Karena pada akhirnya, yang selalu berjuang pun akan lelah menunggu orang yang diperjuangkan malah menyia-nyiakan dirinya.
Sama seperti halnya Yuda pada Evita.
Perasaan itu tidak akan hilang, walaupun Yuda terus mencoba untuk melupakannya. Bagaimana mungkin menutup perasaan yang teramat dalam? Pasti akan membutuhkan waktu yang lama, bukan?
Tapi bagaimana jika orang yang ingin dilupakan malah berusaha untuk mencegahnya pergi? Ingin memilih apa? Tetap tinggal atau tetap memilih untuk pergi?
Yuda malah memilih untuk tetap tinggal. Hatinya bersorak senang mendengar Evita akan mencoba untuk membalas perasaannya. Namun, logikanya bersorak tidak setuju. Ini perasaan, ini cinta. Tidak ada yang namanya coba-coba, memangnya ini parfum yang dipajang di etalase?
Lagi-lagi hati yang menang, hati yang memilih. Jika ada kesempatan, untuk apa memilih pergi agar dikejar? Ini bukan permainan anak kecil yang dinamakan petak jongkok.
Sedangkan Alex?
Dia hanyalah bagian dari segelintir orang yang numpang lewat. Seperti tokoh lain untuk memberikan hiasan manis agar kedua tokoh utama itu sadar, selalu bersama bukan berarti saling memiliki.
- T H E E N D -
a.n: AKHIRNYA! yak, ini namanya nama temen gue dan dari dunia asli semua. buat octobieber impian lo jadi kenyataan di sini.
Setelah ini, gue bakal buat shortstory lagi, dengan memakai nama temen gue MeWriteLove a.k.a Vira.
Yuk dibaca series gue (The Requested);
1. Get Lost (completed)
2. Love Almighty (completed)
3. Saat Sore (coming soon)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Almighty
Short Story[TR 2] Evita bagi Yuda, terasa jauh namun sedekat nadi. Seperti ada sekat di antara mereka. Yuda bagi Evita, bagai suatu pulau yang indah. Seperti tempat untuk bersinggah. Bagaimana dengan Alex? copyright © 2015 by rdnanggiap.