6

21 1 0
                                    

"Aku pulang"suaraku menggema didalam apartemenku. Yah meskipun tidak ada siapapun. Aku hanya tak ingin terlalu merasa sepi.
Dan jangan lupakan Taehyung, ia ikut pulang keapartemenku. Hal ini sudah biasa, bahkan dulu Hoseok sering menginap diapartemenku. Aku dan Hoseok memang sudah terbiasa hidup mandiri sejak duduk dibangku SMA.

"Kau mau makan apa Eun?"
"Sebaiknya kau juga istirahat Tae, kau pasti lelah setelah seharian beraktivitas. Biar aku membersihkan diri setelah itu kita akan makan bersama"sahutku serasa memasuki kamar mandi .

Astaga Eun, ada apa dengan detak jantungmu yang tak beraturan. Bahkan ini tak pernah terjadi sebelumnya saat bersama dengan Taehyung.

Apa sebaiknya aku menerima cintanya saja? Tapi bagaimana aku mengungkapkannya?. Batin Eunha.
.

.

Tak ada percakapan diantara kami hanya sesekali suara dentingan sendok dan garpu yang beradu diatas piring masing-masing.
Rasa canggung mulai merasuki diriku karna tak seperti biasanya ia setakut ini hanya karna tak diberi kabar oleh Taehyung.

"Eun, apakah sajangnim bertindak kasar padamu?"
"Mengapa kau menanyakan hal seperti itu?"tanya Eunha yang sudah menyelesaikan makam malamnya.
"Kau tak seperti biasanya. Tiba-tiba kau menangis dan memelukku begitu erat. Apa pekerjaan ini sungguh membebanimu?"
"Ani, dia hanya dingin dan menyebalkan. Dan soal memelukmu sepertinya memang aku sangat lelah Tae"sahut Eunha.

"Ku kira karna kau merindukanku"ejek Taehyung dengan mengangguk-anggukan kepalanya.

Ada perasaan mengganjal saat Taehyung mengatakan seperti itu. Karna pada kenyataannya memang Eunha merindukan Taehyung.

"Tae sebaiknya kita tidur ini sudah tengah malam. Besok aku harus berangkat pagi"ajak Eunha
"Kajja."sahut Taehyung.

Eitttsss, tenang. Meskipun tidur dalam satu ranjang kami masih tau batasan.

Tak menunggu lama Eunha sudah terlelap dalam mimpinya, sedangkan Taehyung masih belum sepenuhnya tertidur. Dan beberapa kali mencoba memejamkan matanya tapi tidak bisa.

"Eun, kau tau. Aku sangat menyayangimu, aku takut kau dimiliki orang lain. Bahkan aku ingin memilikimu seutuhnya Eun. Tapi bagaimana bisa, aku hanya tidak ingin merusak persahabatan ini"monolog Taehyung sambil mengusap lembut helaian rambut Eunha.

Dan tanpa disadari Eunha tak sengaja terbangun dan mendengar semua ucapan Taehyung. Tiba-tiba air matanya lolos begitu saja. Karna Eunha pun sama kali ini ia benar-benar menyayangi Taehyung lebih dari teman.

Tak banyak pergerakan dari Eunha hingga tangan kekar milik Taehyung memeluk tubuh Eunha dalam diam.

.
.
.
Sinar matahari mengusik dalam lelap tidurku, aku menyadari sosok pria yang masih memelukku erat sejak semalam. Ku perhatikan wajahnya yang begitu tenang dan damai. Ku usap perlahan pipinya dengan penuh kelembutan.

"Bagaimana bisa aku menyayangi makhluk sepertimu hm"gumam Eunha.

Tangan Eunha terhenti mengusap wajah pria dihadapannya saat tangan kekar Taehyung menghentikannya .

"Coba ulangi kalimatmu"pinta pria bermarga Kim dihadapannya
"Apa? Apa tadi aku baru saja mengatakan sesuatu"wajah Eunha memanas. Merutuki diri sendiri betapa bodohnya sudah lancang berbicara seperti tadi.

"Kita saling mencintai, tapi kenapa berat sekali jika semua harus berubah bukan hanya sekedar persahabatan Eun"racau Taehyung yang justru mengeratkan pelukannya.

Entah dorongan dari mana, kali ini Eunha memberanikan diri untuk bersandar manja didada bidang milik Taehyung.
Bahkan ia sekarang mampu merasakan detak jantung pria dihadapannya begitu tenang berbalik dengan dirinya saat ini. Atau bahkan sejak semalam.

Sajangnim!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang