Penolakan Samudra

42 1 0
                                    

"Apa Papa tidak salah mau menjodohkan Samudra dengan gadis itu? Kenapa tidak dengan Dewa saja?" tukas Maria Wibisana.

Seorang istri dari pengusaha sukses yang bernama Guntur Wibisana. Wanita anggun itu selalu protes jika sang suami sudah membahas masalah perjodohan antara putra kesayangannya dengan seorang gadis sederhana yang sama sekali bukan tipenya untuk dijadikan sebagai calon menantu.

"Perjodohan itu merupakan wasiat terakhir yang pernah diucapkan oleh Papa sebelum meninggal dunia, agar menjodohkan Samudra dengan putri dari almarhum Pak Wijaya," jelas Guntur Wibisana agar sang istri berhenti protes masalah perjodohan putra mereka.

"Papa juga yakin perjodohan ini akan membawa dampak positif terhadap putra bungsu kita nanti. Mama tahu sendiri kan bagaimana peragai Sam selama ini, sangat berbeda sekali dengan Kakaknya yang penuh dengan tanggung jawab." Guntur Wijaya menjeda ucapannya sejenak.

"Betari adalah gadis yang sangat baik, Papa sudah mengawasi gadis itu sejak lama dan Papa pikir sangat cocok untuk dijadikan pendamping Sam," sambung Pak Guntur melanjutkan penjelasannya kepada sang istri.

"Tapi Mama tetap tidak yakin Sam mau menerima perjodohan ini. Apalagi yang Papa jodohkan dengan dia sekarang adalah gadis sederhana yang sangat jauh dari selera putra kita. Papa tahu sendiri bukan, seperti apa mantan-mantan Sam sebelumnya. Kalau bukan model top, pasti salah satu anak konglomerat negeri ini!" Wanita yang selalu berpenampilan glamour itu tampak gusar.

"Mama mohon batalkan saja perjodohan mereka, atau ganti saja dengan Dewa. Toh mereka sama-sama anak kita. Selain Dewa lebih tua, tidak seharusnya dia harus dilangkahi oleh adiknya sendiri." Maria masih berusaha untuk membujuk sang suami agar mau merubah keputusannya.

"Tidak bisa begitu, Ma. Memang Dewa lebih tua dari Sam, tapi wasiat itu mengatakan agar Samudra yang harus menikah dengan Betari. Kalau masalah Dewa gampang, Papa akan menjodohkan dia dengan anak salah satu dari kolega Papa. Jadi kita tidak perlu mendebatkan masalah ini lagi. Sudah malam ayo tidur!"

Meskipun dengan wajah yang sudah ditekuk masam, Maria tidak mungkin bisa menolak perintah suaminya yang telah menyuruhnya untuk tidur. Namun dalam hati ia masih tidak rela jika putra kesayangannya harus menikah dengan gadis yang levelnya berada jauh di bawah keluarga mereka.

"Aku tidak sudi putra kesayanganku yang harus menikah dengan gadis udik itu. Aku harus mencari cara agar yang menikah dengan si Betari itu Dewa bukan Sam kesayanganku!"

Maria Wibisana sangat tidak menyukai perjodohan yang sudah dirancang oleh sang suami kepada putra bungsu kesayangan mereka. Sehingga secara diam-diam Maria telah mengganti foto Sam dengan Kakaknya yang nanti akan ditunjukkan kepada Betari.

Dengan masih menahan kesal wanita itu menarik selimut, dan merebahkan diri di samping suaminya yang sudah mulai terlelap menjemput mimpi.

Waktu sudah menjelang pagi saat Samudra baru saja menginjakkan kaki di kamarnya. Pikiran lelaki itu berkecamuk dengan apa yang sudah ia lakukan tadi malam. Namun ia juga tidak ingin terlalu larut memikirkan hal tersebut karena ia merasa tidak bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan tadi malam.

"Kenapa aku terus kepikiran gadis itu?" dengusnya sebelum mengusap kasar wajahnya sendiri dengan menggunakan telapak tangan.

Samudra yang merasa pusing langsung merebahkan punggungnya di atas ranjang dengan posisi kaki yang masih menggantung. Baru saja terlelap ia mendengar suara ketukan di pintu hingga membuatnya mengumpat kesal karena merasa terganggu.

"Siapa?" teriaknya gusar.

"Ini Mama Sayang, tolong buka pintunya!" jawab orang dari balik pintu.

"Mama? Tumben sekali sepagi ini sudah bangun. Ck mengganggu saja!"

Bukan Anak Suamiku (Lanjut Di Good Dreamer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang