The Begining of The End

392 18 1
                                    

Adzima pov

Hi aku Adzima Dwi, saat ini aku berada di suatu kota di Italia, dan saat ini juga, aku sedang dikejar oleh para penduduk setempat. Aku terus berlari dan berlari, namun para penduduk itu masih terus saja mengejarku. Karena aku terus berlari tanpa tau arah, hasilnya aku tersesat dan malah berlari ke gang buntu.
Adzima:'sial'
Aku melihat ke belakang dan para penduduk sudah mulai mendekat. Tiba tiba ada yang menarik tanganku dari sebelah kanan, dan dia membawaku ke sebuah ruangan di lantai 3.

Saat kami sampai di ruangan itu dia langsung menutup pintunya. Aku dapat melihat dirinya dengan jelas saat itu. Orang itu menggunakan pakaian serba hitam dengan sedikit warna merah, dia memakai jaket hitam dan celana hitam. Ada dua buah tempat pistol lengkap dengan pistolnya terpasang di celananya, dia juga memakai sepatu boot militer berwarna hitam. Dia juga menggunakan sarung tangan, masker, kacamata hitam dan topi sehingga aku tidak bisa melihat kulitnya sedikitpun. Tapi walaupun penampilannya seperti itu, entah kenapa aku merasa aku bisa mempercayainya, padahal kepercayaan adalah hal yang sulit untuk didapat di saat yang seperti ini.

???:"kamu baik baik saja?"
Adzima:"iya terima kasih"
???:"apa apaan dengan kota ini, aku tidak melakukan apa apa namun para penduduk itu menyerangku"
Adzima:"bukankah sudah jelas? Mereka pasti telah dirasuki"
???:"dirasuki? Apa maksudmu?"
Adzima:"kamu tidak tau?"
Dia menggelengkan kepalanya.
Adzima:'itu aneh'

Tak lama kemudian kami mendengar banyak langkah kaki dari luar.
???:"sepertinya mereka sudah menemukan kita"
Pintu di depan kamipun di dobrak dan banyak sekali para penduduk yang masuk.
???:"sial, tidak ada pilihan lain"
Pemuda itu lalu bersiap mengambil pistol di celananya.
Adzima:"tidak, jangan bunuh mereka"
Adzima:"mereka semua hanya dikendalikan"
Dia tidak jadi mengambil pistolnya, lalu dia memukul beberapa orang, dan melihat kearahku, aku lalu membantunya melawan para penduduk. Saat kami sedang melawan para penduduk itu, aku merasakan kalau hawa disekitar kami tiba tiba menurun dan menjadi sangat dingin, dan aku merasakan hawa yang cukup mengerikan mulai mendekat.
Adzima:"sial kita harus segera pergi dari sini"
???:"kenapa?"

Adzima:"mereka akan datang"
Tepat setelah aku mengatakan itu, sekumpulan iblis pembawa bencana, iblis yang telah merusak didunia ini datang melayang dari arah pintu dan menuju kearah kami, kami memanggil para iblis itu para Pemangsa Jiwa
???:"makhluk apa itu?"
Adzima:"mereka adalah Pemangsa Jiwa"
Adzima:"dan jika kita tidak segera pergi dari sini, kita akan menjadi seperti para penduduk itu"
???:"tapi kita sedang terpojok"
Aku melihat sekitar dan aku melihat ada jendela yang terbuka.
Adzima:"kita bisa lompat melalui jendela"
???:"tunggu"

Aku langsung lompat tanpa memperdulikan perkataan pemuda itu, aku merasa seperti melupakan sesuatu, dan setelah melompat aku mengingatnya, kalau kami sedang berada di lantai 3. Aku menutup mata dan menyiapkan diriku untuk terbentur tanah, tapi kemudian aku merasa ada yang memegang tanganku. Aku melihat ke atas dan ternyata pemuda itu menolongku lagi. Tangan kirinya menahan tanganku supaya aku tidak jatuh, dan tangan kanannya berpegangan pada besi di jendela.
???:"apa kamu gila?"
Adzima:"maaf aku lupa kalau kita berada di lantai 3"
Kemudian kami melihat ada sebuah Pemangsa Jiwa terbang kearah kami.
???:"tch"

Pemuda itu melihat kearahku lalu melepaskan tanganku. Karena aku jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi, aku bisa mendarat dengan aman. Pemuda itu juga melepaskan pegangannya di besi jendela. Tapi dia sedikit terlambat dan Pemangsa Jiwa itu berhasil melukai tangan kanannya. Dia berhasil mendarat dengan aman sambil memegangi tangan kanannya yang terluka.
Adzima:"apa kamu baik baik saja?"
???:"ikut aku"
Dia lalu langsung berlari dan aku mengikutinya. Kami berlari menuju ke sebuah mobil yang terparkir di jalan.
???:"masuk kedalam mobil"
Kami pun lalu masuk kedalam mobil itu. Dia lalu mengemudikan mobil itu, dan ada beberapa penduduk dan Pemangsa Jiwa yang mengejar kami.
Adzima:"kita masih dikejar"
???:"tenang saja"

Dia mempercepat mobilnya dan kami tiba tiba berada di dalam sebuah bangunan seperti gudang sebuah pabrik.
Adzima:"teleportasi?"
???:"kurang lebih seperti itu"
Aku langsung menghadap kearahnya.
Adzima:"oh iya, terima kasih atas bantuannya tadi"
Aku mengulurkan tanganku kearahnya.
Adzima:"namaku Adzima"
Dia menjabat tanganku dengan tangan kiri.
Falco:"panggil saja aku Falco"
Dia lalu turun dari mobil, dan aku mengikutinya. Tidak kusangka ternyata bangunan ini cukup luas.
Adzima:"um, dimana kita?"
Dia lalu berbalik kearahku, dan aku melihat maskernya menghilang.
Falco:"selamat datang di markasku"
Falco:"atau lebih tepatnya garasi markas"

Dia lalu berjalan naik dan aku mengikutinya, kamipun sampai di sebuah ruangan yang hampir sebesar garasi di bawah. Di tengah ruangan itu ada sebuah meja yang menampilkan sebuah hologram yang berbentuk sebuah bumi dan, ada kursi yang melingkari meja itu, ada juga sofa panjang berwarna merah yang diletakan merapat dengan tembok di sisi kanan dan kiri hologram itu. Di sebelah kiri pintu tempat kami berdiri ada sebuah komputer dengan 6 buah layar yang cukup besar, dan ada beberapa peralatan juga di meja itu. Di sebelah kananku aku melihat ada sebuah lorong, dan di sebelah kiri komputer besar itu ada ruangan yang terlihat seperti dapur, dan didepan kami ada dua buah jendela, dan dua buah pintu di antara kedua jendela itu, sepertinya itu pintu untuk pergi keluar.

Falco:"tenang saja, aku bisa menjamin kalau tempat ini pasti aman"
Falco:"karena hanya aku saja yang mengetahui lokasi pasti dari tempat ini"
Falco:"kita juga bisa pergi kemanapun dengan cepat dari tempat ini"
Saat aku sedang mengagumi tempat ini, ternyata Falco sudah duduk di sofa dan mencoba mengobati lukanya. Aku lalu berjalan dan duduk di sampingnya, dan mengambil alat pengobatannya.
Adzima:"biarkan aku saja yang mengobatimu"
Falco:"tidak perlu"
Adzima:"ayolah, kumohon"
Adzima:"anggap saja sebagai tanda terima kasih dariku"
Falco:"baiklah"

Setelah itu akupun langsung merawat lukannya. Dia kemudian bertanya saat aku sedang merawat lukanya.
Falco:"Adzima, bisakah kamu menjelaskan padaku apa yang kamu maksud saat kamu bilang kalau para penduduk itu sedang dirasuki dan dikendalikan? dan apa itu Pemangsa Jiwa?"
Adzima:"kamu benar benar tidak tau apa apa?"
Falco:"tidak"
Adzima:"itu aneh, karena semua ini sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu"
Falco:"bisakah kamu ceritakan apa yang terjadi"
Adzima:"beberapa bulan yang lalu sebuah iblis yang tersegel tiba tiba bangkit, nama iblis itu adalah Zalgo, dia lalu membangkitkan para prajuritnya, dan mereka adalah para Pemangsa Jiwa"
Adzima:"Zalgo mengirim para Pemangsa Jiwa untuk merasuki para manusia dan mengendalikan mereka untuk melakukan hal yang Zalgo inginkan, hanya sedikit manusia yang belum dikendalikan, karena itulah kamu tidak boleh percaya pada siapapun dengan mudah"

Falco:"tidak kusangka hal seperti itu terjadi dan aku tidak mengetahuinya"
Falco:"tapi tenang saja Adzima, kamu bisa mempercayaiku dan aku mempercayaimu"
Falco lalu berdiri dan berjalan kearah meja hologram di tengah ruangan.
Falco:"dan juga, hal ini sangatlah berbahaya, jika kita membiarkan mereka berbuat seenaknya, dunia ini akan hancur"
Falco:"sepertinya sudah saatnya untuk mengumpulkan mereka"
Aku berdiri dan berjalan kearahnya.
Adzima:"siapa yang kamu maksud dengan mereka?"

Falco:"aku telah mengumpulkan daftar orang orang yang memiliki kekuatan melebihi manusia biasa untuk dijadikan sebuah tim, dan kamu adalah salah satu dari mereka"
Falco:"Putri Pengendali Alam"
Aku langsung terkejut mendengar itu.
Adzima:"bagaimana kamu bisa mengetahui tentang kekuatanku?"
Falco:"aku akan memberitaumu nanti, apakah kamu mau bergabung?"
Adzima:"aku ikut"
Falco:"kalau begitu sekarang tugas kita adalah mencari anggota yang lainya dan mengajak mereka bergabung"
Adzima:"bagaimana cara kamu mencari mereka?"
Falco:"God Eye"
Adzima:"apa itu God Eye?"
Dia lalu mengetik sesuatu di meja, lalu hologram di depan kami sedikit berubah dan memperlihatkan video dari kamera dari seluruh dunia.
Adzima:"woah"
Adzima:"jadi siapa yang akan kita temui terlebih dahulu?"
Falco:"anggota pertama kita adalah......."

DestiniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang