Naren melangkah keluar dari ruang konseling bersama dengan Pak Hadi-supir pribadi keluarganya. Ya, mana mungkin Mama Papanya akan memenuhi panggilan kepala sekolah, sudah Naren pastikan jika mereka sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing.
Sang ayah-Arjun yang bekerja disalah satu instansi pemerintahan, dan sang ibu-Mahira yang memiliki bisnis restoran yang cukup terkenal dikalangan masyarakat.
Naren dengan raut muka datarnya berjalan beriringan bersama supirnya.
"Saya izin pamit, tuan"
Naren berdeham, membuat Pak Hadi segera membungkuk lalu melangkah menjauh, Naren menghembuskan nafasnya kasar, lalu beranjak pergi.
"Eit! Mau kemana?"
Naren menatap tajam kearah Kana yang saat ini sudah berada didepannya.
"Lo habis ngapain di ruang BK?" Tanya Kana penasaran.
"Kepo"
"Ish! Tinggal kasih tahu gitu doang"
"Ohh lo mau tahu? Belinya dipasar"
"Hehh bukan gitu maksudnya!"
Naren berdecak, "Lo berisik!"
"Lo kira gue sariawan?"
Naren melangkah, tak memperdulikan kehadiran cewek rese dibelakangnya.
"Lo budek ya, Na?"
Naren masih melanjutkan langkahnya, enggan menjawab pertanyaan Kana. Toh nanti kalo capek diam sendiri, begitu pikirnya.
Hingga akhirnya langkahnya berhenti tepat didepan pintu ruang kelas yang tertutup."Awh!"
Kana yang tak memperhatikan jalannya, hanya bisa meringis saat ia menabrak punggung lebar milik Naren.
"Kalo mau berhenti bilang-bilang dong! Kan gue nabrak jadinya!"
Naren berbalik menghadap Kana, "Lo mau masuk ke kelas gue?"
Kana melotot, bagaimana bisa ia tadi ada jam olahraga, tapi kenapa malah nyasar ke kelas IPA?
Kana menggeleng ribut saat Naren menarik tangannya kasar, dan laki-laki itu membuka pintu ruang kelasnya.
"Lepas Naren!"
Naren tak menghiraukan, dengan cepat menarik tangan yang lebih kecil dan masuk keruang kelasnya.
"NAREN! LEPAASS!" teriak Kana tak sengaja, membuat seluruh atensi kelas yang awalnya fokus pada papan tulis kini beralih menatap keduanya.
Merasa hening, Kana menoleh, sungguh siapapun tolong Kana sekarang. Kana segera menghempaskan tangannya dari cekalan Naren. Ia dilanda gugup sekarang.
"Naren? Darimana saja kamu?" Tanya miss Fara, guru Bahasa Inggris.
"Ruang BK"
"Lalu? Kamu? Kana kan? Dari kelas Bahasa?"
Kana yang ditanyai hanya mampu mengangguk pelan, ia menggigit bibirnya, guna mengurangi rasa gugupnya.
"kenapa bisa disini?"
Nah kan, harus jawab apa sekarang.
"Em.. anu miss itu.."
Kana menarik nafas panjang kemudian berkata, "Tadi saya ada jam olahraga miss, terus kesasar sampai sini, taunya ketemu sama Naren"
Miss Fara sedikit mengernyitkan dahi, agak curiga mungkin.
Jawaban apa itu! Gak logis banget sih Kan!
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENKANA | Na Jaemin
Fanfiction[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Ma.. dingin.. boleh peluk Naren nggak?" "Pa, sakit.. jangan pukul Naren lagi" "Kak.. maaf kalo Naren punya salah" Dunianya hancur, ingin rasanya Naren menyerah, sudah cukup kesengsaraaannya, ia hanya ingin bahagi...