renjun dan nostalgia luka lama

927 93 29
                                    

🚨trigger warning🚨
⚠self injury

.
.

~malam ini hujan turun lagi
bersama kenangan yang ungkit luka dihati~

Anjruuut lagu ini..

Renjun merem sebentar, tanpa sadar dia jadi nahan napasnya. Stylus pen yang lagi dia pegang, dia angkat dulu dari atas layar biar nggak ada yang kecoret, ya meskipun kalo kecoret bisa di undo sih, tapi mager aja dia kalo kudu mencet undo.

Renjun itu sebenernya bukan tipe orang yang latah suka mirip-miripin suatu hal sama apa yang mungkin pernah dia alami. Misalnya waktu dia pertama kali denger lagu ini, dia nggak lantas, 'eh lagu ini gue banget anjir' terus langsung turn into melankolis mode dengan muter lagu ini berulang-ulang dikamar mandi sambil ngeguyur badan pake shower kayak lagi bikin video clip gitu.

Enggak. Dia nggak kayak gitu. Renjun justru nggak suka sama lagu ini. Serius nggak suka banget, makanya dia sampek hilang fokus ini ngegambarnya. Langsung pada bubar barisan jalan semua imajinasi yang ada dikepalanya begitu denger intro suara gerimis diawal lagu.

Kenapa Renjun nggak suka sama lagu ini?

Soalnya bagi dia, lagu ini ngeledek banget rasanya.

Dulu dia pernah sekacau itu waktu awal mama sama papa pisah. Nggak nyangka aja dia kalo orang tuanya bakal pisah. Karna dimatanya dulu, keluarganya itu penuh kehangatan. Masih kayak keluarga lainnya, dia juga masih bisa pamer kayak temen-temennya yang lain betapa harmonisnya keluarga yang dia punya.

Tapi semua berubah waktu mama sama papa mulai kelihatan nggak saling sapa. Sesekali mereka saling ribut salah-salahan. Sampek suatu ketika aksi saling sindir mereka berubah jadi cekcok hebat, Chenle sampek ngungsi dikamar Renjun saking takutnya. Dan siapa yang sangka kalo pertengkaran mama sama papa malam itu berakhir dengan papa yang pergi gitu aja bawa baju-bajunya, padahal waktu itu ujan lagi deres banget.

Renjun nggak tau, kalo malam itu adalah malam terakhir dia ada disatu rumah yang sama dengan keluarganya. Karna dihari-hari berikutnya, papa nggak pernah pulang ke rumah lagi. Keluarganya udah nggak lagi utuh. Entah gimana ceritanya tiba-tiba mama sama papa udah resmi pisah begitu aja.

Keadaan jadi makin sulit. Mama sendirian cari uang buat hidup mereka berempat. Kerja serabutan sana sini, berangkat bahkan sebelum anak-anaknya bangun dan pulang waktu mereka semua udah pada tidur. Begitu terus setiap hari.

Semuanya berubah dalam sekejap mata. Mama jarang ada dirumah. Chenle juga lebih sering main diluar sama temen-temennya. Anak itu seolah cari pelarian dari kesepiannya. Satu-satunya yang lebih sering dirumah cuma Tzuyu, yang lantas jadi harapan terakhir Renjun buat merangkulnya seperti hari kemarin. Tapi Renjun salah. Kakaknya itu mendadak jadi terlalu jauh buat bisa Renjun gapai. Seolah ada jarak yang Tzuyu bentangkan juga benteng serupa tembok raksasa yang Tzuyu bangun buat membatasi dirinya dari keluarganya yang mungkin bisa aja menambah luka dihatinya. Renjun tiba-tiba menjadi terlalu kerdil untuk bisa menghancurkan batas yang Tzuyu buat.

Tzuyu berubah. Nggak pernah lagi ada ocehannya yang suka seenaknya curhat-curhat colongan ke Renjun atau mama. Nggak pernah lagi ada sosok Tzuyu yang suka godain dia apalagi jahilin Chenle sampek adeknya itu nangis jerit-jerit. Tzuyu bener-bener berubah dan Renjun nyaris kehilangan kakaknya yang dulu.

Diam-diam Renjun juga sering denger kakaknya itu sesenggukan tengah malam. Si akak bahkan sempat putus sekolah waktu itu. Mungkin karna biaya yang kudu mama keluarkan terlalu besar buat sekolah Renjun sama Chenle yang baru masuk sd.

beautiful painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang