Standing Love, Part 9

61 6 1
                                    


Nanon membuka matanya, tidurnya telah terusik karena seseorang telah mengganggu tidurnya.

     "Ohm..."

Pemuda yang duduk di hadapannya memalingkan tubuhnya menghadap pada Nanon.

Nanon mengangkat tangannya yang berat.

     "Apa-apaan ini?" Nanon. Melihat tangannya yang di borgol.

Ohm menyeringai, "kasih tau soal Tomo" Ohm

Nanon mengalihkan pandangannya, Ohm menyeringai tampan yang membuat Nanon semakin kesal dibuatnya.

     "Ok fine, kalau lu masih bungkam soal Tomo..." Pandangan Ohm turun kearah bibir Nanon sedikit menelan salivanya

Menyadari hal yang akan Ohm lakukan, Nanon berusaha menghindar

     "Jangan rusak gue lagi" Ujarnya ribut

Ohm segera menjauh, dia menarik secangkir air mineral secara terburu-buru.

Dia harus mengontrol dirinya, jangan sampai Nanon takut padanya dan rencananya berakhir berantakan.

Ohm masuk kedalam toilet, dia harus mencuci pikiran yang panas ini.

     "Argh sialan." Geram Ohm pada dirinya


Pukul 17.00 waktu setempat, Ohm membawakan makanan untuk Nanon dan secara tidak tiba-tiba Ohm membuka borgol.

     "Kemasi barang-barang lu, nanti pagi ada Mark yang datang" ucap Ohm

     "Mark? Emang mau kemana, kenapa harus berkemas" Tanya Nanon berenten

     "Lu mau lepaskan?"

Nanon mengangguk..

     "Dengerin perintah gue, gue janji gak akan buat lu takut lagi" Ucap Ohm

     "Kenap harus Mark. Lu mau kemana?" Tanya Nanon menarik tangan Ohm yang tengah sibuk membereskan barang-barangnya.

     "Gue ada. Kali ini dengerin gue dulu yah" Ohm mengusap pundak Nanon lembut.

     "Ohm...."

     "Gue pergi yah." Pamit Ohm menatap Nanon sebentar

     "Gua ikut" Nanon

Ohm menggelengkan kepala, "Cukup disini, tungguin gue. Ok"

Ohm pergi begitu saja meninggalkan Nanon dan tas yang dia tinggalkan di Apartemen.

Nanon menyadarkan bahwa Ohm akan pergi ke Pabrik itu, tempat dimana Tomo melaksanakan segala aksi kejahatannya


Sudah berjalan 10 jam, Ohm belum menghubunginya. Nanon semakin gelisah dan takut, takut terjadi hal buruk kepada Ohm dan teman-temannya.

Pukul 08.00 waktu setempat, Nanon menghubungi kepolisian dan melaporkan kejahatan Tomo di Pabrik bekas di area Selatan.

Pikirannya kacau, dia hanya ingin keselamatan atas nama Ohm dan teman-temannya.


Tuk tuk tuk

Nanon berlari ke arah pintu Apartemen Ohm, dia melihat ada Mark yang berdiri disana dengan wajah yang kusam. Mark memang ikut serta dengan Ohm

     “Mark?” Ucap Nanon berbinar

     “Lu udah kemas barang lu kan? Ikut gue”

Nanon mengernyitkan dahinya. “Kemana?”

Tanpa menjawab pertanyaan Nanon, Mark segera membawa tas Ohm beserta laptop Ohm.

     “Gue jelasin nanti di mobil” Mark

     “Dimana Ohm?”

     “Ada.” …..


*~*

Sudah hampir 1 Minggu, Nanon harus menerima kebohongan Mark saat dirinya dipaksa untuk ikut ke Jakarta bersama yang lainnya.

     “Nanon.”

Nanon berjalan keluar dari kamar besar yang sudah ditinggalinya 1 Minggu.

     “Yuk sarapan” ajak Wanita cantik nan ramah

     “Kak Yuna, kapan Ohm pulang?” Tanya Nanon yang sudah menjadi template di pagi hari

Yun cuma tersenyum kecil dengan pertanyaan yang selalu dilontarkan dari mulut Nanon

     “Nanti pulang.”

Meskipun Tomo dan jajarannya sudah hancur, dan ditangkap yang berwajib tidak membuat perasaan Nanon lega.

Semenjak malam pembobolan markas Tomo, Ohm tidak kembali lagi. Bahkan Nanon hanya menerima satu pesan singkat darinya

Di ruang makan keluarga Mewira yang diisi oleh sebagian besar keluarga Ohm ini tengah menikmati hidangan sarapan pagi.

Awalnya Nanon tidak nyaman berada di tengah-tengah keluarga ini apalagi tidak ada si bungsu Ohm diantara mereka.

Hari demi hari hampir sama yang dirasakan Nanon, hingga akhirnya dia merasa semakin menderita. Dia meminta izin untuk pulang ke kediamannya di Jogja, namun tidak disetujui oleh Luke dan Win

Akhirnya, Nanon diberikan satu tempat tinggal oleh Luke karena Nanon terus memaksa untuk pulang ke Jogja.

Diantarkan Win dan Yuna, Nanon kini tinggal di Apartemen sederhana yang dibeli Luke, Nanon jauh lebih merasa nyaman jika dirinya berada ditempat yang jauh dari keluarga Ohm dan jauh dari kelimpahan harta milik keluarga Mewira.

     “Kalau ada apa-apa, hubungi saya yah Nanon” begitulah pesan Win sebelum meninggal kediaman Nanon.

*~*

Sudah satu minggu Nanon tinggal di Apartemen barunya. Win dengan baik hati selalu mengirimkannya bahan Makanan dan sesekali memberinya uang, hal tersebut tetap saja dirasakan bosan oleh Nanon.

Dengan demikian Nanon memilih untuk pergi ke kampusnya yang dulu pernah dipakai dirinya menuntut Ilmu.

Ada rasa rindu yang mendalam pada tempat itu, rasa yang tidak bisa diungkapkan oleh ucapan saja.

Matanya kembali berlinang di setiap sudut kampus tidak pernah terlewatkan oleh momen.

     “Gue kangen banget” ucapnya dengan mengusap air mata di wajahnya.

Hari ini tidak begitu panas karena langit sepertinya mendung sangat menggambarkan suasana Nanon.

Nanon memilih pergi ke cafe kampus karena diluar sudah turun hujan.

Memesan secangkir kopi dan satu donat coklat, memandang keluar jendela ternyata hujan makin deras. Tidak terlalu ramai di dalam cafe ini, karena masih di jam belajar, pikir Nanon.

Nanon menghembuskan kembali nafasnya, momen yang dulu pernah dilaluinya kembali teringat.

Lama dia terdiam, kopi sudah setengah habis dan donat setengah dimakannya. Nanon banyak melamun di setiap tempat selalu ada momen yang dirindukan.

     “Hay…”

Nanon melirik pria di depannya, dengan hoodie hitam dan topi hitam menutupi rambutnya.

     “Boleh gabung?” Ucapnya meminta izin

    “Ohm..” cicit Nanon, air matanya kembali berlinang dengan pandangan yang mengabur

     “Apa kabar?” Tanya Ohm lembut, kemudian duduk di samping Nanon

Tanpa sepatah kata yang keluar, Nanon segera menghamburkan tubuhnya ke dalam dekapan Ohm.

    “Hiks hiks hiks” Nanon terisak cukup menyakitkan di dengar.

    "I Miss you." Ucap Ohm lembut dalam dekapannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reasons | OHMNANONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang