Kedua

201 19 9
                                    

Setelah acara menangis berdua di danau, kini Bintang dan Langit tengah berada di mobil bersama Bumi dan Bulan gadis yang bersama Langit di danau.

Menurut cerita Langit, dia mengikuti Bulan ketika Bulan diseret dengan paksa oleh pria yang terobsesi dengannya. Itu sebabnya tas Bulan tertinggal di perpustakaan dan Langit yang mengejar Bulan untuk mengembalikan tas ternyata menjadi sasaran amarah sang pria.

Pria itu berlaku kasar dan mendorong Langit cukup keras serta merampas smartwacth milik Langit dan menganggap itu sebagai barter dengan sang gadis.
.
.
.

"Rumah loe dimana?" Tanya Bumi ketika mereka sudah memasuki kompleks perumahan.

Ternyata Bulan satu juga berada di perumahan yang sama dengan mereka hanya beda Cluster saja dan Bulan baru pindah beberapa bulan lalu.

"Di Cluster Silver" Jawab Bulan dengan gugup

"Bulan jangan takut, Bumi dan Bintang memang seperti itu tapi mereka baik. Percaya deh sama Langit."

"Iya kak Langit, Bulan percaya kok. Kak Langit itu baik jadi tidak mungkin teman kak Langit jahat." Terang Bulan sembari tersenyum manis.

"Siapa cowok yang udah dorong dan cabut paksa smartwatch kak Langit?"

"Namanya Aldi Handoyo dari Fakultas Bisnis"

"Aldi si brengsek itu?" Ucap

"Bintang! Ga boleh ngomong kasar!" Tegur Langit

"Iya kakakku sayang kakakku baik" Balas Bintang sembari menggoda Langit. Dia juga mendusal-dusalkan wajahnya pada bahu sang kakak membuat Langit memekik kegelian.

Bulan yang melihat interaksi keduanya tanpa sadar tersenyum tipis dan hal itu tidak lepas dari pandangan Bumi.

.
.
.

"Sayang maafin aku ya, aku janji besok kita nonton oke?" Bujuk Gala pada Aura

"GALA!!! Kamu fikir aku marah karena kita tidak bisa nonton iya??!!" Amarah Aura sudah tidak dibendung lagi, dia tidak habis pikir oleh tingkah kekasihnya itu.

"Memangnya aku ada salah lain selain batalin acara nonton kita?" Tanya polos Gala

"Apa arti Langit bagimu?" Bukannya menjawab pertanyaan Gala, Aura malah mengajukan pertanyaan yang membuat Gala mengeryitkan dahinya.

"Maksud kamu apa tanya seperti itu Aura!" Ucap datar Gala

"Kau hanya perlu menjawabnya!"

"Langit segalanya bagiku, Langit itu bagaikan hidupku, dan-"

"Langit juga yang mempertemukan kita kan?" Potong Aura

"Gala, kau bukan hanya kekasihku, kau juga tunanganku. Tak lama lagi kita akan hidup bersama, lalu kenapa kau selalu menyisihkan aku dari setiap masalahmu, terlebih itu tentang Langit."

"Sama halnya kau menganggap Langit sebagai hidupmu, aku menganggapmu sebagai hidupku. Langit itu sangat berharga bukan hanya untukmu tapi untukku juga. Karena Langit lah yang mempertemukan kita, Aurora Valerie dan Galaksi Anggasta. Jadi please jangan pernah sisihkan aku dari masalahmu. Hiks" Terdengar isakan keputus-asaan dari seorang Aura yang terkenal tangguh seorang gadis pemegang sabuk hitam taekwondo.

Gala hanya tertegun mendengar curahan kekasihnya itu. Tangannya ia ulurkan lalu menarik sang kekasih dalam dekapan hangatnya.

Tak jauh dari sana ada dua pasang mata yang melihat dan dua pasang telinga yang mendengar semua kejadian tersebut.

"Kau mendengar semuanyakan Sam?"

Samudra yang merasa terpanggil langsung menatap manik Senja sang kekasih.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang