05

338 60 2
                                    

Kamu pikir seperti candu tapi juga malu. 』

Chapter 05 : Jauh

.

˚⸙͎۪۫⋆

.

.

.

Papan buletin mading mulai berganti judul dari ‘Penyuka sesama jenis, Garuda Bangsa.’ menjadi ‘Angkasa yang terbawa arus dunia kaum pelangi.’

Entah siapa yang mengetik berita tersebut lalu menempelnya kelewat kurang ajar. Taehyung membaca sambil mengepalkan kedua tangan marah, baru kali ini menunjukan emosi padahal dia selalu cuek dan menutup telinga jika ada oknum yang menghina. Sayang, nama Jungkook terbawa-bawa menumpahkan image jelek bergelar hama.

Taehyung tidak suka.

Taehyung murka.

Tak masalah jika hanya nama dia yang ternodai oleh lumpur memuakkan namun Angkasa harus tetap bersih dan bersinar bersama semesta cantik. Bukan jatuh tergenangi air kotor Langit sebab nyaris runtuh kehilangan harapan.

“Lo udah selesai baca?” Suara berat seseorang berasal dari belakang punggung Taehyung.

Familiar tapi tidak akrab.

“Siapa yang nulis artikel ini?” Taehyung bertanya menyembunyikan getar kejengkelan.

Namjoon malah tersenyum dan mencabut selembar artikel bertuliskan huruf kapital lalu merobeknya sebelum digulung dan dilempar sukses memasuki tempat sampah hijau.

“Gak usah dipikirin nanti stress.”

“Biasa aja.”

Nyatanya Taehyung berbohong, memasukan tangan berkeringat ke dalam saku celana guna menutupi afeksi berkecamuk. Namjoon memperhatikan melalui sudut mata, ia mengulas senyum tipis. Usap kepala Taehyung hangat dan berbisik seolah ingin mengusir kecemasan berlebih.

“Mau tahu rahasia gak?”

Rahasia?

Menoleh bingung, Taehyung menunggu sambungan percakapan Namjoon seraya memastikan sekeliling koridor masih cukup sepi dari keramaian murid lain. Jungkook belum datang, mungkin bangun kesiangan.

Mingyu dan Eunwoo jangan ditanya lagi, mereka telak jadi langganan penghuni gerbang sekolah. Terlambat 5 menit bagaikan kegiatan rutin sampai-sampai mengumpulkan poin pelanggaran yang cukup membuat mereka dipanggil ke ruang bimbingan konseling.

“Lo gak sendirian.”

Omong kosong Namjoon berhenti tanpa niat melanjutkan lebih jelas, dia tertawa kecil. Berjalan dengan ransel di bahu kiri lalu melambai ringan sambil berjalan lurus ke depan.

Sampai jumpa.

Kira-kira begitu arti gerakan tangan Namjoon.

Hati manusia sangat beragam, membuat kunci rahasia mereka sendiri seolah-olah kata ‘rasa’ adalah bagian dari skenario takdir menyedihkan atau memalukan.

365 | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang