Ramainya jalanan kota tidak membuat kedua insan di pinggir jalan itu merasa risih. Mereka sedari tadi asik melempar kata-kata dan memahami satu sama lain. Walau awalnya Aludra menolak mentah-mentah rayuan milik Rigel, tapi pada akhirnya dia jatuh juga dalam pesona seorang Rigel.

" Terus hubungan lo sama Lyra sampai sejauh mana?" tanya Aludra sambil makan sate ayamnya itu, dia masih duduk anteng mendengarkan keluh kesah Rigel.

" Gue enggak tau Al, dia tiap hari makin posesif gitu sama gue. Apa-apa dia cemburuin, gue gak bisa jalanin hubungan ini sama dia " kata Rigel menatap Aludra yang masih sibuk memakan sate ayamnya.

" Terus kenapa lo mau? Karena dia sahabat lo gitu?" tanya Aludra.

" Iya, gue sayang sama dia. Gue tau dia lagi dalam kondisi yang paling terendah dalam hidupnya. Dulu dia pacaran sama salah satu cowok di sekolahnya, tapi semenjak dia sakit-sakitan, pacarnya ninggalin dia. Mungkin karena itu, dia takut gue ninggalin dia. Tapi cara dia ngikat gue dalam hubungan ini malah bikin dia sakit hati " kata Rigel sendu.

" Terus mau lo apa?" tanya Aludra lagi, tapi kali ini dia menatap Rigel dalam.

" Gue enggak tau " balas Rigel menggeleng lemah, Aludra hanya bisa mengangguk mengerti.

" Emang sulit, tapi keputusan ada di tangan lo " kata Aludra menghela nafasnya dan mengambil segelas es tehnya.

" Al, maafin gue " kata Rigel membuat Aludra menatapnya kebingungan.

" Maaf karena gue udah bikin lo kesel setiap hari, maaf karena gue selalu gangguin lo setiap hari, gue enggak tau kenapa gue bisa kayak gitu " kata Rigel menatap Aludra yang hanya bisa tersenyum tipis. Hal itu membuat Rigel terdiam, terpaku melihat senyuman milik Aludra yang begitu indah.

" Lo Rigel dan gue Aludra " kata Aludra.

" Rigel adalah rasi bintang paling terang di rasi bintang orion dan bintang paling terang keenam di langit malam "

" Aludra adalah salah satu bintang di rasi Canis Major " kata Aludra menatap langit malam.

" Gue tau, Rigel dan Aludra adalah satu " kata Rigel tersenyum menatap Aludra.

" Lo salah, tanpa lo tau Aludra adalah bintang yang memiliki jarak yang sangat jauh yaitu 3.196 tahun cahaya dari bumi. Lo tau kan maksud gue? Lo dan gue jauh, Gel " kata Aludra menatap Rigel yang juga menatapnya.

" Gue.... "

" Hentiin taruhan konyol lo itu " kata Aludra memotong ucapan Rigel.

" Maksudnya?" tanya Rigel menatap Aludra yang masih saja tersenyum ke arahnya.

" Mau berapa lama lo permainin gue? Gue gak bakal terperangkap sama taruhan bodoh lo itu Gel. Mau seberapa deket pun lo sama gue, pada akhirnya seorang Aludra akan tetap jauh " kata Aludra membuat tamparan keras di benak Rigel.

" Gue bakal buktiin kalo Rigel dan Aludra akan satu, walau lo milih menjauh. Seorang Rigel akan tetap mengejar Aludra " kata Rigel dengan tekad yang bulat.

" Gue kasih lo kesempatan buat itu, tapi gue enggak mau kalo itu taruhan bodoh lo. Gue cuma mau cinta itu tulus enggak main-main " kata Aludra dengan senyum manisnya.

" Okey, bakal gue lakuin " kata Rigel tersenyum lebar, dia tidak menyangka akan memiliki kesempatan seperti ini.

" Tapi gue harap, lo bisa jaga Lyra dulu. Dia adalah orang yang paling terpenting dalam hidup lo " kata Aludra menepuk bahu Aludra.

" Gue bakal sulit memilih dua orang yang sangat berarti dalam hidup gue, Al " kata Rigel menatap Aludra dalam.

" Gue tau, suatu saat nanti lo dan Lyra akan tau mana yang dinamakan cinta mana yang di namakan obsesi " kata Aludra mengambil tasnya dan mulai melangkah pergi.

Rigel segera bangun dan membayar pesanan mereka, cowok itu berlari menyusul Aludra. Entah karena apa, hal yang sangat Rigel inginkan adalah sosok Aludra yang terus berada di sampingnya.

*

*

" Kesambet apa lo?" tanya Sagara menatap Rigel aneh, karena sedari tadi cowok itu tidak henti-hentinya tersenyum.

" Gue batalin taruhan bodoh kalian itu " kata Rigel membuat ketiga cowok itu menatap Rigel terkejut.

" Kenapa?" tanya Fajar mendekat ke arah Rigel.

" Kayaknya gue beneran jatuh cinta sama Aludra, gue enggak mau ada taruhan lagi " kata Rigel tambah membuat ketiga sahabatnya melotot tidak percaya.

" Wow... seorang Rigel yang playboy ini bisa jatuh cinta guys " kata Guntur menutup mulutnya tidak percaya.

" Lebay, tapi lo beneran kan?" tanya Sagara menatap Rigel yang hanya mengangguk saja.

" Terus Lyra gimana?" tanya Sagara membuat Rigel terdiam, ini adalah masalah yang belum dapat dia selesaikan.

" Gue masih bingung " kata Rigel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Sagara hanya menghela nafasnya kasar.

" Gue enggak mau terjadi sesuatu sama Lyra, Gel. Seharusnya lo tau kondisi Lyra kayak gimana " kata Sagara membuat Rigel menghela nafasnya kasar, pikirannya juga menjadi sangat kalut.

" Terus gue harus apa?" tanya Rigel menatap Sagara.

" Lepasin Lyra " kata Sagara membuat Rigel terkejut.

" Kalo gue bisa udah gue lepasin dari dulu Sa, tapi masalahnya Lyra enggak mau. Dia takut gue bakal ninggalin dia, lo tau sendirikan gimana jalan pikiran Lyra " kata Rigel dengan kesal.

" Iya juga sih, maka dari itu mari kita buat Lyra mengerti " kata Fajar membuat Rigel langsung menatapnya bertanya.

" Gue ada ide, dan ide gue ini brilian " kata Fajar tersenyum tidak jelas.

Rigel dan Sagara hanya mendengarkan setiap ide yang Fajar lontarkan. Sedangkan Guntur ikut menimpali pikiran-pikiran Fajar.

*

*

*

Voment guys :)

RIGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang