15

17 1 0
                                    

Semua hancur berantakan, apa yang ada didepan mata membuat wanita yang tengah mengandung ini ingin sekali menjerit meluapkan amarah yang membuncah. Ini bukan perihal tentang sakit hati tapi ini masalah perihal sudah keberapa kali ia disakiti.

Dua insan di seberang sana hanya terperangah tak percaya melihat kedatangan seorang wanita dengan perut besarnya menjatuhkan sesuatu yang ia bawa didepan pintu. Salah satu diantaranya menatap iba melihat si wanita sudah berlinang air mata.

Dengan sekejap pria itu menghampiri wanitanya yang sudah menangis tanpa ada suara sedikitpun.

"Eun, ku mohon percaya padaku. Kau hanya salah paham"Min Yoongi menggoyang-goyangkan pundak Eunha yang masih diam dengan berlinang air mata.

"Sungguh, apa yang kau lihat tak seperti yang kau kira ini semua salah paham"

Kim Eunha wanita yang sudah merasa tak ingin sakit hati terlalu dalam, ia segera berbalik badan meninggalkan dua insan yang masih saling terpaku.

"Yoon"ucap gadis bermata coklat dibelakang sana.

"Diam atau ku batalkan semua kontak kita. Ini semua kesalahanmu yang seenaknya saja"bentak Yoongi

Ya dia Park Hana. Wanita yang tengah asik duduk dipangkuan Min Yoongi saat Eunha datang untuk mengantar makan siangnya.

Min Yoongi terlihat frustasi dan memilih untuk mencari Eunha. Para staff dan karyawan merasakan keanehan pada bosnya yang terlihat begitu kacau.

"Hyung, kau kenapa?"tanya Jimin yang baru saja keluar dari ruangan Kim Seokjin

"Bantu aku cari Eunha"ucap Yoongi sambil memijit pelipisnya

"Ada masalah lagi?"

"Sepertinya Jim. Aku tak yakin ini akan baik untuk kedepannya"

"Ku bantu kau dulu hyung. Aku pasti menemukannya."sahut Jimin dan berlalu meninggalkan Yoongi yang masih kelimpungan mencari Eunha.

.
.
.

Tangisannya semakin menjadi-jadi begitupun denga rasa sakit diperutnya yang sudah hampir ia pukuli entah keberapa kali.
Eunha sudah putus asa dengan kehidupan yang ia alami. Bahkan lebih baik mati daripada harus menanggung kesakitan terus-menerus.

"Kau ambil semua milikku, kau jatuhkan aku. Permainan takdir macam apa seperti ini. Kenapa tidak kau ambil saja diriku saat ini" tangisan Eunha pecah pada kalimat terakhir.

Jimn yang dari tadi hanya memperhatikan langsung berlari memeluk Eunha dari belakang. Karna jika ia telat dalam hitungan detik mungkin Eunha sudah jatuh kebawah sana dan tak menjamin keselamatannya.

"Jangan menangis Eun. Apa yang kau rasakan curahkan semua kepadaku"bisik Jimin ditelinga Eunha.

"Kau tau Jim? Bahkan aku sudah muak dengan kehidupanku yang dipermainkan oleh takdir terus-menerus. Aku lelah Jim jika harus seperti ini sendiri"

"Berbagilah denganku"rayu Jimin sambil berjalan mundur membawa Eunha menjauh dari ketinggian hampir 50 meter itu.

Jimin membalikkan tubuh Eunha agar bisa menghadap dirinya. Wajah Eunha amat sangat kacau, matanya yang sembab dan bibirnya yang bergetar.

"Jangan menangis seperti ini Eun, kau tak sendirian. Ada aku, Hoseok, Jin hyung bahkan Taehyung masih ingin bersamamu"ucap Jimin lembut.

"Mau sampai kapan Jim? Apa aku tak berhak bahagia?"

"Ceritakan apa masalah mu hari ini"rayu Jimin lagi yang kini sudah memeluk dan mengusap lembut rambut Eunha.

"Aku melihat Yoongi dengan seorang wanita sedang bermesraan saat aku akan mengantarkan makan siangnya. Bahkan semalaman wanita itu terus menghubungi Yoongi sampai kupingku mau pecah" tutur Eunha

Sajangnim!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang