PROLOG

10 2 0
                                    

Assalamualaikum wr. Wb
Alhamdulillah, akhirnya bisa publish juga ini cerita, sekarang ganti genre pesantren ya
Bismillah semoga para pembaca suka dengan cerita kedua saya:>
Thanks 💖💖

HAPPY READING.........












PROLOG.

Menjadi anak kyai atau kerap dipanggil dengan sebutan gus(sebutan untuk anak laki-laki) atau ning(sebutan untuk anak perempuan) tidaklah mudah, banyak yang harus di jalankan, tanggung jawab yang besar, amanah yang harus dijaga dan harus bijak dalam mengurus masalah dalam arti lain tidak boleh gegabah.

Mungkin bagi kalian menjadi gus atau ning adalah suatu perkara yang mudah nyatanya itu memang sangat sulit.

Naziya Zeinna Alghaisanni,  putri tunggal di keluarga pesantren yang kental agama nya juga pesantren yang sangat tersohor akan ilmu nahwu sorof dan fiqihnya.

Pesantren AL-FATAH dibawah naungan kyai Malik dan bu nyai Hafidza, yang didirikan oleh kyai Munif atau ayah handa dari kyai Malik.

Beliau memiliki 3 orang anak yang pertama bernama Fahrizal Alghaisan dan yang kedua bernama Fahmi Syafiq Alghaisan, sedangkan anak ketiga bernama Naziya Zeinna Alghaisanni, gadis cantik dengan perawakan yang tinggi tapi tak terlalu tinggi hidungnya yang bangir kedua alis yang membentuk sempurna dan bola mata yang sangat hitam, begitulah kiranya.

Gadis dengan kepintaran yang tidak perlu diragukan lagi, dengan hoby memasak atau mendisain baju karna ia sudah memiliki butik sendiri di dekat pondoknya.

"Nduk", panggil ummi hafidza dengan lembut sambil menggoyangkan lengan putri kesayangan nya ning Ziya.

"nduk", panggil ummi kedua kalinya.

"Hmm.... Dalem ummi enten nopo, ziya tasek ngantuk",
(Hmm... Iya ummi ada apa, Ziya masih ngantuk)
Jawab Ziya sambil tetap memejamkan matanya.

"Enjeh ummi ngertos, tapi mbok yo melek disek ",
(Iya ummi tau, tapi buka mata dulu sebentar)
Suruh ummi Fidza, akhirnya dengan berat hati Ziya menuruti permintaan umminya untuk bangun.

Karna selepas mengaji ba'da subuh Ziya izin pada abahnya untuk tidur lagi karna kepalanya sedikit pusing.

"Enten nopo ummi? "
(Ada apa ummi?)

"Njenengan supe Ning ,sanjange njenengan seng ajeng teng peken?"
Mendengar penjelasan dari ummi Fidza membuat Ning Ziya membelalakkan matanya, dari yang merem melek menjadi membola sempurna.

"Astaghfirullah haladzim ummi!".

"Hmm.....Pripun?", Tanya ummi Fidza sambil tersenyum dan mengusap Surai anak perempuannya.

"Ziya supe ummi ", tutur Ning Ziya sambil menunjukan cengirannya.

"Youwes ,Ndang siap-siap  mengke diantar mas-mu Yo!" Setelah itupun ummi Fidza izin undur diri pada Ning Ziya.

Setelah mengetahui umminya pergi dari kamarnya Ning Ziya pun segera bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke pasar sesuai yang diucapkan oleh umminya.

Ia berfikir mengapa dengann umminya pagi ini terlihat sedikit berbeda, yang biasanya hanya akan membangunkannya sekilas tapi ini sampai benar-benar ia bangun baru umminya pergi.

🕊️🕊️🕊️

Dipondok pesantren AL-FALAH yang berada di Jember dibawah naungan kyai Yusuf dan bunyai ayya, sedang bersiap untuk pergi ke suatu acara yang tentunya akan menguntungkan bagi mereka.

Menjalin silaturahmi dengan cara mempererat hubungan mereka dengan suatu ikatan agar kedua keluarga semakin dekat sepertinya sudah menjadi tradisi di kehidupan pesantren.

Ini juga berlaku disetiap lingkup pesantren, sama halnya dengan di pesantren AL-FALAH ini, saat ini mereka sedang bersiap untuk berangkat  mengkhitbah salah satu anak dari seorang kyai yang nanatinya akan menjadi mantu pertama di keluarga ALBARIDHI ini.

"Le uwes durung, siap-siap kok sui men" ujar bunyai ayya.

"Nggih ummi, Niki mpon ", jawab Gus yang sedari tadi sudah bersiap dan menghilangkan rasa gugupnya.

"Halah mas-mas ini cuman mau khitbah bukan ijab",Celetuk Nizar atau adik dari Gus tersebut.

"Wes meneng seng jek mufrod, mtoten usah komen" balas Gus tersebut.

"Wes-wes ayo Ndang mangkat, Ra apik nggae kyai nunggu", lerai kyai Yusuf.

Setelah melewati beberapa pertikaian akhirnya kyai Yusuf se-keluarga mulai berangkat ke tujuan guna menyelesaikan niat baiknya hari ini bertepatan pada hari Rabu, yang konon katanya adalah hari baik menurut para ulama.





















Duarrrrrrr🤯🤯 akhirnya bestieee kesampean mau post, gagal ya rencananya, padahal mau post setelah lapak samping end tapi urung aja deh niatnya 😂
Karna niat diwaktu-waktu  bisa berubah makasih buat yang selalu support untuk segera post cerita GUS ABRI ini semoga banyak yang suka.

Jangan lupa follow akun aku sebelum baca dan tekan binhtang dipojokkan ya jangan lupa tinggalin jejak juga.

Sampai ketemu lagi
Syukron katsiron.

Wassalamu'alaikum wr.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUS ABRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang