Evita menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan. Sosok Yuda tidak menghampiri dirinya. Sudah 10 menit Evita menunggu Yuda untuk ke kantin bersama, namun tampaknya laki-laki itu tidak ke kelasnya.
Raut kecewa terpampang pada wajah Evita. Kakinya pun melangkah entah ke mana, mungkin ke kelas Yuda terlebih dahulu. Saat sampai di kelas Yuda, Evita malah melihat Yuda sedang bercengkrama dengan beberapa teman laki-lakinya.
Evita menepis pikiran-pikiran buruk tentang Yuda. Sahabatnya akan kembali padanya. Pasti.
Baru saja ia berbalik badan, gadis itu malah menabrak seseorang yang memegang segelas jus di tangannya. Evita terkejut lalu mengumpat pelan.
"Sori, gue jalan buru-buru." Orang itu terdiam sebentar. "Gue anter pulang deh. Baju lo udah basah semua gitu."
Evita mendongakkan kepalanya dan mendapati seorang Alex di depannya. Evita menghela napas panjang. "No, it's okay. Gue juga tadi yang salah, tiba-tiba balik badan." Evita tersenyum maklum. Suasana hatinya sedang buruk.
Mata Evita melirik ke dalam kelas Yuda. Ternyata Yuda hanya memerhatikan kejadian konyol ini dari jauh. Tidak membantu sama sekali. Bahkan, menghampirinya saja tidak.
"Nggak." Alex bersikeras. "Gue anter lo pulang, terus lo boleh minta apa pun yang lo mau. Di atas kepala lo kayak ada angin tornado gitu."
Evita tertawa kecil lalu tersenyum. "Oke."
Sebelum Alex menggenggam tangan Evita, mata Evita sempat melirik ke kelas Yuda lagi.
Laki-laki itu sedang tertawa bersama teman sekelompoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Almighty
Short Story[TR 2] Evita bagi Yuda, terasa jauh namun sedekat nadi. Seperti ada sekat di antara mereka. Yuda bagi Evita, bagai suatu pulau yang indah. Seperti tempat untuk bersinggah. Bagaimana dengan Alex? copyright © 2015 by rdnanggiap.