Barusan tadi suara apa?
Pandanganku ke bawah. Ada sebuah amplop berpita kuning yang jatuh dari sela-sela baju. Aku mengambilnya. Ada tulisan aneh disitu, tetapi entah mengapa, aku paham tulisan itu.
Amplop itu bertuliskan "Untuk Putri dari Tuan Agung".
Belum aku membuka amplop itu, tiba-tiba pintu kamarku terbuka.
"Ada apa, Audey? Kok teriak-teriak?" Itu mama.
Aku spontan terkejut dan menyembunyikan amplop itu di belakang tubuhku. Aku menggeleng dan tersenyum paksa. "Ah, itu, ga ada, Ma. Tadi cuma ada kecoa di lemari."
Mama menatapku tak percaya. "Serius?"
Aku mengangguk.
Mama menghela napas. "Ya sudah, ganti bajumu. Mama mau beresin rumah." Setelah itu, mama pergi tanpa menutup pintu kamar.
Aku mengintip mama di lorong lantai dua. Setelah mama sudah tak terlihat lagi, aku segera menutup pintu kamar. Aku bersandar di pintu sambil menatap amplop putih berpita kuning itu. Dari siapa ini?
Aku terduduk di balik pintu, memandangi amplop itu. Benar kata Ken, hari ini adalah hari yang aneh.
Aku tidak ingin membuka amplop itu. Mungkin nanti saja, tunggu waktu yang pas. Aku bangkit dan langsung mengganti baju. Setelah selesai, aku langsung turun untuk makan siang.
***
Jam menunjukkan pukul tiga sore. Aku duduk di sofa ruang tamu sambil membaca buku novel kesukaanku. Aku juga menyiapkan cemilan di meja untuk kumakan.
Di sela-sela membaca, terdengar suara pintu rumah terbuka. Aku tak langsung melihat, masih sibuk dengan novelku.
"Audey." Suara itu mengejutkanku.
Aku langsung menoleh ke arah suara itu berasal. Itu papa, masih dengan pakaian kerjanya. Aku terkejut, tak biasanya papa pulang jam segini.
"Papa, kok, sudah pulang?" tanyaku.
"Siapa, Audey?" Terdengar pertanyaan mama dari belakang.
"Papa!" Aku menjawab dengan sedikit berteriak.
Aku menoleh ke arah papa, menunggu jawaban dari pertanyaanku. Aku menutup novel, tak lupa memberinya tanda.
Tak lama, mama datang dengan terburu-buru. Tubuhnya masih memakai celemek.
"Kok sudah pulang, Pa?" Mama bertanya dengan pertanyaan sepertiku.
Papa hanya diam dan tersenyum. Ia berjalan menuju ke arah dapur dan langsung mengambil minum.
"Papa mau makan? Biar mama siapin," tanya mama.
Papa menjawab dengan menggelengkan kepala.
Aku memerhatikan papa dari jauh, seperti ada yang berbeda dari papa. Papa tidak banyak bicara. Sejauh ini, papa baru mengucapkan namaku saja, selebihnya tidak ada. Bahkan pertanyaanku dan mama tidak dijawab sama sekali.
Setelah lama memerhatikan, papa datang ke arahku. Mama sudah pergi ke kamar mandi, entah mengerjakan apa. Aku melihat papa yang tersenyum ke arahku. Aku membalas dengan senyum kikuk. Senyuman papa beda.
Aku berniat kembali membuka novelku. Aku berusaha tak peduli dengan papa yang terlihat "aneh" itu. Tetapi, baru saja aku ingin membuka novel, papa memanggilku kembali.
"Audey." Aku mendongak menatap papa yang ada di belakangku. Aku menaikkan kedua alis, menunggu perkataan apa yang akan papa bicarakan.
"Ayo ikut papa ke kamar kamu," ujar papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barsha: Audey Adventure
Fantasy[SLOW UPDATE] Sebuah kisah tentang seorang gadis yang bernama Audey. Ia terlibat dalam peperangan antar planet di dalam dunia dongeng. Di dalam ramalan, Audey yang akan membawa kemenangan bagi negeri Barsha. Namun, ramalan tak semudah kenyataan. Au...