11

1 1 1
                                    

Aludra merebahkan dirinya di ranjang besar nan empuk yang dia miliki. Rumah besar dan megah ini terasa sepi, ya memang nyatanya sepi. Aludra hanya tinggal seorang diri, pembantunya hanya berada di rumahnya sampai sore. Karena pembantunya juga sudah berkeluarga jadi dia tidak bisa tinggal bersama Aludra terus.

" Lo lagi mikirin gue ya" sebuah suara serak nan berat membuat Aludra terkejut bukan main. Rigel. Laki-laki itu sudah berdiri di depannya dengan senyum mengembang dan gayanya yang aneh.

" LO?!! LO NGAPAIN DI SINI?" teriak Aludra ketakutan, apa dia sudah akan menemui ajalnya?

" Kenapa? Muka lo kenapa ketakutan gitu lihat gue?" tanya Rigel menatap aneh Aludra yang terlihat waspada kepadanya.

" Lo mau bunuh gue kan? Gel, gue minta maaf kalo udah nolak lo. Tapi lo jangan dendam sama gue apalagi sampai bunuh gue kayak gini " kata Aludra menangkup kedua tangannya di depan mata meminta permohonan.

" Ah? Lo kesambet apaan, Al?" tanya Rigel cengo, dia tidak pernah menduga menerima respon seperti ini.

" Ngapain lo ke kamar gue tiba-tiba kayak gini? Pasti lo mau bunuh gue kan?" tanya Aludra memastikan.

" Ya tuhan Al, lo masih nganggep gue psiko yang dengan tega menghabisi pacarnya gitu? Kan udah gue bilang Al, gue gak bakal nyakitin lo " kata Rigel menenangkan Aludra.

" Terus ngapain lo ke kamar gue? Lewat mana?" tanya Aludra dengan mata menjelajahi setiap sudut kamarnya.

" Lewat balkon lo, lagian siapa suruh gak tutup jendela malam-malam gini. Masih mending gue yang datang daripada abang-abang rampok " kata Rigel memutar bola matanya kesal.

" Lo kan bisa lewat pintu depan, bisa ngasih tau gue bener-bener. Daripada lo naik ke balkon gue, masuk nyelonong aja ke kamar gue. Gak punya etika banget " kata Aludra kesal.

" Tunggu dulu, kok lo tambah cerewet ya?" kata Rigel sukses membuat Aludra terdiam.

" Kok diem? Salah ngomong gue kayaknya. Udah lanjutin ceramah lo " kata Rigel duduk di ranjang Aludra dan merebahkan dirinya.

" Ihh Rigel, bangun!! Jangan tidur di kasur gue " kata Aludra menarik-narik tangan Rigel. Tapi apa daya tenaga Rigel lebih kuat darinya.

Dengan sekali tarikan tangan, Rigel membuat Aludra terjatuh di atas tubuhnya. Aludra terkejut, tapi matanya tidak bisa lepas dari manik mata safir milik Rigel. Tatapannya segera teralihkan saat Rigel menyentuh kecil hidungnya.

Aludra terdiam ketika Rigel memajukan tubuhnya, laki-laki itu diam menatap Aludra.

Cup.....

Aludra mematung, untuk pertama kali sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya. Hanya menyentuh. Tapi sangat berasa sampai beberapa menit.

" Al "

" Al "

" SAYANG!!" teriak Rigel membuat kesadaran Aludra kembali.

" Ah? Apa?" tanya Aludra seperti orang linglung.

" Lo lucu deh kalo gue cium " kata Rigel tertawa geli melihat wajah Aludra yang masih cengo.

" RIGEL BANGSAT, NGAPAIN LO NYIUM GUE. BEGOOOK " teriak Aludra histeris. Dia tidak menerima perlakuan bejat Rigel kali ini.

Plakk....

Brukkk.....

Aludra terus memukuli Rigel dengan bantalnya, dia sangat kesal dan dia ingin menghabisi Rigel sekarang juga. Persetan dengan status Rigel yang sebagai seorang psikopat.

*

*

Lyra menatap cowok di depannya dengan sorot mata sendu. Dia tidak tau harus melakukan apa, situasi saat ini sangat canggung. Entah niat darimana Lyra menghampiri Rigel ke rumahnya. Memang orang tua Rigel sangat ramah kepadanya, karena Lyra juga merupakan anak sahabat mereka.

" Ngapain lo kesini?" tanya Rigel menaikan alisnya bingung.

" Gue mau ngomong sama lo " kata Lyra lirih.

" Ngomong apa?" tanya Rigel lagi.

" Lo gak beneran putusin gue kan? Lo cuma pura-pura suka sama Aludra demi taruhan lo sama temen-temen lo kan?" kata Lyra membuat Rigel menatapnya tajam.

" Sejak kapan lo berani bicara kayak gitu ke gue " kata Rigel mendesis tajam.

" Gel, lo tau sendiri Aludra gak suka sama lo. Lo ngapain ngejar yang gak pasti. Gel, gue selalu ada sama lo, gue selalu bisa ngasih lo perhatian. Kenapa harus Aludra? Kenapa Gel?" kata Lyra dengan air mata yang mulai meluncur ke pipinya.

" Lo tau alasan gue milih Aludra?" tanya Rigel yang di balas anggukan oleh Lyra. " Karena dia adalah satu-satunya orang istimewa di dunia ini. Dan lo cuma diantara manusia-manusia yang lainnya " kata Rigel membuat Lyra merasakan sakit hati yang teramat dalam.

" Apa karena dia pintar? Gue lebih pintar dari dia Rigel. Cantik? Gue bisa nyaingin kecantikannya dia. Kaya? Gue bahkan lebih kaya dari dia. Apa yang lo kurang dari gue?" tanya Lyra dengan emosi.

" Otak. Lo gak punya otak " balas Rigel cepat.

" Gel, lo berubah. Lo gak kayak Rigel kecil gue. Lo berubah, Gel " tangis Lyra memenuhi kamar Rigel, membuat cowok itu memutar bola matanya jengah.

" Ly, seharusnya lo mengerti. Lo cuma sahabat gue gak lebih. Gue gak punya perasaan khusus buat lo " kata Rigel menepuk pundak Lyra agar gadis itu tenang.

" Inget kata-kata gue, Gel. Siapa pun yang ada di dekat lo bakal mati di tangan gue " kata Lyra menghapus air matanya dan beranjak pergi.

Rigel terdiam menyunggingkan senyumnya.

" Sebelum lo nyentuh Aludra, gue pastiin tangan lo udah gak ada " guman Rigel dengan senyuman misteriusnya.

Rigel tidak akan pandang buluk siapa pun yang berani menyentuh Aludranya. Dia pastikan orang yang berani melukai Aludra akan mati di tangannya atau di tangan Zuga.

*

*

*

Voment guys :)

Mau lanjut apa enggak nih?

RIGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang