11 '|🕊️

13.6K 1K 137
                                    

Gadis cantik dengan Surai panjang itu masih berdiri menghadap tiang bendera dengan tangan menghormat kepada sang saka Merah Putih.

Ya, setelah upacara selesai Ratu dan siswa yang terlambat atau atribut yang tidak lengkap dihukum hormat bendera sampai jam istirahat.

Ratu masih beruntung karena hanya hormat bendera, berbeda dengan murid laki laki. Hukuman untuk mereka adalah push up 20 kali dan juga hormat bendera.

Ratu terus mendumel kesal, lantaran panas matahari membuat peluhnya bercucuran. Gadis cantik itu tadi sudah berniat untuk kabur, namun hal itu diketahui oleh Arthur yang membuatnya mengurungkan niat busuknya itu.

Aldigo yang berdiri disamping Ratu sedikit memundurkan badannya agar Ratu tak begitu terkena sinar matahari.

Hal itu membuat Ratu menoleh menatap Aldigo yang juga sedang menatapnya.

"Tahan sebentar" lirih Aldigo dan kembali menatap bendera.

Walaupun Aldigo adalah anak pemilik sekolah, dia akan tetap melaksanakan hukuman jika melanggar peraturan.

Ratu menghembuskan nafasnya pelan dan kembali fokus terhadap hukumannya.

Ting

"Halo nona, anda mendapatkan misi"

"Apa misinya sis?"

"Saat istirahat nanti anda harus menolong siswa cupu yang dibully oleh antek antek Maurin, nona."

Terima/Tidak.

"Hadiah jika misi berhasil, kecantika 15% dan juga saham az'x group 35%. Jika misi gagal hukuman, berjerawat 10 hari"

"Oh, gampang itu. Misi diterima, gue ngga akan mau berjerawat walau cuma satu jam. Iyyuh"

"Oh iya sis.. si Maurin ke mana? Kok sejak gue pertama masuk sekolah 5 hari yang lalu, gue belum ketemu tuh sama dia"

"Yang diketahui oleh semua orang, Maurin saat ini sedang berlibur ke Paris nona. Namun itu tidaklah benar, karena Maurin sebenarnya sedang dikurung oleh Deyna" Jelas sistem yang membuat Ratu terkejut.

"H-hah? Kok bisa sis?"

"Ya nona, karena Deyna kesal anda kembali ke sini. Jadi untuk melampiaskan kekesalannya Deyna mengurung Maurin untuk disiksa"

"Gilaa! Ngga bener tu cewek. Dia bener bener antagonis sih ini"

"Maka dari itu anda harus lebih berhati-hati lagi kepada Deyna, nona"

"Okelah, gini baru seru. Lawan gue ngga rendahan yang cuma bisa nangis kayak ye/en"

"Ratu, hei" Ratu tersentak kaget saat mendengar Aldigo memanggil namanya dan mengguncang bahunya.

"A-apa?" Tanya Ratu linglung.

"Aku panggil dari tadi ngga nyaut, kamu ngga papa kan? Bel istirahat udah bunyi, jangan bikin khawatir" Ratu mengedarkan pandangannya, dan benar saja sudah banyak siswa siswi yang sudah keluar dari kelas mereka.

"Gue ngga papa kok. Oh iya, kalo ngga lagi berdua jangan pake aku-kamu"
Ucap Ratu dengan melepaskan kedua tangan Aldigo yang masih dibahunya.

Pemuda tampan itu menghela nafas pasrah dan hanya mengangguk.

"Yaudah, gue ke kantin duluan. Lo jangan genit genit jadi cowok, ngga usah tepe tepe sama cewek di sekolahan ini" Kata Ratu dengan memincingkan matanya.

Pemuda itu menarik sudut bibirnya dan tersenyum lembut.

"Lo cemburu?"

"Dih! gue cuma ngasih tau aja. Ge er amat Lo, dah ah gue mau ke kantin bayy maksimal" Ratu berjalan meninggalkan Aldigo yang terkekeh gemas melihat tingkah lakunya sekarang.

PUTRI or RATU [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang