5

95 8 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Apabila riki terluka

Aku menghela nafas kasar karena bertemu touchan. Touchan menarik tanganku dan langsung membawaku ke gudang. Di gudang perutku di pukul beberapa kali dan aku membalasnya dengan menendang touchan.

"Mual sekali." Batinku.

"Kau melanggar janji bodoh!" Kesal Touchan.

"Bagian mana?" Tanyaku.

"Kau tidak bekerja seperti perjanjian awal kita berdua saat kau berusia tujuh tahun!" Pekik Touchan.

"Ternyata sudah sembilan tahun ya." Ucapku.

"Apa maksudmu?!" Kesal Touchan.

"Ya kau dulu melarangku makan bersama saat waktu makan. Aku hanya kebagian makanan sisa dan saat reki ingin memberikan makanan fresh untukku kau malah memarahi reki." Ucapku.

"Sampah memang patutnya mendapatkan makanan sisa." Ucap Touchan sarkas.

"Kau tahu apabila aku terlahir kembali di dunia maka aku meminta kepada tuhan tidak memberikan aku sosok ayah sama sekali." Ucapku.

"Ucapanmu konyol sekali." Ucap Touchan.

"Setidaknya empat adikku memiliki kenangan indah bersamamu. Aku tidak akan menuntut apapun terhadapmu. Aku juga sebisa mungkin tidak menemui wajahmu." Ucapku.

"Keputusanku tepat tidak menyekolahkanmu sama sekali selain pembawa sial ternyata kau kurang ajar terhadap orang yang lebih tua." Ucap Touchan.

"Kau memang lebih tua dariku tapi pemikiranmu seperti anak-anak." Ucapku meledek.

Touchan menendangku karena ucapanku barusan. Aku bangun dan memuntahkan darah cukup darah mungkin ada salah satu tulangku yang patah.

"Kau diam disini dan tidak ada jatah makan untukmu hari ini!" Tegas Touchan.

Touchan mengunci gudang dan aku melihat kearah jendela. Aku mencoba berdiri walaupun lumayan sakit jadi aku melompat dan memanjat kearah jendela untuk kabur.
Aku tidak peduli tentang hukuman tambahan touchan. Aku harus berangkat bekerja karena ada hal yang penting menyangkut masa depanku. Sejak kecil memang terlihat jelas kalau touchan tidak menyayangiku tapi kupikir hanya karena unsur tidak kesengajaan. Tepat usia tujuh tahun perjanjian dibuat dan aku mengerti kalau kehadiranku tidak diinginkan oleh ayahku bahkan seluruh keluarga besar kyan. Keluarga ibuku tidak masalah dan aku sering menginap di salah satu kakak dari ibuku.

Di pekerjaan aku mengabaikan rasa sakit dan bekerja seperti biasanya saja. Dan setelah shift selesai aku ke rumah sakit sebentar untuk memeriksa keadaanku. Ternyata benar salah satu tulang rusukku patah dan dokter menyarankan dirawat inap tapi aku menolaknya.

Aku pulang sekitar jam tiga pagi. Aku melewati jalanan yang sepi dan ada beberapa preman berlalu lalang tapi aku biasa saja. Mereka tidak akan mengusikku karena aku pernah menghajar mereka.

Tiba di rumah sekitar jam empat pagi dan aku menyelinap menuju ke kamarku sendiri. Aku beristirahat selama dua jam dan kembali terbangun mendengar suara alarm berbunyi.

"Niisan!" Panggil Reki.

Aku tersenyum melihat reki dan reki malah memeluk tubuhku sangat erat. Aku memeriksa kening reki ternyata cukup panas. Aku memangku tubuh reki dan reki malah menyembunyikan kepalanya di dada bidangku.

"Niisan jangan berangkat kerja!" Rengek Reki.

"Ada hal penting yang harus niisan lakukan." Ucapku.

"Aku mohon!" Rengek Reki.

"Baiklah niisan tidak akan bekerja hari ini." Ucapku.

"Niisan dipukul touchan lagi ya?" Tanya Reki.

"Iya." Ucapku.

"Punggung reki sakit tahu kemarin secara tiba-tiba!" Rengek Reki.

"Hahahaha gomen." Tawaku.

"Punggung niisan tidak sakit?" Tanya Reki.

"Sudah tidak terlalu sakit." Ucapku.

Reki menatapku polos dan aku mencium pipi kanan reki. Reki tertawa akan hal tersebut tak lama pintu kamarku terbuka itu ketiga adikku. Mereka tampak tak suka reki yang duduk di pangkuanku tapi reki dengan jahil malah memeletkan lidahnya kearah mereka.

"Niisan lihat niichan tuh!" Pekik Koyomi.

"Maaf ya semuanya reki demam aku harus menjaganya." Ucapku.

Mereka tampak kecewa dan langsung pergi dari kamarku. Reki menusuk pipi kananku dan aku melihat kearahnya. Kami berdua saling terhubung yah aku merasakan perasaan sedikit pusing juga.

"Kita tidur saja ya." Ucapku.

"Hm." Gumam Reki.

Reki malah menduselkan kepalanya di dada bidang mencari tempat nyaman. Aku tidak keberatan akan hal ini jadi aku kembali berbaring dengan reki yang malah memeluk pinggangku menggunakan kedua kakinya sangat erat.

🍁 Reki juga merasakannya

Ky Twins

~ 13 April 2023 ~

✔️ Kyan Reki Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang