❤️6

5.3K 599 17
                                    

Kembali lagi ke masa kini. Sekarang Evita dan Yuda sedang ada di kantin yang ramai. Orang-orang berjalan silih-ganti melewati meja mereka.

"Itu Alex, kan, ya?" tanya Evita sambil mengingat-ingat wajah Alex dua tahun yang lalu dengan yang tadi. Yuda mendengus. "Mana gue tau! Emangnya gue kenal?" ketus Yuda lantas menyuap nasi gorengnya dengan ganas karena kesal.

Sedari tadi, Evita sudah bertanya sekiranya 10 kali tentang Alex pada Yuda. "Tapi gue penasaran tau!" tukas Evita dan menyuruput es teh manisnya. Yuda menyelesaikan makannya lalu bersandar ke belakang dan menyilangkan tangannya di depan dada. "Terus kalau itu beneran Alex, lo mau ngapain?" tanya Yuda bosan.

Evia mengedikkan bahunya, "Mungkin nyapa? Seenggaknya buat mastiin aja."

Yuda memijit pelipisnya. "Terserahlah." Yuda mengalah dalam argumen yang tidak berarti ini. "Lo masih makan? Gue ada tugas. Kaki lo udah gak kenapa-napa, kan? Gue balik duluan," ucap Yuda seraya bangkit dari tempatnya dan meninggalkan Evita.

Evita bersungut-sungut karena ditinggal Yuda begitu saja. Padahal waktu istirahat masih tersisa 15 menit lagi. "Dasar baper," gumam Evita dan melanjutkan makannya yang masih tersisa sedikit.

"Ini kosong, kan? Gue makan di sini bentar ya. Sekalian nunggu temen gue juga," ucap Yuda ... tunggu, itu bukan suaranya Yuda. Evita hapal sekali suara Yuda. Evita mendongakkan kepalanya dan melihat sosok yang ia pikir dia itu Alex.

"Lo ... Alex bukan?" tanya Evita ragu. Laki-laki yang duduk di hadapannya pun menatap Evita. "Iya. Lo kelas 10 ya?" tanya Alex sambil tersenyum. Masih ramah kayak dulu, batin Evita.

Evita mengangguk sebagai jawaban. "Gue Evita ... kalau lo lupa. Gue gak nyangka kalau lo kakak kelas gue di SMA." Evita berkata pelan dan melanjutkan untuk menyuap suapan terakhir.

Dahi Alex berkerut. "Evita?" ulang Alex lalu diam sebentar. "Sori, gue pelupa. Nama yang bagus," ringis Alex karena tidak dapat mengingat Evita.

Ada sebersit rasa kecewa dalam hati Evita. "Gak apa-apa. Kalau gitu, gue duluan ya?" ujar Evita lalu meninggalkan kantin.

Seharusnya dia mendengarkan ucapan Yuda. Laki-laki seperti Alex, tidak mungkin akan mengingat Evita. Apalagi pertemuan mereka itu dua tahun yang lalu.

Evita berjalan dengan pundak yang lesu. Yah, setidaknya dia sudah menyapa Alex tadi, kan? Jadi, ia dan Alex hanya sebatas orang asing yang numpang lewat. Hanya itu.

Love AlmightyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang