The Seal Master

33 0 0
                                    

Adzima pov

Setelah berhasil mengajak Ramadhan untuk bergabung, entah kenapa aku merasa kalau pertarungan kami melawan Zalgo sudah semakin dekat. Teman teman yang lainnya sepertinya juga merasakan hal yang sama sehingga mereka mulai semakin giat melatih kekuatan mereka masing masing. Aku juga merasa Falco menjadi sedikit aneh akhir akhir ini, sifat dia mulai berubah tidak seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya dulu. Tapi karena perubahannya dalam hal yang baik, jadi aku tidak keberatan. Walaupun terkadang dia ikut ikutan yang lainnya untuk menggodaku, dan setelah mendapat ciuman darinya aku tidak bisa mengendalikan mukaku setiap kali dia menggodaku.

Seperti kali ini, karena Falco habis sedikit menggodaku tadi, jadi aku tidak bisa fokus kepadanya walaupun dia sedang menjelaskan anggota selanjutnya.
Falco:"anggota yang akan kita cari kali ini memiliki kemampuan yang cukup unik, ya walaupun sebenarnya kalian semua juga memiliki kemampuan yang unik masing masing"
Tetron:"unik, seperti apa?"
Falco:"dia ahli dalam bidang penyegelan dan, ahli dalam bidang penangkapan"
Fadli:"dia juga merupakan seorang onmyouji yang handal"
Adit:"ho, itu kemampuan yang benar benar menarik"

Falco kemudian tersenyum sambil bergumam, tapi sayangnya aku tidak bisa mendengar apa yang dia gumamkan. Kami kemudian langsung pergi untuk mencari anggota terbaru kami. Kami pergi ke sebuah hutan yang cukup rindang namun masih dapat dilewati oleh mobil. Tidak jauh didalam hutan itu, kami melihat ada sebuah gubuk yang terlihat cukup tua. Saat kami mendekati gubuk tersebut, kami melihat beberapa warga dan Pemangsa Jiwa terikat oleh tumpukan jimat kertas yang terisi tulisan tulisan dari tinta. Aku melihat walaupun mereka memberontak sekuat yang mereka bisa, tapi mereka tetap saja tidak bisa merusak kertas kertas yang mengikat mereka.

Anjas kemudian mencoba untuk membakar salah satu jimat itu menggunakan kekuatannya dan ternyata jimat itu sama sekali tidak terbakar. Arvin kemudian bersiul saat melihat itu.
Arvin:"siapapun orang ini, dia benar benar hebat"
Kami kemudian mendekat kearah pintu gubuk, dan kami melihat ada sebuah jimat kertas yang sama menempel di gagang pintu gubuk tersebut. Hanya tulisan yang ada di jimat itu sedikit berbeda dengan tulisan yang ada di jimat yang mengikat orang orang didepan. Falco kemudian mengetuk pintu itu. Tidak lama kemudian kami mendengar suara dari dalam gubuk.

???:"apa yang kalian inginkan?"
Falco:"kami bukanlah musuhmu, kami membutuhkan bantuanmu untuk menyelamatkan dunia ini"
???:"coba sentuh jimat yang ada di pintu itu, jika kalian memang tidak bermaksud buruk maka kalian akan bisa membuka pintunya"
???:"tapi jika kalian berbohong, kalian akan terikat seperti orang orang didepan sana"
Falco kemudian melihat kearahku.
Falco:"Adzima, kamu yang buka"
Adzima:"kenapa aku?"
Falco:"coba saja"
Aku kemudian mengikuti yang dia katakan dan menyentuh jimat yang ada di pintu. Jimat itu kemudian langsung terbakar ketika aku menyentuhnya, dan pintunya juga langsung terbuka dengan sendirinya. Didalam gubuk, kami melihat ada seseorang yang sedang duduk di kursi yang membelakangi kami sambil membuat beberapa jimat kertas.

Adzima:'hm, ini terlihat familiar'
???:"woah, tidak aku sangka kalau kalian benar benar bisa masuk"
Orang itu kemudian memutar kursinya dan melihat kearah kami. Ternyata orang itu adalah Andika, kembarannya Adit. Ketika Adit melihat dia, dia langsung memeluk Andika. Andika juga memeluk Adit.
Adit:"syukurlah kamu baik baik saja, aku merindukanmu saudaraku"
Andika:"aku juga, aku kira kamu sudah dikendalikan oleh para Pemangsa Jiwa itu"
Fian:"kalau aku boleh tanya, apa yang terjadi sehingga kalian bisa sampai terpisah?"
Adit:"ceritanya panjang, aku akan menceritakannya nanti ketika kita sampai di markas"

Kami mengangguk, kemudian Andika tiba tiba melemparkan beberapa jimatnya, dan jimat jimat itu langsung berubah menjadi kumpulan lebah lebah kertas. Lebah lebah itu langsung terbang menuju keluar.
Adit:"kenapa kamu mengirim para Shikigami itu keluar?"
Andika:"kalian lihat saja keluar"
Kami semua kemudian keluar dan kami melihat gerombolan warga dan para Pemangsa Jiwa sedang diikat oleh lebah lebah kertas milik Andika. Fian dan para Troblemakers bersiul dan bertepuk tangan melihat itu.
Fian:"apa kamu juga bisa melakukan itu Tet?"
Tetron:"aku seorang penyihir, aku tidak bisa memakai Shikigami seperti itu, tapi aku mempunyai mantra yang mirip seperti itu"
Ina:"aku rasa kita sebaiknya pergi dari tempat ini secepatnya sebelum semakin banyak Pemangsa Jiwa yang datang"
Elsa:"Ina benar"

Andika kemudian langsung mengemasi barang barangnya lalu kami semua langsung kembali ke markas. Saat sudah sampai di markas Adit dan Andika kemudian menceritakan bagaimana mereka bisa sampai terpisah.
Adit:"saat kita semua berpisah dulu, aku dan Andika masih bersama untuk beberapa waktu"
Adit:"tapi, kami terus menerus teringat oleh kejadian itu dan hal itu mulai mengganggu kami"
Andika:"karena tidak bisa melupakan kejadian itu, akhirnya kami memutuskan untuk juga pergi seperti yang lainnya"
Andika:"dan untuk pertama kalinya, kami memutuskan untuk berpisah menempuh jalan masing masing"

Adit:"tapi untuk beberapa bulan pertama, kami masih saling mengirim kabar, tapi tidak lama kemudian saat kekuatanku muncul, kami langsung kehilangan kabar ketika aku diangkat menjadi Raja"
Andika langsung terkejut saat mendengar Adit menjadi seorang Raja.
Andika:"tunggu, Raja? Kamu?"
Adit:"iya hehe, nanti aku ceritakan tenang saja"
Andika mengangguk kemudian dia terlihat seperti dia mengingat sesuatu
Andika:"ah, ngomong ngomong siapa yang membuka jimat yang aku tempelkan di pintu gubuk tadi?"
Adzima:"aku, apakah aku melakukan kesalahan?"
Andika melihat kearahku dengan pandangan kagum.

Andika:"tidak kok, aku hanya terkesan"
Andika:"aku dapat merasakan hati seseorang yang menyentuh jimatku, dan hati kamu sangatlah murni, sangatlah bersih, dan sangatlah indah"
Andika:"aku bahkan sampai tidak yakin kalau kamu adalah manusia"
Setelah mendengar itu wajahku langsung memerah karena malu dan karena teman teman yang lain juga melihat kearahku dengan rasa kagum yang sama.
Adzima:"tapi aku membuka jimat itu karena Falco yang memintaku"
Aku menunjuk kearah Falco, tapi ternyata dia sudah tidak ada disampingku.
Adzima:"kemana lagi tuh anak suka banget ilang ilangan"
Teman teman yang lain langsung berganti mentertawakan reaksiku. Setelah berhasil kabur dari tertawaan teman teman, aku mencari Falco dan ternyata dia sedang bersantai di taman. Aku kemudian langsung duduk di sebelahnya.
Adzima:"disini kamu rupanya"
Dia hanya tersenyum kearahku saja.
Adzima:"bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?"
Falco:"silahkan saja"

Adzima:"kenapa kamu memintaku untuk membuka jimat milik Andika?"
Falco:"bukankah Andika sudah memberitaumu tentang itu?"
Adzima:"karena hatiku bersih? Murni? Aku tidak yakin tentang itu, aku sendiri tau kalau ada banyak keburukan di dalam hatiku"
Falco:"semua orang pasti memiliki keburukan didalam hati mereka semua, hanya saja kamu berbeda, hati kamu sangatlah indah, jauh lebih indah dari hati siapapun yang pernah aku temui"
Wajahku kembali memerah saat mendengar itu.
Adzima:"lalu bagaimana dengan hatimu? Kenapa kamu tidak membuka jimat itu sendiri?"
Falco tidak menjawab pertanyaanku dan hanya mengalihkan perhatiannya saja. Aku kemudian diam karena aku juga tidak ingin memaksanya jika dia tidak mau memberitauku.

DestiniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang