Episode 7

32 21 89
                                    

"Apakah masih jauh?" tanya Ken di sela-sela perjalanan.

"Tidak. Kita hanya akan melewati beberapa lembah, pemukiman warga, danau, lalu sampailah di halaman kerajaan," ucap Ovi yang membuatku menghela napas.

"Itu masih jauh, Ovi," balasku.

"Apa katanya?" tanya Ken dan Larcy.

"Ovi bilang, 'Kita hanya akan melewati beberapa lembah, pemukiman warga, danau, lalu sampailah di halaman kerajaan.'," jelasku.

Ken dan Larcy melotot saling tatap. "Masih jauh?!" ucap Larcy.

"Begitulah," balasku.

Kami berjalan beberapa langkah, sampai Ovi dan Obi berhenti sejenak.

"Ada apa?" tanyaku kepada mereka.

"Kenapa?" tambah Ken. Anak ingusan yang satu ini selalu saja kepo dengan pembicaraan orang lain.

Aku membalasnya dengan mengangkat bahu pertanda tidak tahu.

Ovi dan Obi membalikkan badan. "Aku baru ingat sesuatu," ucap Obi.

Aku mengernyitkan dahi.

"Kenapa aku tak memanggil Hyphrot menjemput kita semua?" ucapnya lagi.

"Siapa Hyphrot?" tanyaku.

"Oh, Hyphrot adalah peliharaan Ovi. Dia lucu, seperti harimau." Obi menjelaskan dengan santai.

Lucu seperti harimau? Yang benar saja. Harimau itu menyeramkan. Lalu, apakah harimau bisa membawa kami semua pergi dari sini menuju ke kerajaan?

"Jangan sepelekan peliharaanku, Audey. Dia tidak seperti yang kamu pikirkan." Ovi seakan tahu apa yang aku pikirkan. Mungkin dari raut wajahku.

Ovi mengeluarkan sebuah botol kecil dari kantongnya. Lagi-lagi aku terheran. Dahiku bolak-balik mengerut.

"Itu apa?" tanyaku.

"Ini adalah botol pemanggil Hyphrot. Dia sangat suka mendengar suara yang keluar dari botol ini. Kau tahu isinya apa?" kata Ovi.

Aku mengangkat kedua alis.

"Isinya adalah jeritan suara iblis. Hmm.. Sangat indah terdengar," ucap Ovi.

Aneh.

"Oke aku akan membukanya sekarang." Ovi mulai memegang penutup botol kaca itu.

"Sebaiknya kalian berdua tutup telinga," suruhku kepada Ken dan Larcy. Mereka berdua tampak bingung. Daritadi mereka hanya diam memperhatikan sekitar dan melihat kami berbicara dengan bahasa-bahasa aneh.

"Kenapa?" tanya Ken.

"Sudahlah. Tutup saja," balasku.

Aku dan Larcy sudah menutup telinga, sedangkan Ken, ya, dia masih dengan keras kepalanya. Ia tak ingin menutup telinganya. Mungkin dia menganggap segala yang kuucapkan itu tak berguna baginya.

"Satu, dua..." Ovi mulai menghitung. Aku menaikkan kacamataku yang hendak turun.

"Tiga!"

Terdengar suara jeritan panjang keluar dari botol kecil itu. Jeritannya persis seperti jeritan anak bayi menangis, tetapi ini lebih kuat dan melengking. Kalau saja kami membuka telinga, mungkin gendang telinga kami akan pecah.

Aku melihat ke arah Ken dan Larcy. Ken berbicara sesuatu, tapi aku tak mendengarnya. Sampai sesuatu yang dipanggil itu pun datang. Perlahan suara melengking itu menghilang.

"Oh, Hyphrot-ku," ucap Ovi sambil memasukkan "botol pemanggil" itu ke dalam kantongnya.

"Anak-anak, perkenalkan. Ini dia. Hyphrot!"

Barsha: Audey AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang