1

191 3 0
                                    

Entah botol soju keberapa yang ku habiskan.
Malam ini cuaca dingin pun tak terasa, bahkan kepalaku rasanya ingin pecah. Entah harus pertengkaran yang keberapa kali lagi dan rasa sakit yang terus menjalar keseluruh tubuhku.

Semangat untuk hari esok pun mungkin sudah redup. Aku mencoba membuka mataku perlahan merasa ada sebuah tangan yang menepuk bahuku berkali kali.

"Ehhmmmm"dengan suara yang masih serak aku mencoba membuka mataku.
"Nuna, sadarlah . Kau mabuk?"tegur seorang pria yang memiliki gigi kelinci.
"Ahh, ani. Aku tidak mabuk. Antarkan aku pulang"pintaku dengan nada yang tak beraturan .

Aku pun bangkit dari dudukku dan langsung meraih tangan pria yang tak ku ketahui siapapun dia.

"Astaga berat sekali wanita ini, dia meminta pulang tapi harus ku bawa kemana. Apa harus ku bawa ke apartemen ku saja"monolog ku dengan membawa wanita yang ditemui di dalam keadaan yang tidak baik.

Diperjalanan Jungkook hanya mendengar racauan dari seorang wanita yang ia temui. Terdengar dari ucapannya wanita itu tengah bertengkar hebat dengan kekasihnya dan beberapa kali dia merintih kesakitan di bagian tubuhnya .

"Ahhhh, ini sakit Minhyuk"racaunya membuat Jungkook lagi lagi terkesiap menatap dengan iba.

Sesampainya diapartemen, Jungkook menidurkan wanita itu dikasurnya dan ia memilih pergi keruang tamu untuk tidur disofa.

*

"Eegghhhhh". Kepalaku terasa sakit dan kini aku merasakan keanehan. Ku raba seluruh tubuhku dan untung lah pakaianku masih utuh.
Aku mencoba bangkit dari tidurku. Sambil memijit pelan pelipisku.
"Dimana aku ini?" Monologku.

Hingga tak lama pintu kamarku terbuka menampakkan sosok pria berpostur tegap dan pada lengan tangannya terdapat tato.

"Wahhh, nunna sudah sadar. Makan lah sup ini, aku sengaja membuatkan untuk nunna"tawarnya dengan menunjukkan gigi kelincinyaa.

"Ahh ne terimakasih. Maaf aku merepotkanmu"jawabku
"Tak apa nunna , hanya saja lain kali kau jangan mabuk dipinggir jalan. Banyak lelaki yang memanfaat keadaan jika nunna bertemu orang yang salah"nasihatnyaa

"Jinjja? Kau menemukanku dipinggir jalan"
"Nee, nunna begitu mengenaskan. Boleh aku tau siapa namamu nunna?"
"Ahh, perkenalkan aku Kim Eunha. Kau bisa memanggilku Eunha saja"
"Aku Jeon Jungkook. Kau bisa memanggilku Jungkook. Dan sepertinya usiamu diatas ku nunna"
"Maaf Jungkook aku merepotkanmu. Dan sekali lagi terimakasih"

Saat Eunha sedang menghabiskan sarapannya , Jungkook melihat ada beberapa luka lebam dibagian kaki dan tangannya.

"Nunna, gwechana?"
"Nee, memang kenapa?"
"Tangan dan kakimu lebam tapi kau masih bilang kau tidak apa apa"

Eunha pun mengingat kejadian semalam dimana kekasihnya dengan sadar menyiksa Eunha.
Entah benda apa yang telah membentur dikepala hingga Eunha enggan meninggal kekasihnya yang jelas sudah berkali kali menyiksanya.

"Nunna, kau melamun? . Habiskan dulu supmu dan bergegas mandi"perintah Jungkook
"Ahh, sebaiknya setelah ini aku harus pulang saja Kook"sahut Eunha
"Baiklah nanti akan ku antar. Dan bisakah aku meminta nomor ponsel nunna?"
"Berikan ponselmu". Ku tekan tombol diponselnya dan menyimpan kontakku dengan nama "Eunha nunna"

30 menit kemudian kami sudah berada dalam mobil milik Jungkook yang tadi bersikeras untuk mengantarku. Aku hanya merasa tak enak jika terlalu merepotkan orang lain yang jelas jelas aku tak mengenalnya.

Jungkook pun memutar speaker musik yang ada didepanku untuk menghilangkan keheningan diantara kami dan sesekali bersenandung.
Disepanjang perjalanan aku hanya melihat keluar dan aku kini menangkap sosok yang tak asing dimataku bersama dengan seorang wanita, yaa dia Choi Minhyuk. Kekasihku yang semalam dengan tega memukul dan menendangku.

Sajangnim!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang