Aku tak bisa berkata sedikit pun. Bagaimana bisa papaku berada di sini?
"Audey, itu... " Seketika aku langsung menutup mulut Ken. Aku memberi isyarat kepada Ken untuk diam dengan bola mata yang membulat.
"Ada apa, Audey?" tanya Aden yang mendengar sedikit keributan antara Audey dan sahabatnya.
Aku hanya cengengesan sambil menggeleng. "Ah, tidak ada."
Aden hanya mengangguk.
Aku terus menatap ke arah depan sana. Kuperhatikan lagi dengan saksama. Benar, itu memang Wu Shin, papaku. Orang yang benar-benar sangat ia kenal. Pertanyaan-pertanyaan aneh pun langsung muncul memenuhi kepalaku.
Aku pikir, hanya aku, Larcy, dan Ken yang hanya datang ke tempat ini dari Bumi. Ternyata tidak. Bahkan orang yang sangat kusayangi juga ada di sini.
Beberapa menit berlalu, dan makan malam pun dimulai.
***
Setelah makan malam selesai, semua murid disuruh kembali ke kamar masing-masing. Tetapi, tidak dengan kami. Aku, Larcy, dan Ken dipanggil oleh Tigroth. Entah apa yang akan dibuat "si genit" ini kepada kami. Dari raut wajahnya, mungkin ini hal yang penting.
"Kalian akan melakukan tes besok pagi. Tes tersebut akan menentukan keahlian apa yang cocok dengan kalian. Keahliannya bisa beru—"
"Ya, kami sudah tahu." Aku langsung memotong ucapannya. Aku sudah berulang-ulang mendengarnya.
"Oh, baguslah, gadis cantik. Jangan sampai terlambat untuk esok. Silakan kembali ke kamar kalian." Dia tersenyum kepada kami seperti ia tersenyum ketika kami baru datang kemari. Menggelikan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika aku terpilih menjadi Ksatria dan membantu dia melawan pasukan Khufra. Bisa-bisa dia hanya tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Jika itu terjadi, aku akan memenggal kepalanya.
Tigroth meninggalkan kami bertiga, sedangkan aku hanya melirik kepergiannya. "Ayo pergi," ajak Larcy yang memecah suasana. Kami pun langsung pergi meninggalkan ruang makan dan berniat menuju ke kamar. Di sepanjang perjalanan melewati lorong-lorong, kami tak banyak melihat siswa-siswi berkeliaran. Mereka mungkin sedang berada di kamar, mengembangkan bakat yang sudah mereka ketahui. Atau mungkin mereka sedang telungkup di atas ranjang sambil membaca buku-buku dongeng.
Aku seketika teringat dengan Ksatria Akademi Alfonso. Ya, Wu Shin. Dia papaku! Bagaimana bisa dia ada di sini? Menjadi Kstaria pula? Ah sungguh tidak masuk logika. Aku mulai teringat dengan kejadian-kejadian dari beberapa hari lalu. Mulai dari arah pembicaraan papa yang sedikit ngawur, datangnya amplop kuning, portal menuju dunia lain, dan berakhir di tempat 'ku berdiri sekarang. Ini terasa tiba-tiba. Apa sebenarnya yang ayah sembunyikan dariku.
Ada dua kemungkinan menurutku. Pertama, papa memang ingin menyembunyikan ini semua dariku sampai waktu yang ditentukan telah tiba. Kedua, mungkin saja itu tadi bukan papaku. Bisa saja itu adalah diri papa dari dunia ini? Maksudku, kami berada di universe lain. Tapi, jika itu benar, mengapa aku tidak bertemu dengan diriku di dunia ini? Ah kepalaku kesemutan memikirkannya.
Hanya ada satu cara untuk mengetahui semuanya. Ya, aku harus menemui papa. Entah itu benar dia atau bukan.
"Aku belum ingin kembali ke kamar," ucapku sambil menatap ke arah depan.
Ken melirikku. "Aku juga."
Larcy ikut mengangguk.
"Bagaimana kalau kita berkeliling sebentar? Aku juga sepertinya ingin mencari tahu sesuatu," ujarku.
"Mencari tahu apa?" tanya mereka berdua.
"Apakah kalian tidak aneh melihat papaku ada di sini?" tanyaku balik kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barsha: Audey Adventure
Fantasy[SLOW UPDATE] Sebuah kisah tentang seorang gadis yang bernama Audey. Ia terlibat dalam peperangan antar planet di dalam dunia dongeng. Di dalam ramalan, Audey yang akan membawa kemenangan bagi negeri Barsha. Namun, ramalan tak semudah kenyataan. Au...