Untuk pertama kalinya Bintang pulang dengan teman-temannya menggunakan bus sekolah. Papahnya hari ini sedang ada pekerjaan dan mamah katanya sedang sibuk.
Ketika bus yang ditumpakinya berhenti di lampu merah, dia melihat mamahnya tengah menggandeng Langit yang baru saja keluar dari sekolah yang berada tak jauh dari lampu merah. Bintang kesal kenapa mamah tidak pernah telat mengantar jemput Langit dan kenapa pula Langit di sekolah yang sangat bagus. Lihat lah luas sekali halamannya dan juga banyak sekali permainan, sekolah Langit lebih terlihat seperti taman bermain menurut Bintang.
"Eh eh tau ga? Kata mami aku sekolah itu isinya anak-anak cacat loh" Ucap salah satu temannya
Bintang langsung menajamkan telinganya dan mendengar dengan seksama perbincangan teman-temannya.
"Iya, kata bunda juga gitu. Aku juga dimarahi bunda gara-gara pengen masuk sekolah itu"
"Ih padahal sekolahnya bagus ya.."
Cacat. Setahu Bintang, Langit itu tidak cacat. Langit memiliki 2 mata, 2 telinga, 2 kaki, 2 tangan sama sepertinya. Langit juga tidak bisu, tuli, atau buta, kenapa Langit malah sekolah disitu. Sampai rumah Bintang WAJIB menanyakan itu pada mamah dan papah.
.
.
.Rumah kosong yang berada disamping rumah Gala beberapa bulan lalu direnovasi dan katanya hari ini penghuni baru akan tiba. Gala berdoa semoga saja penghuni barunya bisa dijadikan teman.
Baru saja Gala membuka gerbang dia langsung mendengar teriakan Bumi yang berdiri dekat dengan mobil yang tengah membawa properti, disamping Bumi juga ada anak yang seumuran dengannya.
"Angga, kita bakal punya temen baru tau." Ucap Bumi dengan ceria
"Siapa? Mana temen barunya?" Tanya Gala cukup antusias.
"Samudra sini, jangan sembunyi di belakang mobil." Bumi memanggil anak yang tadi berdiri disampingnya namun langsung bersembunyi di belakang mobil ketika Gala mendekat.
"Angga dia namanya Samudra" Kenal Bumi
"Bumi sudah aku bilang berapa kali panggil aku Gala, G.A.L.A GALA!!" Seru Gala
Fyi, dulu Gala memang sering dipanggil Angga dan kak Angga dipanggil Damar, namun karena pengucapan Langit yang tidak lancar dan Langit sering tertukar antara memanggil Gala dan kak Angga. Akhirnya atas inisiatif Gala maka dirinya dan kak Angga diubah, agar Langit tidak kebingungan lagi.
"Hehe maaf Gala, kenalin dia Samudra, dia bakal jadi teman kita dan Langit" Seru Bumi dengan senyumannya, namun senyuman itu langsung luntur setelah melihat raut wajah Gala yang seakan tidak senang.
"Maaf, kalau emang ga mau temenan juga ga apa-apa kok." Balas Samudra yang terlampau peka dengan situasi yang canggung itu.
"Bu bu bukan begitu!" Seru Gala yang merasa bersalah.
"Lalu kenapa wajah Gala seperti itu?" Tanya Bumi yang penasaran
"Nama kamu susah, kasihan Langit. Hiks hiks" Lirih Gala
Melihat kernyitan dahi Samudra tak lepas dari pandangan Bumi, Bumi langsung menggenggam tangan Gala dan tangan satunya ia gunakan untuk menarik tangan Samudra.
"Gala ga usah khawatir, nanti kita buat nama panggilan yang mudah buat Langit." Ucap Bumi
"Samudra tidak marah kan kita panggil kamu Sam aja?" Lanjutnya sembari menatap wajah Samudra. Karena tidak tau apa-apa dan Samudra hanya ingin memiliki teman maka dia hanya mengangguk sembari mengeluarkan senyuman manis dan membuat matanya menghilang.
"Ayo, kita ke Langit!!" Seru Bumi setelah semuanya beres.
Belum juga anak-anak itu membunyikan bel, gerbang rumah Langit sudah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
Short StoryAku pernah dengar ada seorang yang berkata seperti ini: Semua orang berharap menjadi Bintang, tapi aku tidak. Aku ingin menjadi Langit, kenapa? Karena Langit selalu ada kapanpun baik malam ataupun siang. Tanpa Bintang, Langit masih tetap ada. Tapi t...