Ketujuh

78 16 0
                                    

Hari ini semuanya sedang berkumpul di rumah Galaksi menikmati pesta guna menyambut hadirnya keponakan manis di dunia ini.

Ya, Angga baru saja dikarunia seorang anak setelah sang istri mengalami kegagalan sebanyak dua kali. Itu sebabnya hari ini dia mengadakan pesta kecil-kecilan untuk mengucap syukurnya pada sang pencipta atas amanah yang telah ia terima.

"Wey Angkasa sendirian aja loe?" Sambut Gala pada sahabatnya Angkasa

"Rain mana kak?" Tanya Bintang

"Dia lagi jemput Pelangi, bentar lagi juga sampe"

"Eh gue denger loe udah dapet gebetan nih? Mana Bin?" Goda Angkasa

Diantara yang lain memang Angkasa yang jarang berinteraksi karena Angkasa lebih memilih melanjutkan pendidikannya diluar negeri. Saat ini dia sedang berlibur itu sebabnya dia sempatkan untuk berkumpul.

"Pasti si Rain yang ember" Cebik Bintang

"Gapapa kali Bin, loe udah gede juga jadi wajar" Sahut Sam

"Eh ngapain diluar sih, cepet masuk itu Langit nungguin kalian loh" Panggil Bumi

Baru saja mereka hendak melangkah terdengar pintu gerbang yang terbuka dan menampilakan gadis cantik dengan gaun putih yang menambah kecantikannya.

"Loe sambut gih Bin, kita ke dalem dulu ya" Goda Gala

Dengan malu-malu Bintang menghampiri Bulan yang baru saja masuk. Jujur dia sangat malu tapi dia juga tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya saat melihat Bulan ada dihadapannya.

Acara inti sudah selesai dan sekarang hanya ada bincang-bincang ringan. Sebagian ada yang berkumpul di ruang tengah guna menggoda sang malaikat kecil yang telah ditunggu kehadirannya. Ada juga yang berada dihalaman belakang sekedar menghirup udara segar. Dan ada pula yang sedang mengadu keahliannya.

"Yah Sam, loe payah banget sih" Ejek Angkasa

"Pacar aja kapten basket tapi loe ga bisa main basket"

"Ck loe juga sebelas duabelas ga usah ejek"

"Haha kalian tuh semuanya payah, cuma Kak Bumi sama Bintang doang yang jago basket jadi ga usah pada ribut coba."

"Diem deh Rain!!" Sentak ketiganya

Tak jauh dari sana ada para gadis yang tengah menertawakan para bujang itu.

"Lagian gue aneh deh sama si Sam, dia tiap hari dateng ke lapangan basket sampe bisa dapetin kapten basket putri tapi ga bisa main basket" Ucap Aura

"Kalian ingin tau kisah para bujang itu gak?" Sela Angga tiba-tiba dan membuat semuanya terkejut

"Kak Angga bisa ga sih ga usah ngagetin gitu?" Ucap Senja

"Sory sorry, jadi kalian mau denger kisah mereka ga nih?" Tawar Angga sekali lagi

Aura, Senja, Bulan, Pelangi secara bersamaan menggangguk lucu seperti anak kecil membuat Angga terkekeh.

"Pada intinya semua berawal dari Langit" Angga memulai ceritanya

"Lagi?" Ucap mereka serentak

"Samudra, Bumi, Galaksi, Bintang, Angkasa, Rain semua berpusat pada Langit. Seperti pepatah Ketika Langit runtuh maka alam semesta ini takkan ada"

🐻🐻🐻

Setelah lelah bermain basket dengan teman-temannya Bintang memilih untuk pulang dengan menebeng pada salah satu temannya, karena kebetulan temannya itu membawa sepeda.

"Eh liat deh orang gila itu, kasihan ya" Ucap salah satu temannya

Bintang langsung melihat kemana arah yang ditunjukkan temannya. Setelah melihatnya dia langsung terdiam dan tak fokus dengan pembicaraan teman-temannya.

"Bintang kenapa sih kok diam terus?"

"Ga apa-apa kok"

"Oh ya, kenapa kalian sebut dia orang gila sih?" Tanya Bintang yang berusaha biasa saja

"Lo ga tau ya, kemarin dia lemparin batu ke anak-anak komplek sebelah sampe ada bocor kepalanya"

"Eh tau ga katanya si gila itu punya adik loh"

"Iih gue sih amit-amit punya kakak gila kaya gitu, iya ga sih Bin?" Yang dibalas senyuman tipis oleh Bintang

"Eh lo pernah bilang punya kakak kan Bin? Kok kita ga pernah tau sih?"

Belum juga menjawab Bintang mendengar teriakan seseorang.

"Bintang!! Baru pulang basket?"

"Iya Kak! Kak ikut!"

"Oke!" Balas seseorang diseberang jalan.

"Eh gue disini aja ya" Ucap Bintang pada temennya

"Dia kakak lo?"

"Iya! Thanks ya. Bye!"

Bintang langsung berlari menghampiri orang tersebut.

"Lo ga bawa sepeda lagi Bin?"

"Iya kak, sepeda kempes habis dimainin kak Langit" Ucapnya sendu

"Lo harusnya hubungi gue kalo butuh jemputan gue siap jemput kok"

"Beneran kak?"

"Iya bener, apa sih yang ga buat lo!"

"Kalo gitu Bintang boleh minta satu permintaan ga?"

"Permintaan apa?"

"Kak Bumi mau ya jadi kakaknya Bintang?"

Bumi langsung mengiyakan hal tersebut dan tidak berpikir hal aneh karena mereka sudah sangat dekat sejak kecil.

Tapi ternyata setelah hari itu, semua orang tau bahwa Bumi adalah kakak dari Bintang. Yah, Bumi bukan Langit.

Bahkan pernah sekali Bintang secara terang-terangan tidak menganggap Langit sebagai kakaknya.

.
.
.
Sorry banget ya baru up, bukan lupa tapi aku bingung mau dibawa kemana book ini.. mau direvisi tapi males, mau dilanjut tapi cerita ngalor ngidul gini..😪😪
Tapi aku coba lanjut beberapa part dulu klo emang tidak memungkinkan ya sudah lah..😅
Makasih banget buat yang mau baca dan kasih votennya🙏

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang