10

1 0 0
                                    

Ruangan yang begitu pengap dan sangat gelap hanya terisi oleh lilin-lilin yang terpajang di sepanjang tembok dinding membuat suasana di dalam ruangan itu semakin menegangkan. Rigel dan Zuga mengambil beberapa pisau dan senapan sebelum masuk ke ruangan itu.

Zuga merupakan sepupu Rigel yang paling gila daripada dirinya. Zuga adalah tameng utama Rigel, dimana pun Rigel dalam bahaya Zuga akan selalu menolongnya.

Zuga termasuk orang dengan mental psikopat parah. Dia sudah beberapa kali membuat orang meninggal di tangannya. Cowok dengan rambut dibiarkan terurai panjang membentuk poni itu sangat tidak mengenal belas kasihan.

Rigel sempat ingin mengirim sepupunya itu ke rumah sakit jiwa. Tapi dirinya sendiri ikut sakit dengan kematian kakeknya itu.

" Kenapa lo? Masih takut bunuh orang?" tanya Zuga menepuk pundak Rigel.

" Enggak, gue masih kepikiran sama kakek. Apa kakek bakal senang dengan apa yang kita lakuin?" tanya Rigel menghela nafasnya kasar.

" Lo tenang aja, kakek akan bangga sama apa yang kita lakuin " kata Zuga menyeringai kecil.

" Gue rasa, gue enggak sanggup lagi lakuin ini Zu. Gue gak mau terlarut dalam dendam dan membuat gue haus akan darah " kata Rigel menaruh kembali pisaunya, Zuga hanya mengernyitkan keningnya heran.

" Kenapa?" tanya Zuga santai.

" Ada orang yang harus gue jaga " kata Rigel membuat Zuga tersenyum tipis.

" Sekarang gue tau jawabannya, lo lagi jatuh cinta ya? Ahh.... jatuh cinta itu memang menyenangkan. Kapan gue bisa merasakan itu?" tanya Zuga menatap Rigel menggoda.

" Ckck.... lo jangan ngeledek gue " kata Rigel kesal, Zuga hanya tertawa mendengar respon sepupunya itu.

" It's okey, kalo lo mau berhenti. Tapi tolong bantu gue kalo ada sesuatu " kata Zuga kembali menepuk bahu Rigel dua kali.

" Lo sepupu gue, apa pun yang terjadi sama lo. Jangan segan-segan hubungi gue, lo satu-satunya orang yang gue sayang " kata Rigel.

" Gue jadi terharu " kata Zuga. " Kalo gitu hari ini gue batal aja, gimana kalo kita makan siang bareng? Sebagai perayaan kalo lo mau pensiun jadi psikopat " kata Zuga tertawa ringan.

" Enggak ada psikopat pensiun, bego " kata Rigel menoyor kepala Zuga.

" Ada, jelas-jelas lo pensiun goblok " kata Zuga menoyor kepala Rigel balik.

" Gue enggak pensiun cuma pensi aja " elak Rigel kesal, dia segera merangkul bahu Zuga sebelum cowok itu kembali bersuara.

Dia paling malas mendengar penuturan Zuga yang kelewat ngelantur dengan apa yang dia ucapkan. Memang sangat berbeda mengobrol dengan seorang psikopat seperti Zuga.

*

*

" Itu Rigel bukan sih?" tanya Terra sambil menunjuk cowok yang ada di seberang meja mereka.

" Iya, perasaan dari jam istirahat dia hilang. Mendadak muncul disini tuh anak, mana si Aludra di tinggal lagi " kata Avni menggerutu, Aludra hanya diam menatap Rigel yang sedang bercengkrama dengan cowok yang sama sekali tidak dia kenali.

" Temen genknya kalik " kata Naura menepuk pundak Aludra.

" Tumben gak makek jaket kebesarannya? Kalo mereka kumpul pasti makek jaket Galaksi yang ada gambar garudanya itu " kata Avni menelisik.

" Iya sih, temen ketemu di jalan? Cowok kan biasa gitu, ketemu di jalan aja bisa jadi temen " kata Terra membuat Avni mengangguk mengerti.

" Ngapain kalian pada ngurusin si Rigel sih? Mau dia temenan sama Hulk juga gak ada urusannya sama kalian " komentar Aludra membuat yang lain langsung menatap Aludra penuh selidik

" Gue kepo deh, kenapa lo bisa jadian sama Rigel? Lo gak lagi kesambetkan?" tanya Terra menumpu dagunya dengan tangan sembari menatap Aludra.

" Kepo banget sih lo pada " kata Aludra meneguk es teh di depannya.

" Ya jelas kita kepo, Al. Lo itu satu-satunya manusia yang benci sama Rigel. Lo di deketin Rigel aja ogah, masak sekarang jadian? Apa lo kena karma, benci jadi cinta " kata Avni mendramatis, membuat Aludra jengah sendiri.

" Kebanyakan baca novel bucin lo " balas Aludra kesal.

" Lo suka sama Rigel?" tanya Naura to the point, Aludra hanya diam berfikir. Apa dia suka dengan sosok Rigel? Yang benar saja dia suka dengan laki-laki psiko seperti Rigel.

" Fiks, lo suka sama Rigel " sahut Terra cepat, Avni juga mengangguk meyakinkan.

" Bego lo pada, gue gak suka sama Rigel ya " sengit Aludra yang mengundang tawa ketiga sahabatnya itu, apanya yang lucu??

" Slow Al slow, kita orang bercanda doang, kok lo sensian sih? lagi datang tamu bulanan atau beneran suka Rigel nih?" goda Avni membuat Aludra tambah jengkel. Avni dan Terra termasuk orang yang selalu menguji kesabaran Aludra.

" Lo yakin habis ini Lyra atau Zara gak labrak lo?" tanya Naura menatap Aludra.

" Ya tuhan, gue udah kena labrak kalik " kata Aludra mengerang frustasi, kenapa masalah hidupnya harus bertambah setiap saat. Mulai dari Rigel sekarang ada minion-minionnya juga.

" Lo sabar aja, fans lo lebih banyak daripada fans mereka " kata Avni menepuk bahu Aludra tabah, tapi gadis itu hanya merengut kesal.

" Gue ke toilet bentar " kata Aludra berdiri meninggalkan ketiga sahabatnya.

Aludra membasuh tangannya dengan tenang, sembari beberapa kali membenarkan rambutnya. Dia melihat ke arah pintu toilet cowok yang menampilkan sosok laki-laki tampan dengan mata setajam elang yang juga menatapnya.

" Hai, gue Zuga. Nama lo siapa?" tanya cowok itu ramah.

Aludra hanya diam dan memilih pergi, dia merasa harus hati-hati dengan cowok yang di bawa Rigel itu.

*

*

*

Voment guys :)

RIGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang