Pakaian formal dengan sedikit berantakan serta wajah kuyu menghiasi Abimanyu yang tengah menggendong Bintang menuju kamarnya.
Setelah memastikan putranya tertidur Abi langsung menuju kamar Langit untuk melihat putra sulungnya yang sudah terlelap.
"Ada apa? Mau aku buatkan teh atau kopi?" Tanya Mika setelah mereka sampai di kamar dan menyiapkan baju ganti untuk suaminya.
"Buatkan teh saja" Balas Abi sembari menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya
Setelah selesai membersihkan badan kini Abi menyuruh Mika untuk duduk disampingnya sembari mengelus bahu istrinya.
"Mika, aku tau rasa sayang kamu pada Langit dan Bintang itu sangat besar. Kamu menyayangi mereka, tapi bisakah kau sedikit mengontrol emosi mu?"
"Maksudmu?" Tanya Mika bingung
"Sayang, aku sering melihatmu tak bisa mengontrol emosi saat terjadi sesuatu pada Langit, kau juga terkadang melampiaskannya pada Bintang. Mika, aku mohon jangan lakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal lagi"
"Maafkan aku, aku akan berusaha untuk mengontrol emosiku. Maafkan aku." Sesal Mika
"Minta maaflah pada Bintang, tadi Bintang menangis karena kau mengabaikannya"
Mendengar hal itu Mika sungguh merasa bersalah, dia tak bermaksud mengabaikan Bintang hanya saja dia sangat takut untuk kehilangan Langit.
Malam itu rasa bersalah menyelimuti Mika, tengah malam Mika datang ke kamar putra bungsunya dan memeluk erat putranya. Sesekali dia menciumi pipi dan puncak kepala putranya dengan terus mengucapkan maaf.
Tanpa sepengatahuan Mika sebenarnya Bintang terjaga bahkan sebelum Mika berbaring disampingnya. Bintang berpura-pura tidur karena dia masih kesal dengan Mamahnya itu.
Mendengar penuturan dan penyesalan Mika membuat Bintang berpikir ulang untuk marah Mamahnya. Ingatlah Bintang hanya anak kecil berusia 8 tahun, dia belum memahami semuanya. Jadi wajar jika Bintang merasa marah pada Mamahnya yang membiarkan dirinya di rumah Gala sampai malam tanpa menjemputnya.
🐻🐻🐻
"Bukan kah wajar jika anak kecil merasa cemburu?" Tanya Bulan
"Jika itu hanya cemburu itu wajar, namun jika rasa dendam itu muncul bagaimana?" Ucap Bintang datar
Entah mengapa setelah pertemuannya di danau untuk menanyakan kronologi tentang Langit yang memiliki luka lebam di wajah setelah terkena pukul. Hubungan Bulan dan Bintang semakin dekat ditambah dengan Langit yang sering meminta untuk mampir ke rumah Bulan untuk bermain dengan Vier adik dari Bulan.
Langit sangat menyukai Vier karena mereka memiliki minat yang sama pada permainan puzle. Vier memiliki banyak puzle dari berbagai jenis, bukan hanya puzle yang sering kita jumpai tapi puzle ironman, puzle tali kayu dan semacamnya menurut kita sangat rumit.
Vier tidak pernah merasa keberatan tentang keistimewaan Langit, karena jujur dia itu tipe introvert yang sangat menyukai ketenangan itu sebabnya dia sangat menyukai puzle dan hanya Langit yang mampu menemani Vier dengan sabar menyelesaikan puzle.
Jika Vier dan Langit sudah memegang puzle maka tak ada satu pun yang mau mengusiknya, jika bermain puzle mereka sudah seperti cosplay zombie yang siap menyantap jika diusik. Namun tenang Vier selalu menyalakan alarm sebelum memulai bermain, tujuannya agar mereka tetap ingat waktu dan tidak berlarut-larut bermain dan Langitpun tidak mempermasalahkannya.
Selama Vier dan Langit bermain bersama, sering kali Bintang yang akan menjemputnya dan itu pula yang membuat hubungan Bintang dan Bulan cukup dekat.
Seperti saat ini Bulan dengan seksama mendengarkan semua kisah Bintang dan Langit baik itu kisah bahagia maupun kisah sedih. Namun dari yang Bulan tangkap ada banyak penyesalan yang tersampaikan dari kisah yang Bintang ceritakan.
"Selama kau menyadari kesalahanmu dan tidak mengulanginya lagi bukan kah itu tidak masalah?" Bulan berusaha menghibur Bintang.
"Kau tau setiap melihat tawa kak Langit penyesalan itu timbul apalagi jika melihat kak Langit terluka, rasanya aku sangat bersalah."
"BIIINNNTTAANGGG" Teriak Langit dari dalam rumah
Mendengar teriakan Langit membuat Bintang panik dia langsung berlari menghampiri Langit. Bukan hanya Bintang tapi kedua orang tua Bulan pun langsung keluar dari kamarnya.
"Ada apa kak? Kakak gapapa? Ada yang sakit?"
"Bintang tolong Vier gigit Langit." Adu Langit pada yang adik
"Astaga Vier kenapa kamu malah gigit Langit?" Tegur sang ayah
"Ayah kak Langit curang" Adu Vier dengan mata berkaca-kaca
"Gak!"
"Iya!"
"Gak!"
"Langit gak curang!"
"Iya!"
"Kak Langit curang!"
Mereka semua bingung biasanya dua anak ini sangat akur kenapa sekarang malah saling menyalahkan begitu.
"Emangnya kak Langit curang apa Vier?" Tanta sang Bunda
"Masa kak Langit liat youtube buat pecahin puzle tali kayu itu, pantes kok cepet banget! Kan itu curang namanya Vier udah coba selama seminggu kak Langit cuma sejam!!"
"Benar kak Langit?" Tanya Bintang dengan halus
"Tapi kan Langit juga usaha, liat video itu juga kan butuh usaha!" Elak Langit
"Udah udah jangan berantem gitu ga baik, sekarang kalian saling minta maaf, Vier salah karena gigit kak Langit, Langit juga salah karena sudah curang liat video tutorial"
"Vier mau maafin kak Langit kalo kak Langit janji ga bakal liat video lagi!"
"Iya Langit janji!'
"Emang ada video mecahin puzle kaya gitu ya kak?" Tanya Bulan penasaran
"Ehm"
"Kok kak bisa tau sih ada video tutorial gitu?" Tanya Bintang penasaran
"Hehe kemarin Gala yang tunjukin, kata Gala kalau sudah pecahin puzlenya ya nonton video aja biar Langit ga pusing dan sakit"
Sudah bisa ditebak memang Gala itu kesabarannya sangat tipis, jika dia mengerjakan sesuatu dan itu lebih dari 3 jam pasti dia akan mencari jalan pintasnya atau meninggalkan kegiatan tersebut.
.
.
.
Sorry aku baru up, semoga masih ada yang nungguin Langit ya.😊😭Ini aku tambahin contoh puzle ya teman-teman.
Makasih buat yang udah mampir dan kasih vote🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
Short StoryAku pernah dengar ada seorang yang berkata seperti ini: Semua orang berharap menjadi Bintang, tapi aku tidak. Aku ingin menjadi Langit, kenapa? Karena Langit selalu ada kapanpun baik malam ataupun siang. Tanpa Bintang, Langit masih tetap ada. Tapi t...