Evita mendumal sambil melipat selembar kertas yang baru saja dibagikan. "Vit, lo mau ke kantin atau ke kelasnya Yuda?" tanya salah satu teman sekelasnya. Evita menatap temannya dengan pandangan kesal. "Suka-suka gue mau kemana sih!" jawab Evita sewot.
Bella, teman sekelas Evita, mendengus kesal mendengar ucapan Evita yang sewot itu. "Ih, ya udah sih, gue nanya doang!" balas Bella tak kalah sewot lalu meninggalkan Evita dengan menghentakkan kakinya.
"Guru sialan, remedial geografinya gak usah ngerangkum materi semester satu juga sih!" gerutu Evita sambil beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju perpustakaan sekolah.
Setelah masuk ke ruangan yang paling dingin itu, Evita menulis namanya pada daftar pengunjung perpustakaan hari itu lalu kakinya berjalan menuju rak bagian buku geografi kelas 10. Pasalnya, guru itu menyuruhnya untuk mengumpulkan paling lambat saat pulang sekolah. Dan waktu yang tersisa tinggal dua jam.
Dengan malas, Evita mengambil beberapa buku lalu duduk di salah satu meja yang kosong pada ruangan perpustakaan itu dan memulai membaca untuk merangkumnya.
Selama setengah jam, Evita fokus pada tugasnya. Mengacuhkan sekelilingnya. Saat suara rendah menyapanya, ia mendongakkan kepalanya dan orang itu duduk berhadapan dengan Evita.
"Ngngng... Alex?" ucap Evita agak terkejut. "Gue ganggu ya? Lanjut aja, gak bakal gue ajak ngobrol." Alex tersenyum lebar.
Evita membalasnya dengan tersenyum kikuk lalu kembali berkutat dengan tugasnya. Baru lewat 15 menit, Evita meletakkan pulpennya lalu menghela napas panjang dan menegakkan kepalanya untuk menatap Alex. "Sumpah, gue risi diliatin kayak gitu..." gumam Evita sambil menyisir rambutnya dengan jemari.
Alex terkekeh pelan. "Kenapa gak dikerjain di rumah tugasnya?" tanya Alex mengalihkan topik. Evita mengedikkan bahunya. "Baru dikasih tadi, disuruh kumpulinnya pas pulang." Jawabnya, enggan memberitahukan kalau itu tugas remedial.
Alex manggut-manggut. "Lagian, abis pulang sekolah gue mau ke toko buku. Mau beli buku yang ada di wishlist gue," lanjut Evita. "Kalau gitu bareng aja, gue mau ke sana. Mau beli buku resep makanan buat nyokap. Gimana?" ajak Alex dengan senyum merekah di bibirnya.
Evita terdiam sebentar untuk menimang-nimang, hingga akhirnya ia mengangguk.
Toh, apa salahnya?
---
a.n: halo! author's note-nya baru muncul sekarang.. haha. btw, plis, yang baca ini atau cerita gue yang lain, leave your comment(s), biar gue bisa tau siapa aja yang baca atau ada yg mau ngasih saran&kritik, it's free! lagi juga, your comment(s) itu bikin moodbooster banget bagi gue. ok kepanjangan, so bye.enjoy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Almighty
Historia Corta[TR 2] Evita bagi Yuda, terasa jauh namun sedekat nadi. Seperti ada sekat di antara mereka. Yuda bagi Evita, bagai suatu pulau yang indah. Seperti tempat untuk bersinggah. Bagaimana dengan Alex? copyright © 2015 by rdnanggiap.