- (16) -

56 9 0
                                    

"Chandra, kenapa baru pulang?"

Asti segera menghampiri Chandra, "Kemana saja? Kenapa tidak mengangkat panggilan telepon dari Mommy?"

Asti mengerut terheran-heran saat Chandra tak menanggapi satu pun ucapannya.

"Chandra, Daddy bilang sekitar jam 5 sudah selesai bertemu denganmu, lalu kenapa kau baru pulang jam 7 malam??"

"Mommy tanya Razan dan Bram, mereka bilang kalian tidak bermain bersama."

Lagi, Chandra hanya terdiam dengan wajah datarnya.

"Chandra! Ada apa denganmu? Mommy sedang berbicara, kenapa kamu diam saja??"

"Chandra capek. Mau tidur."

Dan Chandra melenggang begitu saja, meninggalkan Asti dalam kesunyian.

"Apa kau sudah mengetahui faktanya,nak.."

******



Kana yang sedang asyik membaca buku, terkejut dengan suara dering ponsel. Cepat-cepat ia mengangkat panggilan itu saat ia melihat nama 'Chandra' sebagai si penelepon.

"Halo.."

"Halo sayang.."

Kana mengernyit saat mendengar suara Chandra sedikit serak.

"Kamu sakit? Kenapa suaranya serak?"

Suara tawa terdengar dari seberang, "Ya, sedang sakit tenggorokan."

"Kebanyakan minum es sih.."

"Besok juga sembuh, kan ketemu kamu."

Chandra mengubah panggilan telepon menjadi panggilan video. Kana dengan senang hati mengangkatnya kemudian menyandarkan ponselnya pada vas yang ada di meja belajarnya.

"Nah.. gini kan keliatan cantiknya."

"Chandra habis dari mana? Jam segini kenapa baru selesai mandi?"

Kana melihat Chandra sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Tadi malas, hehehe.."

"Dasar!"

"Sayang?"

Kana menunduk mendengar panggilan 'sayang' dari Chandra, sungguh Kana dapat merasakan panas menjalar dari area pipi ke telinga.

"Besok aku jemput ya?"

"Iya.. kesini jam berapa?"

"Jam 7 sampe rumah kamu."

Kana mengangguk. "Pulangnya nge-date dulu ya?"

"Iya siap."

"Ya udah aku matiin ya? Udah malam kamu nggak bobo?"

"Iya Cha-"

"Eits! Ga boleh Chandra, harus panggil sayang sekarang mah.."

"I-iya Sayang."

"Nah gitu kan enak, good night dear."

"Good night to... "

Panggilan berakhir. Kana segera menutup buku bacaannya, memandang kosong kedepan, dadanya bergemuruh hebat.

Kana segera meninggalkan meja belajar, kemudian menutup semua gorden lalu merebahkan diri diatas kasur.

Tersenyum mengingat percakapan pendek antara ia dan Chandra.

Chandra-lelaki itu selalu membuatnya tersanjung akan semua perlakuan hangatnya.

******





NARENKANA | Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang