3

111 10 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Keinginan terbesar riki

Aku pulang bekerja dari tempat kerjaku yang kedua. Sejak kecil aku terbiasa bekerja bukan karena kedua orangtuaku miskin, malahan kedua orangtuaku berkecukupan namun aku malas meminta uang kepada ayahku. Ayahku melarang aku bersekolah bahkan setiap aku meminta sekolah dia malah memukulku.

Aku menunggu di gedung tua untuk temanku. Dia sering mendengar segala curhatanku mungkin semua rahasiaku ada di tangan dia. Reki memang kembaranku tapi aku tidak mau dia melihat sisi lemahku.

"Sudah lama disini lu?"

"Baru beberapa menit yang lalu ren." Ucapku.

Reno Bagaskara cowok asli indonesia yang tinggal di jepang karena kedua orangtuanya bercerai, dan reno memilih pergi ke jepang daripada tinggal di indonesia. Aku bertemu dengan dia pertama kali di cafe tempatku bekerja.

"Jadi mau curhat apaan lu?" Tanya Reno.

"Gua rasanya mau sekolah." Ucapku.

"Bokap lu masih melarang?" Tanya Reno.

"Percuma minta sama bokap. Gua udah males ngomong tentang keinginan gua tentang ingin bersekolah seperti semua adik gua." Ucapku.

"Ikut ujian kesetaraan aja." Usul Reno.

"Udah dapet ijazah kesetaraan sd sampai sma." Ucapku.

"Tuh sudah dapat semuanya." Ucap Reno.

"Gua tuh pengen ngerasain segala hal yang hanya bisa di dapatkan di sekolah ren. Dari semua cerita lu semasa sekolah aja gua pengen banget merasakan itu semua." Keluhku.

"Gua putus sekolah asal kau ingat." Ucap Reno.

"Setidaknya lu pernah sekolah ren beda sama gua yang belum pernah sekolah sama sekali." Ucapku.

"Walaupun lu gak sekolah tapi otak lu pintar." Ucap Reno.

"Gua menyerah." Ucapku.

"Kedua orang tua gua aja udah punya kehidupan masing-masing tanpa memikirkan gua sama sekali." Ucap Reno.

"Lu kenapa gak ikut salah satunya?" Tanyaku.

"Kagak mau gua. Makanya kabur ke jepang dan malah ketemu sama lu." Ucap Reno.

"Untungnya gua ngerti bahasa indonesia sedikit pas lu nyasar waktu itu." Ucapku.

"Jangan lupa obat lu minum." Nasihat Reno.

"Ya kalau ingat." Ucapku.

"Kebiasaan." Ucap Reno.

"Hahahaha." Tawaku.

Aku dan reno bercerita banyak hal dan aku pamit pergi lagi untuk pergi ke tempat selanjutnya. Aku memiliki tiga pekerjaan dalam sehari. Fisikku melemah karena ini semua tapi aku tidak peduli soal itu.

Sekitar dini hari aku baru selesai bekerja. Aku masuk dari jendela kamarku sendiri karena menurut sms dari reki ada ayahku di rumah. Pagi harinya aku terbangun karena alarm yang kupasang berbunyi dan dengan cepat mandi untuk bersiap-siap kerja.

Aku akan membuka kenop pintu ada tangan yang menahan pergelangan tanganku membuka kenop pintu. Itu kaachan dia menatapku kasihan dan aku hanya mengelus pipi kanan kaachan lalu menciumnya.

"Kaachan maaf belum bisa menjadi anak yang baik untukmu." Ucapku.

"Kau anak baik nak. Sarapan sebentar dulu nanti baru berangkat bekerja." Ucap Kaachan.

"Sudah terlambat kaachan aku harus berangkat sekarang." Ucapku.

"Harusnya kamu tidak melakukan ini semua nak. Semua musibah yang menimpa keluarga kita bukan kesalahanmu sepenuhnya." Ucap Kaachan.

"Dia pembawa sial di keluarga kita!" Pekik Touchan menunjuk kearahku.

"Pembawa sial ini akan pergi sebentar lagi." Ucapku.

"Baguslah kalau perlu tidak kembali ke rumah ini!" Pekik Touchan.

"Niisan ayo berangkat bersama-sama!" Ajak Reki.

"Ayo eki." Ucapku.

"Reki sudah kukatakan jauhin anak pembawa malapetaka itu." Ucap Touchan.

"Aku dan niisan lahir di hari yang sama. Touchan malah menjadikan niisan sebagai kambing hitam atas semua kebangkrutan keluarga kyan. Harusnya touchan membenciku juga bukan hanya niisan." Ucap Reki.

"Kau membawa berkah di keluarga ini karena saat kau lahir ada investor masuk menyuntikkan dana untuk perusahaan." Ucap Touchan.

"Omong kosong!" Kesal Reki.

Reki menarik tanganku keluar rumah dan aku hanya diam saja. Selalu saja seperti itu kebangkrutan keluarga kyan dihubungkan dengan kelahiranku di dunia ini.

Reki tampak sedih dan aku langsung memeluk tubuhnya sangat erat. Reki pasti merasakan perasaan sedih dalam diriku tapi aku tidak mau reki melihat air mataku jatuh.

"Niisan menangislah." Ucap Reki.

"Biarkan saja dipendam sendirian olehku." Ucapku.

"Niisan baik-baik saja?" Tanya Reki.

"Baik-baik saja. Niisan akan pulang dua hari ke depan." Ucapku.

"Niisan tidak mau bertemu touchan ya?" Tanya Reki.

"Ya benar. Katakan kepada kaachan tidak perlu khawatir tentang keadaanku." Ucapku.

"Menginap di rumah reno-san?" Tanya Reki.

"Iya seperti biasa." Ucapku.

Di sepanjang perjalanan reki menceritakan banyak hal dan aku menanggapi setiap cerita reki. Aku mengantarkan reki sampai tiba di sekolahnya dan aku langsung berangkat bekerja setelah itu.

🍁 Ingin bersekolah

Kya Twins

~ 31 Maret 2023 ~

Double update soalnya aku sibuk kerja takut gak sempat update

✔️ Kyan Reki Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang