Ardnahc

114 8 0
                                    

Adzima pov

Falco:"anggota selanjutnya adalah seorang pesulap"
Falco:"dia memiliki nama panggung yaitu Ardnahc"
Fian:"pesulap huh?"
Adzima:"sepertinya kali ini akan menarik, aku sangat menyukai sulap"
Teman teman yang lain terseyum melihat aku bersemangat.
Artha:"Dzim, bisakah kamu kurangi semangatmu itu?"
Artha:"sedikit saja?"
Adzima:"ups, maaf"
Artha:"dan juga aku tidak percaya pada yang namanya sulap"
Artha:"pasti itu hanyalah sekumpulan trik sederhana atau semacamnya"

Falco langsung tersenyum mendengar itu.
Falco:"aku jamin kali ini pasti berbeda, dan kamu pasti akan menyukainya"
Falco:"Adzima, Fian, dan Artha kalian ikut denganku"
Falco:"sedangkan yang lainya tetap disini"
Kami lalu berangkat ke tempat tujuan kami.
Adzima:"yey, jadi kemana kita akan pergi kali ini?"
Falco:"pertunjukan sirkus"
Artha menghembuskan nafasnya dan terlihat sangat malas.
Artha:"ini pasti akan membosankan"
Falco:"kita lihat saja nanti"

Hal yang dikatakan Falco membuatku penasaran dengan anggota kali ini. Kami tiba di sebuah gedung theater. Saat kami masuk ke theater itu, ternyata sudah banyak orang yang berada disana, dan mereka terlihat tidak memperdulikan kami. Itu cukup aneh menurutku. Kami mencari tempat duduk lalu melihat ke arah panggung. Setelah melihat beberapa aksi yang ditampilkan, Artha pun terlihat sangat bosan.
Artha:"hoam, apakah masih lama?"
Adzima:"bersabarlah dan coba untuk menikmati ini"
Artha:"huft, baiklah"

Setelah melihat beberapa aksi lagi, akhirnya sekarang adalah giliran Ardnahc untuk muncul. Kami terkejut karena Ardnahc ternyata adalah Galuh teman kami. Artha lah yang paling terkejut diantara kami, dia langsung berdiri dengan mulut terbuka. Falco dan Fian langsung tertawa melihat reaksi Artha. Bedanya Falco hanya tertawa kecil saja sedangkan Fian tertawa hingga terbahak bahak. Anehnya penonton yang lain seperti tidak terganggu sama sekali dengan tertawaan dari Fian.

Falco:"sudah kubilang, kalau kamu akan menyukai ini"
Adzima:'jadi ini yang dia maksud'
Kami melihat Galuh mempertunjukan beberapa trik sulap, lalu diapun keluar panggung
Artha:"Apa yang dilakukan Galuh disini?"
Falco:"sepertinya aku harus menjelaskan sesuatu kepada kalian dulu"
Falco:"sirkus ini, bukanlah sirkus biasa"
Falco:"seperti yang kalian lihat, ada beberapa orang orang disini memakai pakaian yang cukup tua, dan mereka semua sama sekali tidak memperdulikan kita"

Fian:"jadi?"
Falco:"tempat ini adalah sirkus ilusi"
Falco:"jika kalian terjebak dalam ilusi, kalian akan terperangkap disini selamanya"
Falco:"begitu juga dengan para pemain di sirkus ini"
Adzima:"bukankah itu berarti Galuh juga terjebak disini?"
Artha:"kita harus menyelamatkan dia"
Falco:"memangnya, kalian pikir untuk apa kita kesini"
Kami pun lalu pergi ke belakang panggung untuk mencari Galuh. Kami harus mengendap endap, karena di belakang panggung sangatlah ramai. Untunglah Falco memiliki alat yang bisa membuat kami tak terlihat.

Kami dapat menemukan ruangannya Galuh dengan mudah, karena ada tulisan Ardnahc terpasang di depan pintunya. Kami masuk ke dalam ruangan itu dan melihat Galuh sedang duduk bersantai. Aku langsung berlari dan memeluknya.
Adzima:"Galuh, lama tak jumpa"
Tapi Galuh malah melihatku dengan bingung.
Galuh:"siapa kalian? Dan bagaimana kalian bisa masuk kesini"
Hal itu membuat kami terkejut.
Adzima:"huh? Kamu serius?"
Adzima:"ini aku Adzima, apakah kamu melupakan aku?"
Galuh:"aku tidak mengenal kalian, jadi pergilah"
Artha lalu maju kearah kami.
Artha:"berhenti bercanda Galuh, ini kami, tidak mungkin kamu melupakanku"

Galuh menjadi sangat kesal saat melihat Artha, dan dia menjadi marah.
Galuh:"SUDAH KUBILANG, AKU TIDAK MENGENAL KALIAN JADI KALIAN PERGILAH!"
Ada energi berwarna ungu mengelilingi Galuh, dan benda benda langsung berterbangan kesegala arah
Artha:"apakah kamu masih marah tentang masalah itu, bukankah aku sudah meminta maaf"
Galuh:"AKU TIDAK TAU APA YANG KAMU BICARAKAN, PERGILAH!"
Benda benda yang beterbangan di sekitar Galuh kemudian terlempar kearah kami. Kami mencoba menghindari benda benda itu. Lalu Fian berbisik padaku.

Fian:"memangnya apa yang terjadi diantara mereka berdua?"
Adzima:"aku juga tidak tau"
Galuh terus menerus menyerang kami dengan melempar barang barang kearah kami.
Adzima:"Artha sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?"
Artha terdiam untuk beberapa saat lalu dia menjawab.
Artha:"aku pernah melakukan kesalahan padanya dan itu membuat kami berpisah, tapi aku tidak ingin membicarakannya"
Falco:"jika kamu tidak mau membicarakannya, maka cepat bereskan ini"

Artha:"apa yang harus aku lakukan?"
Falco:"kamu yang menyebabkan masalah ini, jadi kamu juga yang harus memikirkan cara untuk menyelesaikannya"
Falco lalu membuka kantung pistolnya.
Falco:"atau aku yang akan menyelesaikannya dengan caraku sendiri"
Artha:"tunggu, biar aku saja"
Artha lalu melihat kearah Fian.
Artha:"Fian, bisakah kamu pindahkan aku ke belakang Galuh?"
Fian:"bisa, lalu?"
Artha:"sisanya serahkan saja padaku"
Fian lalu memindahkan Artha kebelakang Galuh.

Artha pov
Saat aku berada di belakang Galuh, aku langsung memeluknya.
Galuh:"APA YANG KAMU PIKIRKAN, CEPAT LEPASKAN AKU!"
Artha:"tidak akan, aku tidak akan melepaskanmu lagi"
Artha:"aku tidak percaya kalau kamu sudah melupakan, kumohon ingatlah"
Artha:"aku ingin meminta maaf karena telah meninggalkanmu"
Artha:"maaf"
Galuh lalu berhenti memberontak, lalu dia menangis.
Galuh:"kamu tidak memiliki salah apapun"
Galuh:"harusnya aku yang meminta maaf padamu"
Aku lalu membalikannya menghadap kearahku, dan memeluknya lagi.
Artha:"syukurlah akhirnya kamu sudah sadar"
Dia lalu membalas pelukanku, dan membenamkan wajahnya ke dadaku

Adzima pov
Barang barang sudah berhenti beterbangan, lalu aku melihat Artha dan Galuh berpelukan.
Adzima:"sepertinya sudah aman"
Kami bertiga lalu mendekati mereka. Karena mereka terlalu nyaman berpelukan, mereka sampai tidak sadar kalau kami sudah di dekat mereka. Suasana diantara mereka sangat romantis, hingga kami merasakan dampaknya. Fian lalu berpura pura batuk untuk menyadarkan mereka berdua.
Fian:"uhuk, ada orang disini woi"
Adzima:"Fian, jangan merusak suasana dong"

Galuh:"tau nih Fian, dasar perusak suasana"
Artha:"syirik saja kamu Fian"
Kami lalu mentertawakan Fian. Fian lalu melihat kearahku, lalu kearah Artha dan Galuh secara bergantian.
Fian:"kalian semua jahat, bermesraan di depan jomblo sepertiku"
Hal itu membuat kami kembali mentertawakan dia. Namun kemudian aku sadar kalau aku sedang bersandar kebahunya Falco. Aku langsung sedikit menjauh darinya dan wajahku memerah.
Adzima:"maaf, aku tadi sedikit terbawa suasana"
Falco:"tidak apa apa, aku tidak keberatan kok"
Fian:"cie Adzima cie"
Galuh:"owh jadi dia pacarnya Adzima"

Hal itu membuat Fian langsung tertawa terbahak bahak.
Fian:"benar hahahaha dia pacarnya Adzima hahahaha"
Kata kata Fian membuat mukaku semakin memerah hingga aku tidak bisa membalasnya.
Galuh:"ngomong ngomong, apa yang kalian lakukan disini?"
Adzima:"kami sedang mengumpulkan orang orang yang memiliki kemampuan melebihi manusia lain untuk menyelamatkan manusia, maukah kamu bergabung?"
Galuh:"dengan senang hati"

Saat kami keluar ruangan, kami lupa memakai alat penghilang milik Falco, hasilnya para pemain sirkus menyadari kehadiran kami dan bersiap untuk menyerang kami. Fian kemudian langsung bersiap untuk bertarung.
Fian:"akhirnya ada yang lebih menarik daripada melihat orang pacaran"
Namun, tidak lama kemudian muncul energi ungu lagi di sekeliling Galuh dan dia membuat para pemain sihir itu terlempar dan pingsan.
Fian:"curang, kenapa kamu tidak menyisakan beberapa untukku"
Galuh hanya menjulurkan lidahnya kearah Fian, lalu kami kembali ke markas sambil mentertawakan sikap Fian.

DestiniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang