Episode 3

25 20 48
                                    

Aku berjalan menaiki tangga. Berdesak-desakan dengan para siswa lainnya. Ditengah hingar-bingar suara siswa, ada seseorang yang memanggilku.

"Audey!" Aku mengenal suaranya, lantas menoleh.

"Kamu kok baru datang? Dari tadi aku tunggu," ucap perempuan itu. Namanya Larcy, orangnya ceria. Bahkan hampir tak pernah cemberut.

Aku tersenyum membalas ucapan Larcy, sahabatku. "Jalanan tadi pagi bagaikan lautan manusia di dalam kapal. Macet. Pengap," keluhku.

"Untung aku pergi lebih pagi tadi. Papa ada meeting pagi-pagi sekali, jadi aku ikutan pergi pagi." Larcy membalas ucapanku. Sesekali ia menyapa dan disapa oleh orang-orang yang dia kenal.

Kuceritakan sedikit tentang Larcy. Dia adalah perempuan remaja yang paling ceria yang pernah kutemui. Dia terkenal ramah dan baik. Selain itu, dia juga termasuk pintar di kelas. Dia peringkat satu. Pelajaran kesukaannya adalah pelajaran bahasa. Semua bahasa.

Dia jarang menceritakan tentang keluarganya. Intinya, keluarganya sangat harmonis, sampai-sampai tak ada hal yang harus diceritakan. Begitulah sedikit tentang sahabatku yang satu ini.

"Ken sudah datang?" tanyaku di lorong kelas.

Larcy menggeleng. "Sejak kapan Ken datang cepat? Paling setengah jam dari bel, dia baru datang." Larcy sudah paling tahu sifat sahabat kami yang satu lagi.

Aku hanya tertawa kecil mendengar ucapan Larcy.

Kami sudah sampai di depan kelas, menuju bangku masing-masing.

"Kalian dari mana?" Suara itu tiba-tiba muncul dari belakang bangku kami.

Spontan kami menoleh ke belakang. Terlihat seorang lelaki menatap kami dengan wajah datarnya.

"Ken? Kamu sejak kapan disitu?" tanya Larcy.

"Emm... " Ken tampak berpikir. "Sejak... Sejak kalian disini, hehe," lanjutnya.

Aku mengerutkan dahi. "Tumben kamu jam segini sudah sampai di sekolah, Ken? Biasanya tidak." Giliran aku yang bertanya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin datang lebih cepat. Entah kenapa hari ini aku merasa aneh," ujar Ken sembari membetulkan duduknya.

"Aneh apanya?" tanyaku bingung.

"Entahlah. Aku juga tidak tahu. Seperti ada yang berbeda, aku tidak tahu." Ken menjelaskan dengan wajah yang meyakinkan.

"Mungkin kamu kebelet BAB, tuh," ujar Larcy asal.

Ken berdecak. "Ck! Bukan. Bahkan, tadi saja aku—"

"Selamat pagi, Anak-anak!" Ucapan Ken terpotong ketika Pak Haris masuk ke dalam kelas. Pagi ini ada pelajaran Kimia.

"Nanti saja dilanjut. Kita belajar dulu," ujarku.

Ken dan Larcy mengangguk bersama.

***

Aku sudah berada di dalam angkutan umum bersama Ken dan Larcy. Kami membahas masalah pelajaran Kimia tadi. Kami ditugaskan untuk membuat rumus-rumus kimia dalam sebuah kelompok. Terserah berapa orang dalam satu kelompok dan kami memilih untuk bertiga saja.

"Kapan kita kerjakan ini?" tanyaku.

"Bagaimana kalau besok?" jawab Larcy memberi saran.

Ken menggeleng. "Aku tidak bisa. Ada yang ingin kukerjakan."

"Kapan lagi, dong?" Larcy menggerutu.

"Kalau lusa bagaimana? Bisa semua, kan? Sepulang sekolah langsung kita kerjakan." Aku memberi saran.

Barsha: Audey AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang