3

3.5K 426 9
                                    


"Maafkan anak saya tuan Wen, dia sudah lancang. Saya akan pastikan dia tidak akan macam-macam lagi" sang ibu berlutut memohon

"Maafkan adik saya tuan" bahkan sang kakak pun ikut meminta maaf

"Jika saya tau anak kamu mengganggu kehidupan anak saya lagi maka kamu dan keluargamu akan mendapatkan musibah yang cukup besar, apakah kamu mengerti?" Ujar seorang laki-laki dengan setelan jasnya

"Baik tuan"
.
.
.

"Apa kau sudah gila Minghao!" Teriak sang ibu setelah menampar anaknya itu

"Ibu tenanglah" sang kakak menenangkan ibunya yang marah

"Maaf" ujar Minghao

"Hanya itu? Apa kau tidak berpikir dulu sebelum bertindak? Bisa-bisanya kamu mencoba mencelakai pacar dari putra tuan Wen!" Ujar sang ibu

"Ibu sudahlah, Minghao juga mengatakan dia menyesal dan tidak akan melakukannya lagi" ujar Xiumin menenangkan sang ibu

"Maaf..." Minghao mulai menangis menyesali perbuatannya
.
.
.

Malam hari dengan cahaya bulan yang terang menjadi lampu bagi mereka, Xiumin sedang mengendarai mobil bersama sang adik. Mereka baru saja pulang dari piknik sore, Xiumin mengajak Minghao piknik untuk mengalihkan pikiran sang adik.

"Apa kamu sudah merasa lebih baik?" Tanya Xiumin sambil menyetir

"Iya" angguk Minghao

Mobil terhenti dilampu merah tepat di sebuah perempatan, tak lama lampu pun berubah menjadi hijau. Xiumin mulai menjalankan mobilnya di jalanan sepi itu.

"Syukurlah jika kau sen-"

"Hyung! Awas!!"

Bruk!!

Sebuah mobil berwarna hitam menabrak mobil mereka dari arah samping dan membuat keadaan mereka menjadi sangat parah. Xiumin terlihat tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir begitu banyaknya di kepala, Minghao juga sama namun tak separah  milik sang kakak.

Minghao mulai membuka mata sadar

"Halo, dia sudah saya urus. Tapi dia bersama dengan kakaknya didalam mobil ini" ujar seseorang diluar mobil dengan setelan hitam

Walau Minghao berada di dalam mobil, ia masih bisa mendengar samar apa yang dikatakan oleh orang itu. Tak lama beberapa mobil lain datang menuju ke arah mereka, Minghao tak memperdulikan mereka yang ia inginkan hanyalah keselamatan kakaknya saat ini.

"Hyung.." ujar Minghao lemah
.
.
.

"Hyung... Hyung... " Minghao menangis memanggil sang kakak dalam tidurnya

"....hao minghao! Bangun!" Xiumin mencoba membangunkan Minghao yang mengigau

"Hyung! Maafkan aku, maafkan aku" Minghao terbangun dan langsung memeluk sang kakak sambil menangis

"Tenanglah, sudah.. tidak apa-apa" Xiumin mencoba menenangkan Minghao walau tak mengerti akan kegelisahan sang adik

•••

"Apa kamu akan baik-baik saja dengan kaki seperti itu?" Tanya sang kakak

"Tidak apa, hyung tidak perlu khawatir. Kakiku sudah jauh lebih baik dari pada kemarin" ujar Minghao

"Jika ada apa-apa langsung hubungi Hyung!" Ujar Xiumin

"Iyaa.."

Minghao berjalan memasuki sekolah dengan kaki sedikit pincang.
"Aku harap hari ini tidak perlu berurusan dengan mereka" harap Minghao dalam hatinya

RETURN | junhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang