6

31 13 0
                                    

"Lio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lio." Nebula mengguncangkan bahu Helios yang masih terlelap di sofa ruang tengahnya. Lelaki itu tampak damai dan tak ada tanda-tanda akan bangun.

"Elio!" Masih sama.

"HELIOS BANGUN!" Teriaknya setelah menepuk pipinya lumayan keras. Sontak Helios terduduk dengan linglung.

"Hah?"

"Hah-Hahan. Bangun, sekolah. Mandi sana!" Helios sedang mengumpulkan nyawa, ia terdiam beberapa lama. Hingga suara Nebula yang nyaring, menyadarkannya.

"BURUAN!" Helios berlari ngibrit. Di tengah larinya, senyumnya terbit. Sekarang ada yang membangunkan dirinya. Pagi harinya tak akan se-sepi dulu. Hidup Helios pasti akan lebih baik dari sini.

"Tuh roti, dimakan." Dinginnya saat melihat Helios ke arahnya.

"Iya. Makasih, Bul." Ujar Helios lalu duduk. Ia tersenyum simpul. Bahkan sekarang ada yang menyiapkan ia sarapan.

"Kenapa repot-repot buat sarapan?"

"Ya masa gue nginep tapi diem aja? Tadi gue juga lihat banyak stok makanan, berhubung gue bisanya buat begini doang, yaudah gue buat aja."

"Habis pulang sekolah, gue mau ke rumah. Mau ngambil pakaian sama uang tabungan abis itu nyari tempat kost." Helios hanya mengangguk sembari makan rotinya.

"Berangkat bareng, ya."

"Gue bisa naik gojek."

"Buang-buang uang atuh. Bensin aku juga masih full. Kasian juga sama jok bagian belakang gak pernah diduduki."

"Modus lo mah." Helios tertawa renyah.

...

"SAOSNYA KENA BAJU GUE, PAOK!" Teriak Rakasa pada Naru, Menarik atensi semua orang yang ada di kantin ini.

"Maaf kawan-kawan, kesabaran Raka setipis tisu dibelah 7. Jadi, tolong dimaklumi, ya," ucap Helios pada orang-orang yang tertuju pada meja mereka.

"WOY! ke kantin gak ngajak-ngajak. Parah lo pada!" Ucap seseorang yang baru datang,

"Bang Tama? Wih udah pulang lo, Bang?" Naru menghampiri, ber-tos ria layak teman lama yang baru berjumpa.

"Iyalah, udah kangen berat gue sama makanan di kantin ini." Naru duduk dan Tama pun ikut bergabung dengan meja mereka.

"Makanannya atau gue, Bang?"Tanyanya dengan kedipan manja.

"Gak usah dengerin, Naru emang setresnya udah tahap tinggi, gak bisa ketolong lagi."

"Kok lo gitu sih, cemburu, ya lo?"

"NAJIS, SUMPAH! LO GAK USAH NGEHOMO NAPA."

"Homo itu singkatan dari horang-horang punya mobil." Suara pletak terdengar merdu, suara itu ada karena ulah tangan Rakasa pada jidat Naru.

UNCONSCIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang