow x Together00:00●━━━━━━━03:35⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reki telah mempersiapkan beberapa pakaian ke dalam tas. Ada juga lotion, kipas elektrik kecil dan juga beberapa obat-obatan, tidak lupa juga ia membawa papan skeatboar. Liburan kali ini hanya mereka berdua—Reki tersenyum membayangkannya; berharap perjalanan liburan mereka berjalan lancar juga tidak ada kecanggungan.

Ibu yang sedang memotong buah semangka, memandang Reki dengan teliti. “Tidak biasanya, kamu pergi serapi ini—bahkan kamu sangat wangi, memakai parfum seberapa banyak?” tanya wanita tersebut membuat wajah Reki memerah karena malu, ia bahkan baru menyadari jika parfum yang dipakai cukup banyak sehingga aromanya sangat menyengat.

“Pasti berlibur dengan kekasih, Ibu kakak ingin sepertingan ingin latihan berbulan madu,” celetuk Sang Adik.

Refleks Reki hampir saja akan melemparkan kipas elektri yang dipegangnya kepada adiknya, beruntung ia masih bisa mengendalikan diri sehingga kipas tersebut tidak melayang bebas membentur kepala anak perempuan itu.

“Sudah ... sudah ... jangan ganggu kakakmu.” Ibu kemudian memasukkan beberapa potong buah semangka ke dalam kotak makan lalu memberikannya pada Reki. “Bawa sebagian untuk dinikmati di perjalana, kamu hati-hati.”

Reki mengangguk, bersemangat mengambil kotak makan itu. Ia pamit pergi setelah persiapan selesai; tidak lupa juga untuk menghubungi Langa—bertemu di tempat yang mereka janjikan kemarin. Ia berdiri di sisi jalanan sambil memandangi satu dua mobil yang lewat. Sambil memandangi jam tangan yang melingkar  di pergelangan tangannya, Reki terus mengirim pesan pada Langa karena lelaki itu tidak kunjung juga membaca pesannya. Apa dia masih tidur? Tapi hari ini sudah siang.

Reki mulai gelisah dan kemudian mencoba menelpon Langa, tapi sayangnya tidak diangkat.

“Menyebalkan! Apa dia lupa?!” gerutunya tapi kemudian dengan sabar masih berdiri melawwn rasa pegal.

Beberapa detik kemudian sebuah pesan muncul; dari Langa berisi; Kamu lebih dulu ke pelabuhan, aku akan menyusul. Maaf, sepertinya aku agak terlambat.

“Cih! Pasti dia baru bangun tidur.”

Reki pun pergi ke pelabuhan untuk memesan dua tiket; untuknya dan juga Reki—waktu keberangkatan masih cukup lama sehingga Reki duduk di kursi yang tersedia; ia duduk di samping seorang anak kecil yang bersama dengan ibunya. Anak itu tersenyum pada Reki dan memberikan dua buah permen. “Untuk Kakak.”

“Terima kasih. Kamu makan semangka? Aku bawa beberapa potong.”

Anak lelaki itu mengangguk dengan semangat. “Aku mau! Aku suka semangka.” Dia menerima semangka yang diberikan oleh Reki, memakannya sangat lapar sampai-sampai membuat Reki tersenyum senang begitu pun dengan ibunya yang berada di samping.

With Or Without | ReNga ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang