King Of Art

243 18 4
                                    

Adzima pov

Falco dan aku sedang membahas anggota pertama yang akan kami ajak bergabung dalam tim ini.
Falco:"anggota pertama yang akan kita ajak adalah Raja Lukisan"
Adzima:"woah seorang Raja?"
Adzima:"apa kamu yakin dia bisa dipercaya?"
Falco:"kemungkinan besar iya"
Adzima:"baiklah, dimana kita akan mencarinya"
Falco:"dia berada di Kerajaan Seni"
Kami lalu naik ke mobil dan di depan kami aku melihat sebuah terowongan yang cukup gelap, Falco lalu menyetir masuk kedalam terowongan itu, dia juga menambah kecepatan sedikit demi sedikit. Tak lama kemudian, aku melihat cahaya di ujung terowongan, dan kamipun keluar dari terowongan itu. Saat kami keluar, kami berada di bukit di dekat sebuah kota. Kamipun turun dari mobil dan aku dapat melihat pemandangan kota itu, dan pemandanganya sangat indah.

Adzima:"apakah ini adalah Kerajaan Seni?"
Falco:"benar"
Adzima:"woah, tak heran dinamakan seperti itu, pemandangan kota ini membuatku seperti melihat sebuah lukisan"
Kami lalu turun dari bukit dan mendekat ke kota, dan akupun melihat ternyata suasana di kota sudah sangat kacau, sepertinya para penduduk sudah dirasuki.
Adzima:"apa kamu yakin dia belum dirasuki oleh para Pemangsa Jiwa?"
Falco lalu menunjuk kearah gerbang masuk istana.
Falco:"lihat itu, gerbang istana masih dijaga oleh dua buah golem, jadi masih ada kemungkinan kalau sang Raja masih aman"
Aku melihat kearah gerbang, dan yang aku lihat hanya ada dua buah lukisan golem di samping gerbang itu.
Adzima:"bukankah itu hanya lukisan?"
Falco:"kekuatan dari Raja Lukisan adalah dapat membuat gambar menjadi hidup"
Falco:"karena itulah dia diangkat menjadi Raja"

Adzima:"jadi begitu, lalu bagaimana cara kita pergi ke gerbang itu melalui semua kekacauan ini?"
Falco lalu memberiku sebuah benda yang sangat kecil.
Falco:"gunakan ini"
Adzima:"apa ini?"
Falco:"pasangkan pada jam tanganmu, lalu tekan"
Falco kemudian langsung menghilang setelah menekan jam tangannya. Akupun melakukan apa yang diperintahkannya dan kemudian aku melihat seluruh tubuhku menjadi transparan. Aku juga dapat melihat Falco, tapi tubuhnya juga sedikit transparan.
Adzima:"woah keren"

Kamipun lalu berjalan menuju gerbang istana dengan berhati hati agar tidak terdeteksi oleh para penduduk. Kami berhasil sampai ke gerbang dengan aman, namun saat di depan gerbang, kedua golem itu hidup dan langsung menyerang kami. Untunglah kami berhasil menghindar.
Falco:"Adzima, serang golem itu dengan kekuatan airmu"
Aku mengangguk dan menyerang golem itu. Aku menembakan bola air kearah golem itu lalu golem itupun meleleh dan kembali menjadi tinta. Aku langsung memeriksa sekitar dan syukurlah, ternyata para penduduk masih tidak menyadari kehadiran kami. Kami lalu masuk melalui gerbang itu dan istana itu terlihat sangat sunyi.
Adzima:"Falco, kamu tadi bilang kalau sang Raja mungkin masih aman"
Adzima:"seberapa besar kemungkinan itu?"
Falco:"entahlah, sekitar 60%"
Adzima:"60%? Sejujurnya aku berharap kemungkinannya lebih tinggi dari itu"

Kami lalu masuk ke dalam istana, didalam sini benar benar sangat sepi. Aku bahkan dapat mendengar suara keributan di luar dari dalam sini. Kami berjalan menjelajahi istana hingga kami tiba di depan pintu yang besar dan terlihat sangat cantik dengan ukiran ukiran yang unik. Kami membuka pintu itu dan melihat ada sebuah tahta yang membelakangi kami. Sepertinya ruangan ini adalah ruang tahta. Saat masuk kedalam ruangan itu aku mendengar ada yang langsung mengusir kami, sepertinya itu adalah suara Raja Lukisan.
Raja Lukisan:"pergilah!"
Suara itu terdengar sangat penuh akan kesedihan dan penyesalan. Aku mencari asal suara itu dan aku melihat ternyata ada seseorang yang duduk di tahta yang membelakangi kami.

Falco:"yang mulia dengarkan kami dulu"
Raja Lukisan:"aku tidak mau"
Raja Lukisan:"pergilah!"
Aku tidak suka dengan sifat Raja ini, tapi entah mengapa aku mengenal suaranya.
Falco:"tapi yang mulia, ini sangatlah penting"
Raja Lukisan:"aku tidak peduli"
Raja Lukisan:"pergilah!"
Raja Lukisan lalu menggambar sesuatu di bukunya. Tak lama kemudian muncul beberapa ekor singa dari buku itu.
Raja Lukisan:"atau mereka yang akan mengusir kalian"
Singa singa itu mulai mendekati kami secara perlahan dan terlihat siap menerkam kami.

DestiniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang