yuta dan tamu tak diundang

630 76 9
                                    

"Annyonghaseyo yorobb... lho? Ponakan gue yang paling kiyowok mana???" 

Salam yang Taeyong sampaikan nggak terselesaikan gara-gara dia nggak menemukan Jaemin ada dalam peredaran radarnya. Padahal kedua matanya sudah dengan cepat memindai seisi ruang rawat Taeil bahkan sampai menajamkan pendengaran supaya bisa mendengar suara yang mungkin ditimbulkan Jaemin seandainya bocah itu sedang berada di kamar mandi. 

Tapi semuanya nihil. Jaemin nggak tercium baunya ada di ruang rawat abangnya.

"Tauk? Dari tadi nggak balik-balik itu bocah" gumam Taeil, kepalang pundung karena belum kesampaian keinginannya buat uyel-uyel Jaemin yang sedari tadi kelihatan menghindarinya.

"Kemana emang?"

"Tadi pas kak Taeil tidur, dia pamit ke kantin bawah. Katanya lagi pengen makan bubuy hayam" ganti Mina yang menjawab. Dia beranjak sebentar mendekati Taeyong, mengambil alih tas jinjing yang laki-laki itu bawa buat dibongkar muatannya dan disusun ke dalam lemari kecil di ruangan itu.

"Hah? Emang ada yang jualan bubuy hayam di sini?"

Mina mengangkat bahu, "Agak ngadi-ngadi sih emang"

"Cariin si bocil deh, Yong, tulunk?! Ajakin balik aja biar bisa istirahat. Gue takut dia ngedrop"

"Ahsiap!" Taeyong langsung keluarin ponselnya, sudah memikirkan banyak cara buat mencari keponakan kesayangannya waktu Mina menyela aktivitasnya.

"Fyi aja, find iphone dia kayaknya lagi off

"Wadaw, tapi telponnya nggak mati kan?"

"Enggak. Cuma ya nggak di angkat. Tadi gue udah coba telepon beberapa kali"

"Hmm... minta dibotakin emang ini bocil satu"

Taeyong kembali menggulir ponselnya. Menekan ikon kontak, kemudian mengetikkan nama Jaemin di sana. Memutuskan untuk mendial nomor bocah itu.

Percobaan pertama, persis seperti kata Mina. Nggak ada jawaban.

"Yaudah, gue sambil jalan aja kalo gitu. Sapa tau ketemu di kubangan" 

Taeil mengangguk singkat tanda setuju, "Ati-ati. Titip anak gue ya"

"Siap"

Taeyong segera beranjak sambil ibu jarinya tetap bergerak, kembali mendial nomor Jaemin yang tertera pada panggilan terakhir ponselnya. Sekali lagi menempelkan ponselnya ke telinga berbarengan dengan sebelah tangannya yang bebas meraih gagang pintu untuk dibukanya.

"Halo? Yeoboseyo?" Taeyong memburu begitu panggilannya terangkat, dia masih berada di ambang pintu saat di seberang sana nggak kunjung ada jawaban, "Jaemin? Halo?"

".... halo? Taeyong?

Langkahnya tersendat. Taeyong berhenti di tengah jalan. Agak meremang karena bukan suara Jaemin yang menjawab panggilannya.

"-- ini gue, Yuta

Taeyong menahan nafas. Nggak mampu buat langsung menyahut. Pikirannya membeku buat sesaat, membuatnya malah melirik Taeil yang terlihat memperhatikan gerak-geriknya.

"Diangkat gak, Yong?"

"Enggg...halo? Halo? Bentar bang, jelek banget sinyalnya" katanya berkilah, kemudian segera keluar dari ruang rawat Taeil sambil tetap mempertahankan ketenangannya.

"Halo? Yuta?" katanya kemudian setelah memastikan pintu di belakangnya tertutup dengan rapat.

"Ya?"

"Kok elo sih yang angkat teleponnya? Jaemin lagi sama lo?"

"Iya. Jaemin lagi di tempat gue. Dia lagi tidur sekarang"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

beautiful painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang