Aludra mengikat rambutnya dengan pita merah yang selalu dia pakai. Pita merah merupakan ciri khas seorang Aludra. Gadis itu menuruni tangga dengan langkah kaki lamban, dia menatap seorang pria yang sedang memasak di dapur.

" Pagi sayang, ini Ayah udah bikinin nasi goreng " kata Seno, ayah Aludra yang memang jarang diam di rumah. Gadis itu selalu tinggal di rumah seorang diri.

" Pagi Yah, btw kapan ayah pulang?" tanya Aludra menatap senang ke arah Seno.

" Tadi malam, kamu udah tidur sih. Ayah jadi gak enak bangunin kamu " kata Seno mengelus puncak kepala putri kesayangannya itu.

Semenjak istrinya meninggal, Aludra menjadi pribadi yang lebih dingin. Kematian istrinya membuat trauma yang sangat besar di dalam diri Aludra.

" Mau ayah antar ke sekolah?" tanya Seno yang di balas anggukan semangat oleh Aludra. Kapan lagi dia bisa menghabiskan waktunya dengan sang ayah.

Aludra sangat menyayangi Ayahnya, hanya Seno yang dia punya di dunia ini. Dia tidak akan bisa hidup jika Seno pergi dalam kehidupannya.

*

*

Aludra melangkahkan kakinya menuju sekolah, dia menggendong tas sekolahnya dengan erat. Karena dia takut ada perampok yang tiba-tiba datang, memang kawasan sekolahnya sangat rawan perampokan.

" Hai neng manis " sapa Rigel yang tiba-tiba berhenti di sampingnya dengan motor kebesarannya itu.

" Pagi-pagi udah di anterin sama om-om aja " kata Rigel menggoda Aludra.

" Mulut lo mau gue bogem " sahut Aludra dengan tajam, dia sangat kesal dengan apa yang Rigel ucapkan kepadanya.

" Ampun neng, A'a tau itu adalah calon mertua A'a " kata Rigel dengan nada alay yang membuat Aludra infeel.

" Bisa gak lo sehari aja gak gangguin gue?" tanya Aludra menghentikan langkah kakinya dan menatap Rigel dengan sorot mata tajamnya itu.

" Sayangnya enggak " balas Rigel semakin mengembangkan senyumnya kala melihat wajah kesal milik Aludra.

" Apa perlu gue bilang ke Lyra biar lo di kurung sama dia dan gak ganggu gue lagi " kata Aludra menyunggingkan senyumnya.

" Aha? Ide yang bagus, tapi Lyra gak sekolah hari ini, gimana dong?" kata Rigel dengan senyum layaknya orang gila.

" Gue benci sama lo, Rigel " kata Aludra penuh penekanan, Rigel hanya bisa menyunggingkan senyumnya.

" Lihat aja nanti, rasa benci lo ke gue bakal berubah jadi rasa cinta " kata Rigel mengedipkan matanya ke arah Aludra.

" Sebelum itu terjadi mending lo bangun dari tidur lo " kata Aludra dengan suara dinginnya itu.

Aludra memilih meninggalkan Rigel sebelum cowok itu mulai membuka bibirnya lagi. Rigel hanya mampu diam tersenyum melihat Aludra yang selalu menolak dirinya itu.

*

*

Suasana kantin mulai ricuh dengan Rigel yang tiba-tiba menghampiri Zara dengan emosi yang meletup-letup. Sontak aksi Rigel itu mengundang perhatian seluruh penghuni sekolah, bahkan grup lambe turah sekolah mulai beraksi.

" Ngapain lo bully Lyra kemarin?" tanya Rigel dengan sorot mata berkobar marah.

" Dia duluan yang mulai, Gel " kata Zara dengan nada suara yang di imut-imutin.

" Gue baru tau, ternyata lo suka bully pacar-pacar gue. Mau lo apa sih sebenarnya?" tanya Rigel menatap Zara yang juga menatapnya dalam.

" Lo tau sendiri Gel, gue suka sama lo dari awal lo masuk ke SMA Galaksi. Tapi lo gak pernah nganggep gue ada, mau segala cara apa pun gue lakuin buat narik perhatian lo. Lo tetap aja nganggep gue kayak debu, gak terlihat dan gak ada artinya " kata Zara dengan suara bergetar menahan tangisnya.

" Harus gue anggep gimana cewek kayak lo? Gue anggep pelacuran boleh?" tanya Rigel sembari memiringkan kepalanya.

" Lo boleh gak ngaggep gue, lo boleh gak nerima cinta gue. Tapi gue bukan cewek murahan, Gel. Gue gini juga karena lo " kata Zara yang sudah tersulut emosinya.

" Karena gue? Jadi secara gak langsung lo murahan Za, lo merendahkan harga diri lo di depan gue. Lo sama dengan ngemis cinta ke gue " kata Rigel tersenyum sinis.

" Iya gue ngemis cinta ke lo, gue sadar gue bego udah cinta sama cowok brengsek kayak lo " kata Zara dengan sorot mata kebencian.

" Bagus deh, mulai sekarang mending lo gak usah usik kehidupan gue lagi " kata Rigel kasar, Zara hanya bisa menangis dan berlalu pergi.

" Gue gak tau disini siapa yang salah, tapi gue harap lo kena karmanya Gel. Zara tulus sama lo, tapi lo gak pernah menghargai dia sedikit pun " kata Embun berlalu pergi dengan Chandra dan bulan menyusul kepergian Zara.

Rigel hanya diam merasa senang telah menuntaskan semua dendamnya. Setidaknya tidak akan ada lagi yang berani mengusik kehidupan Lyra di sekolah.

" Senang?" tanya Aludra yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

" Calon bini gue mendadak ada disini " kata Rigel tersenyum tengil melihat Aludra.

" Gue sebenarnya ogah ngomong ini sama lo, tapi gue kasian aja lihat Zara harus cinta sama orang kayak lo " kata Aludra menaikan bahunya acuh.

" Seharusnya dia beruntung Al, soalnya gue tuh cowok paling ganteng dan famous di sekolah " kata Rigel menyisir rambutnya ke belakang.

" Gue akui lu ganteng, tapi sikap lo bikin gue infeel " kata Aludra membuat Rigel terdiam.

" Lo menyia-nyaian orang yang tulus sama lo, siap-siap aja lo bakal di sia-siain sama orang " kata Aludra dengan sorot mata kosong menatap Rigel yang hanya mampu terdiam.

Aludra tidak tau kenapa dia menghampiri Rigel, dia kasian dengan Zara. Tapi tidak menutup kesalahan, Zara juga orang yang paling bersalah karena telah membuat pacar-pacar Rigel mengalami luka fisik maupun mental.

*

*

*

Voment guys :)

RIGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang