Adzima pov
Kami semua berada di markas dan Falco menjelaskan tentang anggota selanjutnya.
Falco:"persiapkan perlengkapan kalian, kali ini kita akan pergi ke gurun"
Falco:"jangan lupa membawa pakaian yang menutupi semua tubuh kalian"
Fian:"loh kenapa? Bukankah di gurun itu panas?"
Dwiyan:"justru karena terlalu panas, hingga dapat membuat kulitmu terbakar"
Adit:"memangnya kita mau ke gurun apa sih?"
Falco:"Sahara"
Setelah itu kami semua menyiapkan perlengkapan, kami juga membawa syal untuk menutup kepala. Lalu kami semua naik kedalam jet dan langsung berangkat ke Sahara. Aku duduk di kursi co-pilot disebelah Falco.Adzima:"kamu hebat"
Falco:"hm? Kenapa kamu tiba tiba mengatakan itu? "
Adzima:"kamu bisa mengendarai kendaraan apapun, menurutku itu hebat"
Falco:"makasih, tapi mengendarai jet itu gak susah loh"
Falco:"kamu mau coba?"
Adzima:"enggak enggak, aku ngak bisa"
Falco lalu memencet beberapa tombol sambil menjawab perkataanku.
Falco:"tenang saja, kita diudara, jadi kamu tidak akan menabrak apapun, aku juga mengaktifkan sistem pembantu agar kamu lebih mudah mengerti"
Lalu kokpit kendali di depanku menyala.Falco:"cobalah"
Aku memegang kendali itu secara perlahan lalu aku dapat merasakan tekanan angin yang mengenai pengendali itu.
Adzim:"berat juga ya"
Falco:"untuk pertama kali memang berat, tapi lama lama pasti juga terbiasa"
Setelah itu aku terus menyetir jet itu hingga mendekati tujuan. Saat sudah hampir sampai, Falco mengambil alih kendali dan mendaratkan jet. Setelah itu kami semua turun. Kami melihat di sekeliling kami hanyalah padang pasir yang sangat luas.
Fian:"jadi, apa yang kita cari disini?"
Falco:"bukan disini, tapi sekitar 1 KM arah selatan dari sini"
Qori:"lalu kenapa kamu mendarat disini?"
Falco:"karena jetku akan langsung mati jika kita lebih jauh dari ini karena medan magnet yang cukup kuat"Dia kemudian berjalan kearah selatan dan kami mengikutinya. Sepanjang perjalanan cuacanya sangat panas, dan sinar matahari sangat menyengat. Aku melihat ada tulang tulang sisa hewan yang mati beberapa kali. Setelah setengah jam berjalan, beberapa dari teman teman banyak yang mengeluh.
Fian:"huwah panasnya"
Artha:"saking panasnya, sampai tidak bisa berkeringat"
Elsa:"bahkan es ku akan langsung mencair di suhu yang sepanas ini"
Adit:"Falco, apakah masih jauh?"
Adzima:"berhentilah mengeluh teman teman"
Adit:"tapi Dzim..........."
Troublemakers:"panasss"
Qori:"aku haus"
Adzima:"aku juga sama"Ina:"ngomong ngomong, kita ada dimana sekarang?"
Falco:"kita ada di kawasan lembah neraka Sahara, mungkin sebentar lagi kita akan sampai di tujuan"
Artha:"lembah neraka? Pantas dari tadi aku melihat tulang tulang hewan dimana mana"
Para Troublemaker yang sedang mengeluh sepertinya salah dengar.
Troublemakers:"APA? KITA ADA DI NERAKA? TIDAKKKK"
Qori langsung memukul mereka.
Qori:"diamlah, kita ada di lembah neraka, bukan di neraka idiot"
Qori:"agh memarahi mereka membuatku semakin kehausan"
Adzima:"sabar Qori"
Tak lama kemudian, kami melihat ada semacam oasis di depan kami.
Arga:"lihat teman teman, ada oasis"
Fian:"palingan juga cuma fatamorgana"
Falco:"tidak, oasis itu asli, dan disanalah tujuan kita, tapi.......... "Teman teman yang lain langsung berlari ke oasis itu tanpa mendengar peringatannya Falco.
All:"yuhuuuu"
Falco:"tunggu"
Saat mereka sudah sampai di depan oasis, tiba tiba ada golem batu yang cukup besar yang menghadang mereka.
Troublemakers:"sial"
Para Troublemakers lalu menyerang golem itu, tapi golem itu berubah menjadi pasir, dan serangan mereka menembus pasir itu. Golem itu kembali ke bentuk aslinya dan bersiap menyerang Fian dan yang lainya. Ina, dan yang lain bersiap untuk menyerang golem itu, tapi di hentikan oleh Falco.
Falco:"tunggu, jangan menyentuh golem itu"Teman teman yang lain langsung berhenti, golem itu juga berhenti tepat sebelum serangannya mengenai Fian dan yang lainya. Lalu kami mendengar sebuah suara.
???:"keputusan yang bagus"
???:"golem itu terbuat dari pasir, dan jika kalian menyentuh golem itu, maka seluruh cairan di tubuh kalian akan diserap dan kalian akan mati"
Adzima:"siapa kamu?"
???:"kalian tidak perlu tau siapa aku, aku akan membiarkan kalian pergi hidup hidup, jadi jangan dekati oasis ini lagi"
Dwiyan:"kami akan tetap mati jika kami harus kembali tanpa air"
???:"aku bisa memberitau kalian rute paling aman dan tercepat menuju kota"
Elsa:"paling tidak beri kami sedikit air"
???:"baiklah"
Ina:"benarkah?"
???:"tapi hanya jika kalian bisa mengalahkan golem itu"Artha:"sama saja kami akan mati"
Golem itu kembali bergerak, dan aku terkejut karena Falco tiba tiba sudah berada dibawah golem itu dengan. Falco lalu langsung menguppercut golem itu dan membuatnya terhempas kelangit.
All:"whoah"
???:"tunggu, apa yang kamu lakukan?"
Falco lalu memperlihatkan kedua sarung tangannya yang sudah berlumuran darah.
Falco:"asal kamu tau saja, darah dapat menggumpalkan pasir, dan mencegahnya untuk menyerap air"
Adzima:"darah siapa yang kamu gunakan?"
Falco:"tentu saja darahku sendiri"
Golem itu lalu kembali jatuh kearah kami, tapi Falco memukulnya menjauh, dan kemudian mengejarnya. Falco menghubungi kami dari miphon.Falco:'aku akan mengurus golemnya, kalian urus Triya'
Adzim:'jadi sekarang Triya'
Tak lama kemudian pasir pasir berterbangan dan membuat sebuah tubuh seperti tubuh seorang wanita didepan kami. Ternyata wanita itu benar benar Triya.
All:"TRIYA?"
Triya:"bagaimana kalian bisa tau namaku? Siapa kalian?"
Kami melepas syal dan penutup kepala kami. Triya pun langsung menangis melihat kami, dan langsung berlari dan memeluk kami.
Triya:"teman teman"
Triya:"maaf, aku tidak tau kalau itu kalian"
Fian:"nangisnya nanti aja, untuk sekarang kami boleh minta minum gak?"
Triya:"silahkan"Kami kemudian masuk ke dalam oasis dan para laki laki langsung berlari ke danau yang ada di oasis.
Fian:"segarnya"
Adzima:"kalian, yang sopan dong"
Triya:"sudahlah Dzim, biarkan saja mereka"
Triya lalu memberi kami minuman.
Triya:"bisakah kalian meminta teman kalian kembali? Aku akan mengentikan golem ku"
Adzima:"ah benar"
Aku lalu mencoba menghubungi Falco melalui miphon, tapi tidak ada jawaban.Falco pov
Saat ini aku sedang berada di sekitar 300 meter dari oasis, dan sedang melawan golem. Saat aku sedang menghindar dari golem itu, aku merasa seperti ada yang menyengatku dari belakang. Saat aku berbalik aku melihat ada kawanan kalajengking api disana, mungkin salah satu dari mereka menyengatku. Aku juga melihat ada awan badai dari kejauhan.
Falco:"sial"
Saat aku berbalik lagi ternyata golem yang tadi sudah berhenti bergerak. Aku melompat ke belakang kepala golem itu, lalu menendangnya hingga jatuh dan menimpa para kalajengking itu. Setelah itu aku berlari kembali ke arah oasis sambil menjawab di miphon dan ternyata Adzim yang memanggilku.
Adzima:'Falco Falco'
Falco:'iya Adzima?'
Adzima:'bagaimana keadaanmu?'
Falco:'aku sempat tersengat kalajengking api, tapi aku baik baik saja'
Adzima:'syukurlah, dimana kamu sekarang? Triya bilang sebentar lagi akan terjadi badai pasir'
Falco:'aku tau, aku sedang berlari kembali ke oasis, katakan pada yang lain untuk tidak khawatir'
Adzima:'baik'3ps pov
Elsa langsung panik saat mendengar kata kalajengking api, dia lalu melihat kearah Fian yang masih bermain air, lalu menghembuskan nafasnya.
Elsa:'tersengat kalajengking api? Itu berbahaya, semoga dia sampai tepat waktu'
Adzim:'apa itu kalajengking api?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Destinies
Action"dread it, run from it, destiny still arrive" Bercerita tentang dua orang yang berusaha mengumpulkan orang orang dengan kemampuan khusus untuk menyelamatkan dunia dari iblis dan pasukannya yang telah merasuki umat manusia dengan kejahatan yang menge...