special chapter pake merica arab

1K 88 65
                                    

Nowhere...

"Yayayayah!"

😴😴😴

"Yayah~"

😴😴😴

"Yayah neneeen~" Jaemin mulai kesal sewaktu ayahnya diem aja padahal dari tadi dadanya ayah udah dia gebukin.

"Bubu~" rengeknya udah ada tanda-tanda mau nangis. Dia haus, tapi orang tuanya nggak ada yang peduli. Ayah dibangunin malah cosplay jadi orang mati. Ibu dipanggilin juga nggak ada sahutan. Jaemin kan jadi sedih.

"B-bubu neneeen huaaa" Jaemin langsung ngejungkir kepalanya ke ketek Taeil, bikin bapaknya itu langsung geragapan bangun.

"Nana kenapa sayang, hm?" tanya Taeil masih kriyip-kriyip tapi geli juga ini anaknya nguyel-nguyelin kepala di keteknya.

"Nana~?" panggilnya lagi sambil menarik bahu mungil Jaemin yang masih nangis sesenggukan diketeknya.

"Ih kok nangis? Coba sini bilang ayah, kenapa kok Nana nangis?" tanya ayah lalu mengangkat tubuh Jaemin untuk dia dudukkan diatas dadanya.

"Nenen bubuu huhuuu" adunya lalu meremat kerah baju tidur Taeil.

"Nenen? Nana haus?"

"Neneeen"

"Kaciaan anak ayah haus, cium dulu sini cium dulu"

Taeil segera bangkit dari tidurnya sambil mengecupi pipi Jaemin berkali-kali. Kemudian terkekeh pelan melihat Jaemin yang mulai menghisapi jemari tangannya sendiri saking hausnya.

"Yuk yuk cari ibu" kata Taeil menjauhkan tangan Jaemin dari mulutnya sebelum dia bawa tubuh kecil putranya yang baru berusia tigabelas bulan itu kedalam gendongan.

"Enen~"

"Iya ayok nenen dulu, ibu mana ibu? Bubu?"

"Bubu" Jaemin menirukan lirih, lalu kembali mengulum jemarinya sambil membiarkan kepalanya terkulai dibahu ayah, menikmati tepukan ringan dipunggungnya dalam perjalanan mencari ibu.

"Bubu~? Nah itu ibu lagi masak nasi"

Jaemin segera melepaskan kuluman tangannya, lalu menengok kebelakang dengan bibir yang melengkung kebawah, siap buat menangis lagi.

"Pagi ibuu~"

"Pagi sayaaang~ eh ucu ucu ucuuuu sayangnya ibu kenapa kok nangis?" goda Nayeon sambil mengecupi pipi kenyal Jaemin.

"Nana haus, ibuu"

"Ooum Nana haus ya, sini sini mimi susu sama ibu"

Tubuh Jaemin segera berpindah ke pelukan ibunya. Sambil Nayeon mengecupi telinga kirinya, Jaemin malah sibuk menarik-narik kancing piyama Nayeon. Dia udah hafal, dimana letak sarapan paginya itu bersembunyi.

"Sebentar sayang, kita duduk dulu ya"

"Enen Nanaa" katanya menyahuti sambil menepuki dada ibunya, nggak sabar pengen segera mendapatkan sarapannya.

"Iyaa, sini duduk sini ya"

Nayeon segera menarik salah satu kursi dimeja makan untuk dia duduki. Lalu memposisikan Jaemin agar berbaring nyaman diatas pangkuannya sebelum memberikan sarapan pagi yang sudah putranya itu tunggu-tunggu.

"Pelan-pelan sayang" kata Nayeon lalu membungkuk untuk menciumi kening Jaemin, membuat rambut panjangnya yang pagi itu dibiarkan tergerai, langsung berjatuhan mengenai tubuh anaknya.

beautiful painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang