4

34 1 0
                                    

2 hari ini Eunha dijemput oleh Taehyung, setelah ia tau bahwa Eunha mengalami hal yang membuat wanita itu menjadi sedikit pendiam.
Hoseok dan Jimin pun tau masalah itu. Hingga kedua sahabatnya ini pun ikut pasang badan jika terjadi sesuatu lagi pada Eunha.

"Eun, kau sudah sarapan?"
Eunha hanya membalas dengan anggukan sebagai jawaban.
"Jangan takut ada aku disini, bahkan kau sangat aman bersamaku"
"Tapi Tae, aku kotor. Tubuhku sudah disentuh oleh lelaki yang tidak aku inginkan"jelas Eunha dengan air mata yang tertahan.
"Stttt, takan terjadi lagi yang seperti ini Eun. Percayakan semua padaku"ucap Taehyung dan kemudian merengkuh tubuh Eunha.
Dan mereka disadarkan oleh beberapa pasang mata yang menatapnya dikantin kantor.

"Ayo makanlah apa yang sudah ku beli. Apa perlu kusuapi?"tawar Taehyung.
"Aku bisa sendiri Tae"dan akhirnya Eunha bisa menunjukan senyum manisnya lagi.
"Kau tau Eun, aku hampir mati berdebat dengan Jimin manusia pendek itu"
"Karna? Jangan bilang kalian berebut secangkir avocado latte"
"Kau tau Eun, pertengkaran kami terjadi hanya karna sebuah minuman itu kan"
"Kau aneh"ujar Eunha
"Tak apa, tapi kau suka bukan?"goda Taehyung sambil mengedipkan sebelah matanya .

"Eun, kau diminta untuk segera keruangan Sajangnim"suara berat Seokjin membuat kami berdua kompak menatapnya.
"Cepatlah Eun, aku tak ingin ia memarahimu karna terlambat"ujar Seokjin lagi.

Eunha bergegas menyusuri koridor menuju ruangan dipojok sana.
Ketukan pintu membuat seseorang terkejut dari dalam sana.

"Masuk"
"Apa yang Sajangnim butuhkan? Bukankah meeting akan berlangsung 1 jam lagi. Dan berkas sudah kuserahkan semua"

Tanpa menjawab, Min Yoongi memberikan sebuah papper bag.
"Pakai dan nanti ikut denganku"ucap Min Yoongi dengan wajah datarnya .
"Tapi kemana Sajangnim? Bukankah kau menyuruhku untuk menyelesaikan grafik hasil kenaikan dari klien kita"jelas Eunha
"Aku tak suka penolakan"

"Ku tunggu 15menit lagi"

Dengan cepat Eunha mengambil paper bag yang ada dihadapannya kemudian keluar meninggalkan manusia es itu.

15 menit kemudian.

"Aku sudah siap Sajangnim"

Merasa dituju, Min Yoongi segera menatap manik hazel berwarna cokelat milik wanita dihadapannya.

"Sial! Dia begitu sangat cantik dan .. sexy"batinnya menyeruak.

"Sa-sajangnim"panggil Eunha lagi
"Ahh, kau bawa tasku ini."perintah Yoongi kemudian berlalu mendahului Eunha.

Didalam mobil hanya ada Eunha , Seokjin dan Yoongi. Dan jangan lupakan wanita yang kini hanya terdiam tak tahu akan dibawa kemana. Sesekali Eunha melirik kearah jalanan dan memperhatikan bosnya yang tengah fokus pada layar datar dihadapannya.

"Hyung, bagaimana bisa kita mengalami penurunan pada saham diQatar?"seru Yoongi
"Sudah ku katakan, kita harus bekerja sama dengan Kim Namjoon. Karna ia begitu pandai mengambil hati para investor"jawab Seokjin yang masih terus mengemudi.

Apa? Kim Namjoon? Bukankah itu Oppaku?. Atau ada Kim Namjoon lain. Eunha masih terdiam memikirkan ucapan Seokjin.

"Apakah harus ku majukan jadwal pertemuan dengannya?"gumam Min Yoongi yang masih sempat terdengar oleh Eunha.
"Sebaiknya kau cepat bertindak, sebelum sahammu dialihkan oleh yang lain"jelas Seokjin lagi.
.
Tak lama mobil berhenti didepan sebuah gedung bernuansa putih dan biru laut.
Kami segera memasuki gedung dengan langkah yang cukup cepat. Hingga beberapa kali Eunha sedikit ketinggalan dan disadari oleh Min Yoongi.

"Ayo"ajak Min Yoongi sambil mengulurkan tangannya. Dengan raut masih terkejut Eunha hanya menerima uluran tangan dari atasannya.

"Astaga Eun, apakah aku salah membelikan ukuran baju untukmu?"ucap Min Yoongi disela langkahnya.
"Maaf Sajangnim, apakah ini tak pantas untukku? Ini pas hanya saja mungkin kau sedikit salah untuk atasan pakaian ini"
Eunha menyadari Min Yoongi mengerutkan keningnya.
"Maaf sajangnim . Aku terbiasa memakai ukuran 38B. Mungkin ini sedikit kekecilan dan sedikit agak sesak"jelas Eunha tanpa ragu.

Sajangnim!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang