Chapter 6

19 2 0
                                    

Moon POV's
Kak Nana dan Abang² elemental sedang membicarakan sesuatu, ya hawa nya sedikit dingin. Kenapa kita harus tidak ikut? Kata kak Taufan karena kita bocil dan gak boleh tau tentang hal ini. Mer dan aku pun hanya iya in aja, Sekarang kita bersama kak Lunar ya... Dia bisa menampakkan diri nya tapi hanya sebentar aja. "Abang jangan keseringan marah, kekuatan ku juga berpengaruh dengan emosi abang" Ucapku kepada bang Lunar, "Gimana lagi, kan aku gak tega juga kalau keluarga ku kenapa²" Jawab bang Lunar dengan santai, "Tapi jangan kebawa emosi terus, lama² abang seperti abang kompor" Ucap Mer. entah kenapa tiba² perasaanku di sini ada 4 orang ya sedangkan di Luar ada 15 orang. Apa aku sedang berhalusinasi lagi, akan ku coba menstabilkan halusinasi agar tidak memikirkan hal yang masuk akal. Cukup menyeramkan memikirkan hal itu sekarang ini.
Moon POV's end

Mer POV's
Tiba² saja aku mendengar sesuatu, tapi... Kenapa keliatan berbeda sekali perkataan nya dengan bang Lunar. Di sini kan cuma Aku, Moon, dan bang Lunar saja. Aku mencoba menghela nafas agar tidak salah sangka dulu.
Mer POV's end

Sedangkan disisi para ?¿?
"Apa mereka merasakan kehadiran kita?" ?¿? 2
"Sepertinya iya" ?¿? 6
"Mereka saudara sepupu tuan kita kan?" Tanya ?¿? 1
"Sepertinya iya, tapi... Sepertinya si adik sepupu boel yang mempunyai mata kematian itu dapat membaca pikiran orang yang berada di dekat nya sedangkan ketika orang yang jauh dengan nya, dia tidak dapat membaca pikiran nya itu" Ucap ?¿? 7 sambil melihat Mer ya... Mereka semua transparan hanya saja tidak dapat di lihat. "Aku penasaran dengan hubungan si bulan dengan si adik kandung bungsu tuan kita" kali ini ?¿? 3 mulai berbicara
"Yang aku tau, Jika tuan dari adik bungsu kita marah atau sesuatunya, maka kekuatan di dalam diri nya tidak akan terkendali dengan normal sebelum mereda emosi nya" ?¿? 5, "waw... Bisa gitu ternyata" ?¿? 4. "Berarti...kita tinggal membuat nya marah begitu?" ?¿? 6
"Kurasa" ?¿? 5
Kembali ke keluarga boel
"Ya sudah ya, keliatan nya waktu abang di sini dah habis" Ucap Lunar sambil memudar (masuk kalung maksudnya)
"Ya sudah makasih dah meluangkan waktu dengan kami" Ucap Mer
Lunar lalu masuk secara penuh di kalung Moon. "Moon, kamu merasa juga gak?" Tanya Mer tentang tadi, "hm... Sepertinya" Jawab Moon. Tiba² saja, Ada yang melempar pisau dapur LAH PISAU DAPUR DARI MANA LAGI? Hanya pisau dari kebalikan nya boel atau bisa di sebut reverse. Untung nya Moon membuat pelindung dari element cahaya bulan nya, tapi... Ada yang melempar pisau lagi di celah pelindung nya. Akhirnya....
.
.
.
.
.
.
.
.
Pisau itu bukannya melukai mereka tapi malah terjatuh ke lantai.
Kok bisa? jangan lupa kekuatan di Moon bisa hilang kendali sendiri karena emosi Lunar, dan hingga yang di luar kaget pada akhirnya nyamperin ke kamar karena khawatir 2 adik sepupu mereka yang ada di kamar itu kenapa².
Setiba di kamar, Moon dan Mer terlihat gpp aja, hanya asik ngobrol saja. "Tadi kami mendengar ada dentuman keras dari sini, ada apa?" Tanya Gempa, "Hanya tadi ada kakek² saja" Jawab Mer dengan santai, "Apa jangan² si Reverse?" Batin mereka. "Tapi kalian gpp kan?" Tanya Taufan, "Gpp" Jawab mereka berdua sambil tersenyum, dari senyum mereka berdua sudah berbeda. "Keliatan nya Reverse sudah bebas dari segel itu" Batin Halilintar, "tapi bagaimana bisa sampai lepas ya?" Lanjut nya. "Oh ya, kami bisa gak tidur bersama kak Nana aja" Ucap Mer, ya Mer tau kalau Moon agak trauma melihat pisau dapur tadi, cuma Moon tahan agar tidak takut. Moon udah gemetaran dari tadi, Gempa hanya bisa menenangkan nya. "Ya sudah boleh" Jawab Nana, Alasan Mer memilih tidur di kamar Nana adalah 1. Kamar Hali udah pasti dingin dan gelap, 2. Takut nya malah di kamar taufan berantakan banget 3. Dingin, Panas, serba terang, banyak tanaman 4. Hanya saja gpp di kamar Gempa, cuma mau aja gitu di kamar Nana. Skip tengah malam nya, semua nya tertidur dan si Gempa juga ikut di kamar Nana jangan tanya kenapa, Sedangkan Gempa masih terjaga dari tidur "adek sepupu mu lucu ya gem, ingin deh ku langsung bun*h" kata Rev. Gempa "Jangan harap bisa memb*n*h mereka seenak nya" Ucap Gempa sambil kata² nya menekan Rev. Gempa. "Jangan marah dulu ya, entar malah bener kamu jadi emak²" Ucap Rev. Gempa, "tck. Terserah, oh ya bagaimana kalian bisa lepas dari segel itu?" Tanya Gempa, "Hm.... Aku tidak ingat siapa yang melepaskan nya" jawab Rev. Gempa, "hm... Yasudah, awas aja kalau ku ada misi TAPOPS dan kau apa² kan mereka" -Gempa, "ok² lagipula aku gak akan apa² kan mereka cuma membuat si adek bulan mu trauma dikit aja" -Rev. Gempa, "Nenangin nya udah susah malah nambah in trauma dia" batin Gempa, Skip besok nya
"Yah... Jadi beneran kalian bakal ke sana lagi, padahal cuma 2-3 di sini" Ucap Moon yang agak kecewa mewakili Mer juga, "Nama juga misi galaksi, Kalian berdua jangan khawatir ya" Ucap Taufan menghibur mereka, "ya sudah deh" Ucap Mer dan Moon. Lalu, Pesawat TAPOPS pergi. Nana menerima telpon dari seseorang yang dia nama i dengan nama Partner **** "eh? Kesana lagi? Ada sesuatukah?" Suara jawaban nya dari telpon seperti cewe yang hampir seumuran dengan Nana, "hm... Baiklah aku kesana segera" lalu Nana menutup telpon nya. "Demi apa aku harus kesana lagi, udah sering banget ke sana juga, tuh pemimpin atau bukan sih, jarang banget aku ngawasi adik² ku sekarang ini...." omel Nana dalam batin nya. Nama menghela nafas sabar dengan pemimpin nya, "Jaga diri kalian baik² ya, ingat pesan kakak hari itu, kakak pergi dulu" -Nana, "Baik kak" -Moon dan Mer, Nana berangkat langsung ke tempat pekerjaan dia sebenarnya. Pekerjaan apa ya kira²?

Bersambung
909 kata
Maaf jika kurang menarik
Jujur aja ini chap lanjut tapi saya kehilangan ide jadi... Lanjut chapter 7

Adventure 2 Split OrganizationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang