Initial reason, part 1

217 14 1
                                    


Terjalin sebuah ikatan karena hal yang salah telah diperbuatnya. Ohm pria tangguh berusia 20 tahun harus menelan habis penyesalan akibat kesalahan yang di perbuatnya.

Seorang pria dewasa kini tengah berdiri di hadapannya, tangan mengepal dengan wajah tegas kewibawaanya semula hilang ketika menyeret sang bungsu kedalam ruang kerjanya.

"Pa...-" Nampak sang anak telah kewalahan dalam berucap, napas tersenga dengan wajah babakbelur hadiah dari sang Papa.

"Sekarang kamu pergi, bawa ini" Sang Papa mlempar selembar cek yang sudah bertuliskan nominal

"Pah, Ohm...-"

"PERGI!" Gertakan sang Papa membuat Ohm ciut, dia sudah tak mampu memebela diri lagi. Kini sang bungsu keluar dari ruangan dengan kertas ccek yang di genggamnya.

1 bulan berlalu setelah kejadian besar yang menimpa Ohm, kini pria tagguh itu memilih tinggal di sebuah kos kosan kecil yang jauh dari rumah besarnya. Kehidupan Ohm sangatlah berubah, bungsu keluarga Mewira ini memilih tetap melanjutkan studynya yang hampir selesai, meski letak kampus dengan tempat tinggalnya yang saat ini terbilang sangat jauh, bahkan Ohm harus menggunakan kereta untuk kendaraan nya. Namun hal tersebut tidak membuat Ohm menyerah

Mengingat kejadian besar itu, Ohm tak pernah menyangka akan terjadi seperti ini, kini meski seseorang yang telah dia rusak tak lagi meminta pertanggung jawabannya, namun ohm merasa ada hal yang ingin dia luruskan sebelum ah tidak, mungkin sebelum banyak korban yang berjatuhan.

***


Flashback. Neo pria muda berusia 22 tahun baru saja keluar dari kelas perkuliahan terakhir di hari itu.

"Ujian gua kenapa dodol semua bangsat" Kesalnya dengan merobek kertas yang di peganggnya lalu membuangnya sembarangan.

"Woy..." Teriak seorang pria yang tepat berada di belakang Neo. Merasa terpanggil Neo membalikan tubuhnya dengan alis terangkat ketika melihat seseorang yang baru saja memungut kertas ujiannya. "Bisa gak sampah gak perlu lu buang sembarangan depan kelas?" Ujarnya

Neo merasa perkataan pria itu tidak mengenakan dirinya, segera Neo menghampiriya meskipun kelas aru bubar dan beberap orang masih berlalu lalang di depan kelas.

"Bacot!" Ujar Neo menarik paksa kertas yang berada digenggamannya. Neo segera pergi dengan sedikit rasa malu karena beberapa teman kelasnya menyoraki aksi Neo tersebut.

Pria mungil meghampiri setelah Neo pergi. "Nanon. Lu gakpapa?" Tanyanya peuh kekhawatiran

"Ih Chimon gua gakpapa, emang kebiasaan tuh si Neo musti ditegur" Ujar Nanon kepada sahabatnya tersebut

"Non, besok-besok lu jagan lagi berurusan sama dia deh" Chimon-,

"Kenapa?" Langkah Nanon terhenti.

"Dia kan serem. Lu tau kan dia itu anak balapan belum lagi begroundnya dia itu dari anak yang suka tawuran. Terus lu inget gak waktu kita ospek hari terakhir, nah dia sama gangnya itu sempet rusuh sama panitia. Gua takut lu di macem-macemin Non" Ujar Chimon. Mendengar penuturan dari Chimon, Nanon benar-benar tidak mengetahui sosok Neo itu.

Sore hari Dew dan Nani tengah duduk menunggu Nanon di sebuah café biasa tempat mereka ongkrong sekaligus mengerakan tugas. Dew melirik jam tangannya beberapa kali, sudah hampir 30 menit Nanon tak kunjung sampai di café setelah memerikan pesan kalau dirinya sudah berangkat dari rumah.

"Nan, udah dapet kabar dari Nanon?" Tanya Dew sedikit gelisah. Nani melirik ponselnya yang berada di samping laptopnya

Dia menggelengkan kepalanya "belum ada" Ujarnya

Reasons | OHMNANONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang