Ahyu merapikan rambut dan penampilannya di depan cermin, blus mini warna biru muda dengan corak bunga dan celana kulot berwarna putih melengkapi penampilannya.
Ia mengambil ponselnya di atas ranjang dan mencoba menghubungi seseorang.
"30 menit lagi gue turun.."
Setelah itu ia duduk di kursi meja rias dan mengenakan wadges heels berwarna senada lalu berjalan keluar dari kamar.
"Ji?"
"Hm??"
Ahyu tersenyum tipis melihat lelaki itu menyuap penuh makanan masuk kedalam mulutnya.
"E-em.. gue belum beres makan"
"Iya iya, ga apa-apa.."
Ahyu duduk di hadapan Jihoon dan meminum sebotol air mineral seraya memerhatikan ponselnya.
"Enak gak??"
Yang di tanya hanya mengangguk, Ahyu terkekeh bingung melihat Jihoon antara sedang lapar atau memang masakan Ahyu enak.
"Cuma tiga ronde perasaan.. secape itu ya?"
Jihoon tersedak makanannya saat itu juga, membuat Ahyu sukses tertawa.
"Emang belum makan.."
"Hm, lain kali kita makan dulu kali ya? Biar lu ga tinggal gue tidur"
"I'm sorry.. okay?"
"Alright alright.. gue stop"
Ia memang berkata begitu, tapi ia tak berhenti tertawa. Hingga akhirnya ia mengakhiri dengan mengusap air matanya yang sedikit keluar karena tertawa.
Setelah itu Ahyu menerima beberapa telfon dari beberapa orang dan memerhatikan Jihoon yang tengah mencuci piringnya setelah makan.
Ini lah yang akan terjadi jika kedua kakaknya tidak ada di sini, ia yang akan mati matian meng-handle pekerjaan keduanya kakaknya sekaligus.
Mereka keluar dari unit apartemen Ahyu bersama-sama dengan yang wanita masih asik dengan urusan di ponsel. Yang menjadi masalah adalah tangan yang wanita sedang terkait dengan lengan Jihoon, membuat laki-laki itu menjadi kaku dan sedikit memerah di area telinganya.
Ahyu mengakhiri satu lagi panggilan telfon setelah mereka masuk ke dalam lift. Wanita itu menghela nafas kasar lalu menjatuhkan kepalanya ke bahu Jihoon.
"You okay?"
"Mhm.. selangkangannya sakit"
"Sakit banget?"
"Engga juga.. kalo dibawa jalan doang"
"Ga papa ini sambil kerja?"
"Ga apa apa, ga bakal banyak jalan palingan entar"
"Okay, im sorry"
Lalu keduanya diam, entah kenapa rasanya sangat lambat untuk turun ke lantai basement entah karena unit apartemen Ahyu yang memang hampir mendekati paling atas atau waktu yang seakan melambat untuk mereka berdua.
"Ji.."
"Hm?"
"Kiss me.."
Jika ada hal tercepat yang bisa Jihoon kabulkan dalam waktu seperkian detik maka itu adalah perintah Ahyu untuk menciumnya.
Satu kecupan, dua kecupan, dan Jihoon mulia melumat bibir Ahyu. Yang wanita mengalungkan tangannya ke leher yang lelaki dan memperdalam ciuman mereka.
Setelah Ahyu melepaskan ciuman mereka, wanita itu masuk kedalam pelukan Jihoon, bersembunyi di leher yang lelaki untuk sesaat, memperlihatkan pertahanan terlemahnya di hadapan lelaki itu sebelum akhirnya akan memasang pertahanan terkuatnya.
"Anyway.. gue boleh mampir ke studio lo gak kapan-kapan?"
"Perasaan gue belum pernah bilang tentang kerjaan gue?"
"Your CEO is my brother's best friend, ji"
"Boleh"
Ahyu mendongak, memberikan tatapan antusias kepada Jihoon hingga membuat lelaki itu tersenyum.
"Serius??"
"Iya.. kabarin aja kalo mau dateng"
"Ini tuh maksudnya minta kontak secara ga langsung kan?"
Jihoon terkekeh semakin lebar dan menjatuhkan kepalanya ke bahu Ahyu, tanpa sadar menarik wanita itu semakin dekat dan masuk ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Complicated || Woozi Love Story
FanfictionJihoon x OC [END] •18+ •Typo(s) •Non Baku •Gaje