Bab 14: Dia Bulan

2K 298 52
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Keesokannya, hari berjalan seperti biasa. Melakukan aktivitas seperti biasa dan mengulang nya setiap hari. Reva dan Marissa sudah pergi ke sekolah, Cethava masih di rumah untuk beberes karena kuliahnya ada di siang hari, sedangkan si sulung sudah bekerja sejak pagi.

Semalam Cethava sempat bertemu Azhiva sekitar pukul setengah sebelas malam, kakaknya itu baru tiba di rumah. Cethava hanya bertanya tentang kemana perginya dia malam itu, sebab, satu rumah tidak ada yang tahu kapan dan kemana Azhiva pergi.

Azhiva hanya menjawabnya kalau dia bertemu dengan teman lamanya, Fresha di sebuah tempat. Hanya itu.

Sedangkan hari ini Azhiva harus berkerja lagi, kondisi cafe Himawari ramai sejak pagi tadi, berhubung Greta sudah memperkerjakan beberapa karyawan baru, jadi mereka tidak begitu keteteran seperti dulu.

Greta berdiri di ambang pintu dapur, menatap lekat pada Azhiva yang tengah mencuci beberapa gelas di wastafel dengan tatapan kosong nya. Greta berpikir, pasti ada sesuatu yang mengganggu gadis itu sekarang.

"Gelasnya nanti jatuh loh Zi kalau sambil bengong gitu," ucap Greta yang kini berjalan mendekati Azhiva.

"Zi?"

Tidak ada sahutan dari gadis itu. Greta lebih mendekat lalu menepuk pundaknya perlahan. "Zhiva."

Bukan hanya Azhiva, Greta pun ikut terkejut saat tiba-tiba gelas yang Azhiva pegang jatuh dan berhamburan ke lantai. Gelas itu pecah menjadi banyak kepingan.

"Hah? Ya Allah, Kak, maaf," kata Azhiva panik. Dengan cepat Azhiva berjongkok untuk meraih beberapa pecahan-pecahan beling di hadapannya.

"Aduh."

Azhiva menatap jari telunjuk di tangan kanannya, cairan merah menetes dari sana. Jarinya luka, terkena pecahan beling. Perlahan gadis itu mencoba menyesap darahnya sendiri dengan eluhan-eluhan kecil yang terdengar.

"Kak Gre, maaf ya."

Greta menggeleng pelan, wanita itu ikut berjongkok. "Pelan-pelan aja bersihin nya, nanti takut luka lagi," ucapnya pelan.

Greta mengambil sebuah sapu lidi dan pengki yang berada di sudut dapur. Melihat Greta yang akan membersihkan pecahan kaca itu, dengan cepat Azhiva bangkit dan mencoba mengambil alih.

"Biar Zi aja, Kak."

"Tangan kamu luka, aku aja gak apa-apa."

"Zi aja, gak apa-apa Kak Gre. Ini salah Zi soalnya." Perlahan gadis itu meraih alat yang Greta pegang, lalu menggunakannya untuk membersihkan sisa beling yang masih berserakan.

Pelangi Tanpa Warna | end.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang