Alphas and beauty Omega.

470 51 15
                                    

note : Bukan ABO!

.

.

.

.

.

.

.

.









“Pulang.”

“No~, masih mau maiiiiiiin. 10 menit lagi, ya, ya, ya?”

“Nggak. Pulang. Udah malem, Taehyung.”

Taehyung merengut. Bibirnya maju dengan alis menukik.

“Ish! Kan masih pengen main sama temen-temen SMA.” Rengek Taehyung. Ia berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya kesal.

“Gak denger? Ini udah malem.”

“Jeongguuuu, pweaseee, 10 menit lagi ajaaaaaa, abis itu promise pulang.” Taehyung mengulurkan jari kelingkingnya. Mencoba bernegoisasi dengan pacarnya itu.

“Gak. Udah ayo. Abangmu pada nunggu di rumah.” Jeongguk menarik lembut tangan Taehyung. Sedangkan sang empu tangan jelas tau kalau ia tidak bisa melawan lagi. Jadi sambil bersusah payah mengetik sesuatu di ponselnya dengan satu tangan ia pasrah ditarik Jeongguk.

.

.

.

“Adek pulang!” Ucap Taehyung tak santai. Masih dengan sisa kekesalan akibat disuruh pulang di tengah-tengah acara reuninya.

Jeongguk menjetik kecil kening Taehyung. Tak sampai menyakiti, hanya main-main.

“Hush. Gak boleh gitu.”

“Ih, apasih! Apa-apa gak boleh.”

“Yang sopan adek. Kan bener tuh kata Jeongguk. Lagian kenapa sih kesel-kesel gitu?” Kim Seokjin, kakak sulung Taehyung menuruni tangga.

“Kan-kan tadi adek udah bilang kalo mau reunian SMA~! Kenapa malah dijemput sekarang? ini baru 2 jam abang~” Taehyung merengsek masuk ke dalam pelukan kakak sulungnya. Mengabaikan Jeongguk yang berada di belakangnya.

“Iya 2 jam, kamu pergi dari jam 7 tadi ya. Sekarang udah jam 9, benerlah Jeongguk jemput kamu. Lagian, panggil Jeongguk ‘Mas’, adek. Dia lebih tua daripada kamu.” Disusul dengan kakak keduanya, Kim Yoongi, yang keluar dari dapur dengan membawa gelas berisikan kopi.

Taehyung menatap tajam kakak keduanya. “Apasih ikut-ikut. Lo itu gak di ajak.” Dia memeletkan lidahnya.

“Gue kurung lo di kamar, liat aja.” Balas Yoongi melotot.

“Udah ah, apaansih kok jadi berantem. Sekarang adek bersih-bersih sana.” Titah Seokjin pada adiknya. Taehyung mengangguk dan segera berlari ke atas menggunakan tangga.

“Gausah lari-lari!” Teriak Jeongguk.

Ketiganya menggeleng melihat kelakuan Taehyung.

“Thanks ya, gguk, udah mau jemput adek.” Ucap Seokjin.

“Santai bang. Tanggungjawab gue juga 'kan. Udah malem gini juga, gak akan gue biarin dia masih di luar.” Terang Jeongguk.

“Kok mau sih lo sama si adek?” Tanya Seokjin pada Jeongguk.

Jeongguk terdiam. Bukan tidak bisa menjawab, tapi karena ia tau bahwa Seokjin sendiri tau alasannya.

Seokjin terkekeh kecil, “Ya, gue akuin buat masalah visual, keluarga Kim gak ada yang nandingin, apalagi baiknya adek, saking baiknya susah dia bedain yang mana beneran baik sama pura-pura doang. Kadang gue, Yoongi, Namjoon, Hoseok sama Jimin tuh masih suka takut ngelepasin adek sendirian. Lo tau sendiri 'kan dunia tuh keras banget, gak cocok buat Taehyung yang pada dasarnya lembut.

Nano-nano! [Kookv-Yoonv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang