25 - Final yang Sesungguhnya

609 61 14
                                    

Somebody To You - The Vamps feat Demi Lovato
00:00●━━━━━━━03:06
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Langit biru yang cerah dengan gumpalan-gumpalan awan, ditambah beberapa burung yang terbang tinggi secara berkelompok, deburan ombak yang cukup tenang semakin membuat nostalgia melihat suasana hari ini di Okinawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit biru yang cerah dengan gumpalan-gumpalan awan, ditambah beberapa burung yang terbang tinggi secara berkelompok, deburan ombak yang cukup tenang semakin membuat nostalgia melihat suasana hari ini di Okinawa. Sudah cukup lama ia tidak kembali tetapi kampung halamannya tidak banyak berubah—tetap indah seperti terakhir kali ia pergi. Reki menghirup udara yang sangat segar dibandingkan udara di perkotaan yang cukup membuat sesak beberapa waktu.

Kedua mata Alex bersinar, ia bersemangat untuk meraih air laut dan merasakan dinginnya. Beberapa kali memercikan air pada Reki sehingga membuat lelaki itu mundur dan melindungi wajahnya dari terpaan air laut yang asin.

“Hei! Hentikan, bajuku jadi basah.”

Namun, Alex sama sekali tidak niat untuk berhenti justru ia tertawa kegirangan melihat Reki yang sudah basah kuyup. Jadi, mereka berjemur terlebih dahulu sambil menikmati pantai yang indah—banyak pengunjung yang bermain; dari mulai turis lokal sampai turis asing.

Setelah dirasa baju telah kering, mereka berjalan bersama. Ketika melewati sebuah taman yang pernah dijadikan sebagai tempat latihan bagi Reki dan Langa saat masa SMA—Reki tanpa sadar menghentikan langkahnya—memandangi tempat itu, ditto, seperti baru kemarin ia dan Langa bermain skeatboar sambil tertawa bersama, baru kemarin di tengah hujan ia menyatakan perasaan pada Langa dan dibalas lelaki itu, baru kemarin mereka membicarakan tentang masa depan—di mana Reki mendorong Langa untuk menjauh dan mereka berpisah tanpa berpamitan. Moment itu seketika terlintas dengan cepat dalam benaknya.

“Ada apa? Apa kamu melupakan sesuatu?” tanya Alex.

“Tidak ada, ayo kita harus cepat pulang sebelum ibuku marah—dia sudah memberiku banyak pesan.” Reki meraih tangan Alex sehingga mereka berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Ketika sampai di rumah keluarga Reki, ibu dan juga adik-adik Reki yang sudah beranjak remaja menyambut mereka dengan senang—tangisan pecah saat ibu Reki memeluk putra yang telah lama tidak pulang itu; rasa rindu yang membebani mulai perlahan runtuh tergantikan dengan rasa syukur akan kebahagian bahwa putranya tampak sehat dan telah tumbuh dewasa.

“Kami merindukanmu.”

Reki menganguk sebagai balasan dan memeluk erat tubuh ibunya. Barulah setelah itu ia memperkenalkan Alex yang berdiri di sampingnya. “Ini Alex, dia temanku di Amerika. Datang ke sini untuk liburan jadi aku mengajaknya untuk tinggal beberapa hari di rumah, apakah boleh?”

“Tentu saja boleh.”

Keluarga Reki menyamput Alex dan mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah—menunjukkan kamar yang akan ditempati, kamar tamu berada di samping kamar milik Reki yang masih ada dan terawat dengan baik, bahkan barang-barang koleksi Reki masih tersimpan baik; ada beberapa roda skeatboar berbagai jenis bahan, ada juga papan-papan skeatboar dengan corak beragam, poster dan stiker yang banyak terpasang di dinding dan juga beberapa barang.

With Or Without | ReNga ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang