" Al, lo tadi kesambet apaan tiba-tiba nyamperin Rigel?" tanya Naura menyelidik, dia merasa aneh dengan sikap Aludra hari ini.

" Gue enggak tau, yang jelas gue mau memperingati cowok itu buat gak main-main lagi sama gue " kata Aludra sambil merapikan buku-bukunya.

" Rigel emang nyebelin sih, tapi gue yakin kok Rigel emang suka sama elo " kata Avni dengan sorot mata menggoda, Aludra hanya mengedikan bahunya.

" Gue gak percaya dengan yang namanya cinta, apalagi orang kayak Rigel. Dia mana tau artinya cinta, cintanya dia itu buat semua cewek " kata Aludra yang menerima sambutan tawa oleh ketiga temannya itu.

" Setuju banget, gue jadi kasian sama Lyra. Ngapain juga dia mau sama cowok modelan kardus kayak Rigel " kata Terra tertawa renyah.

" Ternyata para gadis sedang bergosip ria guys " kata Guntur dengan suara nyaring membuat keempat gadis itu melotot terkejut.

" Kenapa? Ngapain natap kita kayak gitu? Kalian kayak maling di tangkap kering aja " kata Fajar.

" Ketangkap basah bego  " kata Gundur menoyor kepala Fajar.

" Tapi kan mereka gak basah, Gun " sahut Fajar tidak terima.

" Mau basah mau kering, orang kata-katanya yang resmi ketangkap basah kok " kata Guntur menjelaskan.

" Udah ah, kenapa malah bahas basah kering sih " kata Rigel melerai, dia menatap Aludra dengan pandangan dingin.

Aludra yang melihat perbedaan pandangan yang Rigel lontarkan hanya bisa diam. Dalam benaknya dia takut Rigel tersinggung dengan perkataannya, tapi dia harus menepis perasaan itu. Karena baginya Rigel tidaklah penting.

Rigel melangkahkan kakinya meninggalkan kelas Aludra tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu juga Sagara yang mengikuti Rigel dibandingkan harus mengikuti Gundur dan Fajar yang kelewat tidak waras.

" Kok mereka pergi? Katanya mau nyamperin Aludra " kata Guntur menatap kepergian kedua sahabatnya itu.

" Udah gak mood kayaknya si Rigel " kata Fajar ikut menyusul Rigel dan Sagara.

" Kayaknya Rigel marah dengan apa yang kita bilang tadi " kata Terra masih diam cengo, dia tidak menyangka akan membuat seorang Rigel terdiam seperti itu.

" Bodo amat gue, lebih baik dia diam kan. Gue mau pulang duluan " kata Aludra menggendong tasnya dan melangkah pergi.

" WOY AL, BESOK JADI KAN?" teriak Avni membuat seluruh orang di koridor menatapnya kebingungan, Aludra hanya mengacungkan jempolnya pertanda iya.

Aludra duduk di depan pintu gerbang sekolah, menunggu angkot atau pun ojek yang lewat. Dia mengerti jika Ayahnya harus ke luar kota lagi untuk kerja. Dia tidak pernah menuntut apa pun dari Ayahnya, yang dia mau hanya Ayahnya tetap ada untuknya.

Walau dalam hati kecilnya dia begitu menginginkan Reno selalu berada di sisinya. Dia ingin bersama-sama dengan Ayahnya seperti anak yang lainnya.

Tin....

Tin.....

" APA?" teriak Aludra jengkel kala melihat Rigel yang terus membunyikan klaksonnya di depan Aludra.

" Lo belum pulang?" tanya Rigel.

" Udah, ini cuma arwah gue doang " kata Aludra memalingkan wajahnya sebal.

" Ah? Lo bisa ngelawak juga? Perfect " kata Rigel tepuk tangan ria.

" Mau lo apa sih?" tanya Aludra menatap Rigel yang juga menatapnya dalam, hal itu membuat Aludra merasa aneh dengan debaran jantungnya.

" Mau pulang bareng gue?" tanya Rigel lembut, untuk pertama kali Rigel berbicara begitu lembut kepadanya, tidak ada nada tengil yang cowok itu lontarkan.

" Enggak, gue nunggu angkot " balas Aludra menolak.

" Btw angkot gak lewat di kawasan sekolah kita " kata Rigel menopang dagunya, Aludra diam berfikir.

" Mau nerima tawaran gue gak? Lumayan loh, bayar enggak, enak iya, dapat peluk juga " kata Rigel membuat Aludra melotot tajam.

" Emang cowok modus lo ya " kata Aludra menatap tajam Rigel yang masih setia duduk di atas motornya itu. Jam menunjukan pukul 6 sore, dan selama ini Aludra belum melihat angkot berlalu lalang di depannya.

" Gimana? Mau apa enggak? Gue pulang aja deh, lo kan selalu nolak tawaran baik gue " kata Rigel memasang helmnya kembali, Aludra hanya bisa mengigit bibir bawahnya khawatir.

" Ya udah gue bareng pulang sama lo " kata Aludra menahan kepergian Rigel dengan tangan yang memegang jaket Rigel erat.

" Ah? Seriusan lo Al? Gue gak salah dengerkan?" tanya Rigel tidak percaya, setelah penantian setahun lebih akhirnya Aludra mau menerima dirinya.

" Gak usah lebay, gue cuma nebeng pulang " kata Aludra memukul lengan Rigel membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

" Ya udah ayo naik calon bini ku " kata Rigel kembali tengil membuat Aludra harus sabar menghadapi cowok menyebalkan seperti Rigel.

Di sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian saja, Rigel yang mulai terdiam dalam lamunannya dan Aludra yang fokus melihat kesepanjang jalan. Karena tidak suka dengan suasana canggung seperti itu akhirnya Rigel menghentikan motornya di salah satu warung pinggir jalan.

" Mau ngapain?" tanya Aludra kebingungan.

" Makan sayang " balas Rigel membuat Aludra terdiam dengan kata-kata yang Rigel lontarkan. Untuk pertama kali seorang Rigel mengucapkan kata sayang kepadanya.

" Tapi gue gak lapar " kata Aludra.

Kreokk.... ( Anggap aja suara perut lapar wkwkwk )

Rigel menatap Aludra dengan alis terangkat menandakan cowok itu sedang menggodanya, sedangkan Aludra hanya bisa memalingkan wajahnya merasa malu.

" Ayok turun, gue tau lo lapar " kata Rigel menggenggam tangan Aludra dan membantu gadis itu turun.

" Maaf gue cuma bisa ngajak lo makan di pinggir jalan kayak gini, soalnya gue mau ngirit, entar malam mau ke club " kata Rigel membuat Aludra melotot tajam.

" Kalo sampai lo ke tempat itu lagi, gue gak bakal mau lihat wajah lo " kata Aludra membuat Rigel terdiam begitu juga Aludra yang tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

" Pacar gue mulai posesif ternyata " guman Rigel.

*

*

*

voment guys :)

RIGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang