02

414 67 5
                                    

『 Manusia saja yang terlalu rumit untuk dipahami 』

Chapter 02 : Sudut pandang

.

.

Eunwoo bukan tidak mengerti peringatan Mingyu lewat tatap mata menggebu-gebu, ia hanya pura-pura tidak tahu saja dan terus menawarkan pertemanan baru kepada Taehyung. Meski tidak seperti Jungkook yang terbilang gamblang menyatakan maksud tujuan hati, tapi Eunwoo juga ingin menambah tali silahturahmi tanpa harus membeda-bedakan orientasi seksual semata.

Taehyung sangat menarik, bagai ekor merak berpola unik nan cantik.

Eunwoo suka mempelajari warna baru seseorang dan Taehyung sukses jadi target paling tepat.

“Bagaskara kayaknya masih takut sama Langit.”

“Apa lo bilang?” Merasa terpanggil, Mingyu segera menyahut nyolot.

“Udah hampir satu bulan kita sekelas tapi Mingyu sama Taehyung baru ngobrol sekali dan itu pun cuma ngebahas tugas.” Eunwoo menghitung dengan mengangkat satu jari telunjuk jenaka.

Jungkook tergelak riang, rangkul bahu Taehyung yang sibuk mencatat materi dari buku paket tebal.

“Lucu gini kok takut, gue aja suka.”

Mingyu memasang gestur facepalm sedangkan Eunwoo nyaris tersedak potongan tahu bulat yang sedang ia kunyah. Serius, apa Jungkook tidak sadar perkataannya bisa membuat orang lain salah paham?

"Lo suka gue?" Taehyung angkat bicara setelah lama bungkam. Ia topang pipi yang dimiringkan malas seraya tebar senyuman manis memikat.

Iris hazelnut berkilau saat diterpa sebagian sinar cahaya matahari, tampak indah seiring hembusan angin nakal melewati celah-celah jendela juga gorden dibelakang kepala bersurai ikal kecokelatan.

Jungkook termangu takjub diam-diam, berusaha mengalihkan pandangan dari cipta Tuhan yang mampu menggoyahkan sanubari seraya terbatuk canggung meluruskan kesalahpahaman barusan.

"Maksud gue sebagai teman, masa lo gak paham?”

"Oh." Mingyu menyahuti asal-asalan. Ia duduk dihadapan Taehyung untuk mengamati sebentar. Menggaruk tengkuk yang tidak gatal dan berbisik mengawali suatu jembatan putus.

“Taehyung, gue boleh nanya?"

“Boleh.”

Mingyu tersenyum kikuk, ia injak kaki Eunwoo saat mendengar kekehan mengejek dari samping kanan. “Lo benci gak sama gue?”

Setelah semua yang Mingyu Faiq Bagaskara tunjukan perihal kelainan seksualitas.

Benci.

Taehyung masih harus menjabarkan kata benci lewat akal sehat pun hati nurani yang terluka meskipun ia terus bersikap abai acap kali mendapat perlakuan buruk. Menutup buku catatan dan memutar pulpen diantara jemari tangan lentik, Taehyung bersandar pada punggung kursi sebelum menggeleng pelan.

“Benci gak semudah yang lo kira. Daripada benci, mungkin gue lebih kesel tiap liat muka lo aja.”

Jujur sekali

Kata-kata Taehyung dilempar apa adanya tanpa niat menyaring terlebih dahulu. Lagi, Jungkook tergelak puas dan mengusap kepala Taehyung gemas hingga sukses menarik atensi satu kelas yang membicarakan mereka bagaikan detektif Conan kala menggali lubang informasi teraktual.

365 | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang